Friday, June 14, 2019

Selesaikan Urusan

Selesaikan Urusan

By. Ida Nurlaila

"Kata ibu, aku harus meletakkan sendiri piringku ke tempat cuci sekalipun makan di rumah orang!"
Terkejut saya mendengar kalimat tersebut dari tamu kecil usia delapan tahun. Ia menolak ketika aku bilang, tinggalkan saja di meja makan, nanti saya (selaku tuan rumah) yang akan membereskan. Kuperhatikan ia menuju dapur dan meletakkan piring dan gelas kotor. Aku melarang ia mencuci sendiri.

Bagaimana pesan orang tua dapat begitu masuk ke dalam diri anak? Tentu karena berulang hingga menjadi habbit.
Menarik kebiasaan untuk menuntaskan suatu urusan sebelum berpindah ke urusan yang lain. Ini sikap mental yang mendasar wujud tanggung jawab dan adab.

Dari hal sederhana seperti saat bangun tidur, jangan meninggalkan tempat tidur kecuali setelah merapikannya. Menarik sprei hingga kencang, menyusun bantal, melipat selimut dan mematikan lampu.

Saat meninggalkan meja makan pastikan mengangkut peralatan kotor, mengelap meja, menutup sisa makanan, merapikan kursi bahkan menyapu remah yang tercecer.  Saat memasak jangan lupa mencuci peralatan segera, membersihkan kompor dan tentu mematikan api kompor. Menutup makanan, menyimpan sesuai tempat penyimpanan.

Meninggalkan kamar mandi, pastikan tidak meninggalkan pakaian kotor, sampah dan 'jejak' peninggalan di closet. Bahkan pastikan tidak ada bau pesing atau bau tak enak. Siram semua hingga bersih dan wangi. Matikan kran dan lampu. Jika perlu jangan merendam gayung yang akan membuatnya berlumut atau bernoda. Perilaku ini di kamar mandi manapun yang anda kunjungi. Saya bahkan menyempatkan menggosok lantai yang kotor jika ada alat untuk melakukannya.

Jika bertamu, jangan meninggalkan sampah di rumah yang dikunjungi. Apakah gelas air mineral, tisu, bungkus makanan atau apapun yang akan mengotori. Jika mungkin bawalah kantung plastik dalam tas harian untuk tempat sampah darurat.

Suatu ketika kami ceck out hotel di Berlin. Ketika kami meninggalkan kamar, panitia melongok dan berkata:
"Terimakasih telah meninggalkan kamar yang rapi!"
"Istri saya selalu begitu!" jawab suami saya.
"Saya sedih jika melihat tamu meninggalkan kamar hotel dalam keadaan berantakan. Alhamdulillah bapak ibu tidak demikian," pujinya.
Kami tersenyum saja.

Begitulah saya berusaha mengembalikan keadaan kamar persis seperti ketika masuk pertama kali. Tata letak barang, sprei yang licin dan kamar mandi yang bersih. Rasanya malu sendiri jika meninggalkan jejak acak- acakan, padahal tentu sprei akan diganti tempat akan dibersihkan dst.

Lihatlah betapa buruk adab saat selesai suatu pertemuan, ruangan yang semula rapi indah menjadi penuh sampah berceceran, tisu kotor dan makanan tumpah. Memang bukan kewajiban tamu membersihkan, akan tetapi apa beratnya membawa bungkus makanan sendiri dan membuangnya ke tempat sampah.

Saat makan di rumah makan, lakukan kebaikan kecil. Seperti merapikan piring gelas kotor, mengumpulkan sampah dan mengelap meja seperlunya. Tak lupa kembalikan posisi kursi seperti semula.

Dalam skala yang lebih besar, seorang yang mengontrak rumah, masuk dalam keadaan rumah rapi bersih selesai dicat ulang. Dan seringkali mereka pindah meninggalkan lantai yang kotor, dinding penuh coretan serta barang yang rusak. Kami minta ijin mengecat setelah pindahan. Tak enak melihat 'lukisan' anak-anak menghiasi dinding yang semula mulus. Kadang tuan rumah tak mengizinkan, dan menganggap hal tersebut kewajiban tuan rumah.

Selesaikan suatu urusan secara tuntas, itu juga bermakna jangan meninggalkan hutang. Berjihadlah untuk membayar hutang agar saat Allah memanggil namamu maka bebas dadi  hutang.

Yuuk menelisik diri, adakah telah menyelesaikan urusan?

2 comments:

  1. "Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 9 games
    ayo mampir kemari ke Website Kami ya www.arenadomino.com

    Wa :+855964967353
    Line : arena_01
    WeChat : arenadomino
    Yahoo! : arenadomino"

    ReplyDelete
  2. Memang urusan itu harus diselesaikan secepat mungkin kalau bisa, agar pikiran tenang, makasih ibu sudah berbagi. Bolehlah mampir juga ke https://sas.telkomuniversity.ac.id/en/

    ReplyDelete