Wednesday, February 11, 2015

Jengah Disebut Nenek

"Adik, salim tuh sama nenek!" Perempuan muda itu berkata pada anaknya. Seorang lelaki kecil gendut yang tersenyum-senyum menampakkan deretan gigi mungil yang rapi.
Saya menengok sekeliling. Dan tak ada siapapun yang layak dipanggil nenek. Jadi panggilan itu untukku?
Ehm.

Aneh ya.kenapa saya merasa gimanaa gitu.
Jadi ingat peristiwa beberapa tahun yang lalu. Sudah lama berselang, saya pernah  menertawakan kisah seorang teman dekat. Ia seumuran saya, belum ada 40 tahun saat itu. Ketika sedang membeli buah bersama anak bungsunya, ia sempat tertegun.


"Cucunya pintar sekali nek!" 
Begitu komentar penjual buah sambil menunjuk anaknya yang berumur sekitar 3 tahun. Si kecil itu sedang menghitung buah-buahan dengan suara keras.
Teman saya tersenyum kecut atas pujian dan salah faham itu. Pujian karena putrinya memang pintar. Salah faham karena itu putrinya, bukan cucunya.
Pulang ke rumah ia langsung mengambil kaca dan bersungut- sungut menghitung jumlah kerutan di wajahnya.

Yah, kami tertawa bersama ketika ia menceritakan ulang kejadian itu. Wajar bukan, belum lagi berumur 40, ia jengkel dipanggil nenek.

Tapi saya? Sudah punya menantu, walaupun belum punya cucu, usia hampir kepala 5, tapi kenapa jengah dipanggil nenek?

Harusnya saya menginsyafi dengan sepenuh keinsyafan bahwa saya tak muda lagi.
Tanda-tanda itu telah lama dikirim alam berupa rasa lelah yang tak kunjung lerai, tensi yang tak kompromi, mata yang mulai rabun, beberapa lembar uban dan apa lagi ya ... terlalu banyak sepertinya.

Memang saya mendengar juga cerita beberapa teman yang menggendong anak pertama dan masih jengah disebut atau dipanggil ibu. Memiliki anak bukan berarti siap masuk dalam golongan ibu-ibu. Maunya dipanggil kak atau mbak.


Entahlah apakah ada juga pembaca yang mengalami, atau hanya saya dan beberapa teman saja yang tak menyadari merangkaknya usia. Lupa bahwa usia membawa perubahan penampilan pastinya. Mau tidak mau memang harus mempersiapkan diri.

Jadi walaupun belum punya cucu, saya bersiap dipanggil nenek. Apalagi jika sudah bercucu. Kiranya tak ada yang lebih membahagiakan seorang ibu yang dipanggil mama atau ibu atau umi, oleh anaknya sendiri. Atau dipanggil nenek oleh cucu tercinta.

Hmm jadi pengin segera punya cucu.

6 comments:

  1. Semoga segera dikaruniai cucu ya bu :)

    ReplyDelete
  2. sudah kodrat ya mbak kalua punya cucuk ya di panggil nenek

    ReplyDelete
  3. betul mak, bukan itu saja perempuan jengah disebut nenek menandakan dia sudah tua dan juga jengah kalau dibilang tambah gemuk!!

    ReplyDelete