Thursday, June 26, 2014

Anak Yatim Pencongkel Jendela



Kutulis ulang kisah ini dalam versi blog. Dulu saya menuliskannya di FB dan banyak yang tertarik dan share. Kisah menarik ini saya dengar sendiri dari yang mengalaminya. Silahkan menyimak.

Pada suatu hari, ada seorang ibu yang terbangun pada dini hari lantaran mendengar suara aneh. Rupanya ada seseorang yang sedang berusaha mencongkel jendela rumahnya. Kebetulan suaminya bekerja di luar kota dan malam itu tidak di rumah. Ia hanya bersama anak-anaknya yang masih kecil. Rumah mereka terletak di paling ujung, selain rumah saudaranya di sebelahnya, rumah tetangga lain berjauhan.

Alih-alih takut, ibu muda itu justru bersiaga melawan pencongkel jendela itu. Dicarinya senjata, dan hanya palu besi yang mudah ia raih. Dalam kegelapan ia bersiaga menanti. Tak lama kemudian pencongkel jendela itu berhasil memasukkan tangannya, segera ditangkap olehnya itu dan dipukulnya keras-keras dengan palu yang dipegangnya.


Memang ia tidak bermaksud untuk menangkap siapapun itu yang mencongkel jendela rumahnya, namun ia hanya ingin memberi tanda agar katahuan dan juga efek jera. Maka ketika orang itu berusaha melepaskan tangannya, ia membiarkan saja pencongkel itu melarikan diri.

Mungkin jika ia berteriak meminta tolong, pencongkel itu akan tahu bahwa ia hanya perempuan sendirian, dan justru akan terjadi hal tidak ia inginkan.

Esok harinya, ia tidak menceritakan peristiwa pembongkaran jendela itu pada siapapun. Ia hanya mencari tahu ke klinik yang terletak di dekat rumahnya, siapa kira-kira yang akan berobat karena terluka tangannya oleh pukulan palunya. Karena petugas klinik itu juga temannya, maka mudah ia memperoleh informasi itu.

Ternyata memang esoknya ada seorang anak remaja berbadan besar yang berobat karena tangannya terluka. Ia mengaku mendapat luka karena terjatuh. Namun ibu muda ini tahu, bahwa anak itulah yang telah berusaha memasuki rumahnya. Ia juga pernah mendengar kabar bahwa anak tersebut diduga telah beberapa kali melakukan pencurian di rumah warga, termasuk di rumah keluarga besar ibu muda itu.

Ibu ini mencari tahu tentang remaja ini, ternyata ia adalah anak yatim yang putus sekolah dan tinggal di desa sebelah. Keluarganya tidak mampu dan ia tumbuh menjadi anak nakal. Sering membuat masalah di sekitarnya. Ia tidak mau solat dan tidak mau ke masjid.

Ibu muda ini lalu menyengaja mendatangi keluarga itu dan menyantuni si anak yatim dan keluarganya. Ternyata walaupun badannya besar, ia baru berumur 14 tahun. Ia tidak menyinggung tentang peristiwa itu kepada si remaja, ia juga tidak menceritakan pada siapapun, khawatir orang lain akan semakin membenci remaja itu. Namun remaja itu tahu, bahwa ibu muda itu adalah pemilik rumah yang telah menangkap tangannya.

Subhanallah beberapa waktu kemudian, ia mendengar dari ibu si remaja, anaknya telah insyaf, rajin sholat dan mau pergi ke masjid. Bahkan bersedia ikut kejar paket A untuk mendapat ijazah SD. 

“ Saya tidak tahu, apa yang menjadikan ia insyaf dan menjadi anak baik...” begitu tutur janda, ibu si remaja yatim itu. Ia pun tidak tahu peristiwa terkait luka di tangan anaknya. Ibu muda itu tetap menyimpan rahasianya. 
Ia itu tetap menyantuni si anak yatim dan mengajaknya mengaji, hingga kini.

*** 

Kudengar kisah ini dari ibu muda baik hati yang pemberani. Tidak banyak orang yang suka membalas keburukan dengan kebaikan dan memberi kemaafan tanpa diminta. Subhanallah benar janji Allah bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga. Ibu muda itu menyampaikan rasa syukurnya bahwa mungkin peristiwa itu telah membuka hati remaja yatim itu untuk kembali pada kebaikan.

Aku senang mengenal ibu yang baik yang berperawakan mungil dan berwajah cerah itu. Darinya aku mendapat pelajaran berharga tentang menyentuh jiwa seseorang. Seorang remaja yang hampir tersesat hidupnya. Pelajaran tentang keberkahan menutup aib seseorang. Juga pelajaran menyantuni anak yatim yang akan memberi pengaruh baik pada jiwa si yatim.

