Sunday, October 5, 2014

Maut dan Dara

Part 1.
Pernahkan anda merasa sangat dekat dengan maut?
Apa yang anda rasakan?

Biasanya hanya pada situasi khusus orang merasa dekat dengan maut. Misal dalam keadaan sakit keras, mendapat mushibah seperti kecelakaan atau dalam situasi sulit berhadapan dengan penjahat.

Orang yang sedang berada di atas pesawat yang sedang mengudara di ketinggian, kemudian mengalami cuaca buruk, turbulensi hingga kondisi darurat...


Dokpri
Sangat mungkin merasa dekat dengat maut. Seperti kisah ini. 
Seorang yang sakit berat, divonis usia tingal sebentar dan sakitnya belum ada obatnya....
Sedang naik kapal di tengah samudra. Tiba-tiba mesin kapal mati dan komunikasi terputus dengan manapun..

Anda sedang sendirian, dicegat perampok dengan senjata terhunus dan tak ada seorangpun yang mendengar erangan anda....
Yah pada situasi demikian wajarlah jika terasa maut begitu dekat.

Namun adakah orang yang merasa dekat dengan maut sedangkan ia berada dalam sutuasi keseharian yang normal saja?
Nyatanya banyak kisah tentang orang-orang yang mati 'mendadak' tanpa sebab-sebab yang mudah dicerna.

Om saya sakit flu, sudah merasa sembuh lalu jalan-jalan pagi. Setelah pulang,  mandi, sarapan dan berangkat sholat dhuhur. Baru sholat qobla dhuhur, pada sujud ke dua rekaat kedua, beliau tidak bisa bangkit lagi. Setelah koma dua hari, meninggal pada hari Jumat, tanpa pernah siuman lagi. Innalillahi.

Adapun tetangga teman, sedang rapat Rt. Beliau membawa cucunya. Karena cucunya rewel oulang beliau sempat mengantar pulang si cucu dalam jarak beberapa rumah.
Setelah kembali ke forum, beliau sempat tunjuk tangan untuk memberikan usulan. Ketika diberi kesempatan justru diam menunduk.Tunggu punya tunggu sang  bapak ternyata sudah meninggal.
Hebohlah forum rapat Rt itu.

Bukankah ajal tidak mengenal waktu, tempat atau situasi, tidak pandang usia.
Tak dapat dimajukan dan tak dapat diundurkan.


Jadi masihkan kita melalaikan sang maut?

 ***

Part 2. Berikut adalah Kisahku dengan Dara.


SELAMAT JALAN DARA...

Aku dan Dara

Mengapa ‘kepergian’ seringkali mengagetkan.
Seperti pagi ini, tanpa firasat apapun aku asyik menulis di depan komputer, saat suamiku mengabarkan kepergianmu.

Dara, tiba-tiba berkelebat  bayangan dirimu. Anak manis yang satu setengah tahun yang lalu datang ke Jogja, ke rumahku , menginap sebelum masuk asrama SMPIT.
Kamu yang imut dan manis. Dara anak manis.
Sungguh menyentak dan menguras emosiku, rasanya seperti kehilangan anakku sendiri.

Tak lama kemudian umimu menelepon diantara tangisan.
“ Umi, titip Dara, tolong jaga auratnya...” Aku mengiyakan.
Sama dengan pesan yang kuterima satu setengah tahun yang lalu saat umimu akan pulang ke Medan

“ Umi titip Dara...dilihat-lihat ya...”
Aku tak kuasa menahan air mata.
Kuingat belum sepenuhnya amanah itu kutunaikan. Hanya sesekali aku menanyakan kabarmu, mengajakmu menginap di rumah atau mengirimimu makanan.

Seperti terbang aku menyetir ke RS tempat kamu dirawat.
Sampai di sana banyak ustadzah dan teman-temanmu. Banyak air mata dan sedikit cerita.
“ Tadi pagi, Dara bangun baik-baik saja. Masih tertawa-tawa. Jam 7 kurang sepuluh, sudah siap berangkat Dara mengeluh sakit perut.

Teman-teman membantunya. Lalu mengeluh sesak nafas dan kami ambilkan obat semprotnya. Namun cepat sekali wajahnya menjadi pucat dan biru...kami panggil becak untuk ke RS ( RS hanya berjarak dua ratus meter dari Asrama).

Namun menunggu becak kelamaan, kami siapkan motor untuk membawa ke RS. Saat mau berangkat, becak datang. Kami jadinya naik becak.
Sampai di RS langsung masuk UGD.

Namun sekitar jam 07 lewat sedikit  kami dapat kabar bahwa Dara sudah pergi....”
Terbata-bata temannya bercerita.
“ Tadi malam masih  menjemur baju...”
“ Kemarin diskusi di kelas, tumben Dara sangat bersemangat...ceriaa sekali...”

Kuusap dan kucium pipimu yang pucat.
Dengan seragam biru putih, engkau seolah sedang tidur pulas.
Engkau masih anak manis dimataku.

Menunaikan amanah, kuikuti saat engkau harus diformalin sesuai prosedur pengangkutan dengan pesawat. Seorang ibu perawat menyuntikmu di beberapa bagian.
Lalu kami mandikan dan kafani kamu, dengan penuh kehati-hatian, kelembutan dan penuh cinta. Kujaga engkau seperti pesan umimu.

Engkau seperti tidur saja. Tubuhmu lembut dan lemas.
Engkau tetap manis dalam balutan kafan putih.
Masih kubayangkan engkau akan membuka mata dan tersenyum manis. Namun itu tidak terjadi.
Kami berdoa dan tak kuasa menahan kesedihan.
Hingga peti disegel dan siap diangkat ke ambulan.

Dara, semua siswa dan guru, sempat menyolatkanmu di masjid sekolah.
Banyak doa, air mata dan cinta untukmu.
Selamat jalan Dara, selamanya engkau menjadi dara, karena Allah menyayangimu.
Semoga syurga Allah untukmu.

Tinggallah aku menulis ini sambil bertanya-tanya....kapan aku menyusulmu.



12 comments:

  1. maut memang rahasia Allah yg gak mungkin bisa dihindari ya mak,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mak, saya senang pergi takziyah untuk dzikryl maut.

      Delete
  2. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ..
    Maut tiba2 dan menghentak yang hidup
    Selamat jalan dara ....

    Ikut terhenyak membaca kisah ini

    ReplyDelete
  3. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

    ReplyDelete
  4. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un ..


    Turut bersuka cita mba ...

    Selamat jalan dara ....

    ReplyDelete
  5. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un

    ReplyDelete
  6. innalillahi wa innailaihi rojiun,smoga amal ibadah dara diterima disisiNYA dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan.Aamiin

    ReplyDelete
  7. Subhanllah bergetar rasanya hati ini Ya allah... apa yg bisa hamba berikan...apa amalan terbaik hamba untukmu...Ya Allah hamba rindu mati namun hamba tak kuasa dengan dosa dna maksiat ini... Ya Allah berikanlah Khusnul Khatimah pada adik ini tempat yg terbaik... tentu saja saya juga akan menyusul......

    ReplyDelete
  8. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
    Semoga amal ibadah dara diterima Alloh swt, diberi tempat terbaik di sisiNya. Aamin... selamat jalan dara dan semoga kita bisa mengambil hikmah bahwasanya kematian itu sangatlah dekat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Btw saya dan suami insya Alloh akan ikut seminar dg narasumber mak Ida dan pak Cah 12 okt besok. Bagi-bagi ilmunya yang banyak ya mak Ida ;)

      Delete
  9. إنا لله وإنا إليه راجعون
    اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه

    ReplyDelete