Kudoakan kebaikan untuk ibu muda yang berprofesi sebagai guru SDIT dan sedang berusaha menyelesaikan hafalan Qurannya, semoga dimudahkan menjadi hafidzah. 

Semoga diberikan rizki dan keberkahan serta istiqomah dalam dakwah.
Semoga kita juga menjadi barisan orang-orang yang gemar menyantuni anak yatim. Amiin.

“Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254]


15 comments:

  1. oh iya, kebetulan di bimbel tempat saya mengajar, owner kami juga menyantuni anak yatim dg memberikan les gratis untuknya. namun, si anak ini malas sekali, sudah kami nasehati gonta-ganti tapi tetap tidak mempan, sudah kami bujuk2 untuk datang lebih awal agar memperoleh materi tambahan agar dia mengerti, tapi ya begitulah, mental lagi. Suatu hari saya agak keras dengan dia (tidak membentak, tapi terus mengulangi pertanyaan yg sama karena dia sama sekali diam tidak mau menjawab), sampai dia menangis. Salah ya Mak, saya ini? Menghadapi anak yatim memang butuh kesabaran lebih, apalagi dia memegang teguh ayat yg menyatakan tidak boleh menyakiti anak yatim.. Saya bingung harus berbuat seperti apa dengan dia, lembut mlempem, keras ga boleh, tegas dia nangis.. Saya minta nasihatnya Mak.. Terimakasih banyak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak Riski, mungkin masih harus dicari sesuatu yang bisa menjadi kunci untuk menyentuh hatinya. misal jika ia cinta ayahnya, beri motivasi agar bisa menjadi anak yang berguna dan membanggakan ayahnya. Jika ia sayang ibunya, beri motivasi untuk membahagiakan orang tua. jika ia menjadi bahan ejekan, jadikan cambuk agar ia bisa bangkit.
      Jika semua hal telah dilakukan dan tidak membawa hasil, kita doakan saja, mungkin suatu saat dia akan ingat dan tersentuh dengan semua nasehat kita.
      begitu mak. Yang penting jangan merubah keikhlasan atau menyesali kebaikan yang pernah kita lakukan padanya.

      Delete
    2. InsyaAllah kalau menyesali kebaikan tidak pernah Mak. Ya, sih saya sedikit tau latar belakang kenapa dia menjadi yatim piatu. Sampai sekarang saya belum menemukan cara agar dia rajin dan disiplin dalam menuntut ilmu. Bismillah semoga dia mendapatkan hidayah dari Allah ya Mak, agar rajin belajar.. :) Terimakasih Mak.. :)

      Delete
    3. alhamdulillah mak...semoga Allah berikan balasan kebaikan pada mak Riski

      Delete
  2. patut di tiru ya mbak kebaikan si ibu itu

    ReplyDelete
  3. saluuuut deh dengan si ummahat tangguh itu.

    ReplyDelete
  4. Semoga kami bisa menirunya. Menyantuni anak yatim atau yang membutuhkan. Sangat inspiratif, Salam dari Bogor :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin saya doakan dapat menjadi insan mulia yang bermanfaat amiin. makasihkunjungannya ya

      Delete
  5. Duh, jadi ingat pencongkel jendela rumahku, tapi sudah dewasa & 2 orang. Awalnya di mencongkel 4 jendela tp gak dapat apa2. Dari jendela itu dia melihat laptopku. Akhirnya dia nekad membongkar pintu drpd pulang gak dapat2 apa. Meski laptop itu berhasil diambil, tapi Allah masih sayang pd kami. Anakku (remaja putri) terbangun tepat ketika dia didepan pintu kamarnya membawa pisau. Anakku sempat berteriak keras hingga bapaknya bangun. Orang2 itu lalu kabur & tidak melukai anakku. Sudah setahun lebih berlalu tapi aku masih ngilu & sering tidur di karpet depan pintu kamar anak gadisku.

    ReplyDelete
  6. masya allah mak, merinding bacanya. semoga kita dilindungi dari kejahatan yang tampak dan yang tidak tampak, amiin

    ReplyDelete
  7. Allah Karim, semoga lima yatim saya dilindungi Allah SWT dari perbuatan seperti itu, alhamdulillah dengan sekuat tenaga saya masih bisa membiayai lima yatim atas ridha dan pertolongan Allah SWT, sedih banget bacanya, terharu mba!

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin....semoga ya Allah...
      makasih sudah mampir ya

      Delete