Sunday, January 1, 2012

Guru Spiritual -2 Yang Kualami di Tanah Suci (16)


Oleh : Ida Nur Laila

 Dalam  berhaji, tentu tidak ada proses yang sempurna, dibutuhkan keshabaran, toleransi dan permakluman dari jama’ah. Demikian pula dalam penyelenggaraan oleh travel kami, tentu ada saja yang bisa menjadi bahan kekecewaan jama’ah. Dan disanalah luar biasanya guru spiritual kita. Jika dalam travel lain sampai ada yang marah, menggebrak meja makan lantaran menganggap menunya tidak standard. Menyidang pengelola travel dan meminta pertanggungjawaban atas biaya yang mereka keluarkan, maka yang demikian ini tidak ada dalam rombongan travel kami.
Semua jama’ah tampak enjoy menikmati  setiap kali ada penundaan, keterlambatan perjalanan. Bahkan ketika terjadi keterlambatan pasokan makan hingga suatu malam makanan digelar saat jama’ah sudah tertidur. Tidak ada yang emosional. Tidak ada yang marah. Inilah mungkin kesadaran berhaji yang ditanamkan, kekuatan do’a dan pengaruh spiritual DR. Mushlih.
Saya terkesan dengan doa nabi Yunus yang beliau ajarkan. Do’a jika kita dalam mushibah yang berat. Membayangkan mushibah yang menimpa nabi Yunus. Ditelan ikan dan dibawa ke dasar samudra. Kalau keluar dari perut ikan belum tentu juga selamat. Terkadang seorang yang sedang dalam masalah seolah tidak bisa melihat cahaya jalan keluar. Semua gelap dan berlapis-lapis. Maka mengamalkan do’a nabi Yunus semoga dapat mengundang pertolongan Allah. Do’anya demikian :
 “ Laailaha illa anta, subhaanaka inni kuntu minadzoolimin...”
Artinya : Tidak ada tuhan selain Engkau (ya Allah), dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dzolim...

Demikian pula do’a nabi Ayyub saat tertimpa ujian sakit yang tak terperikan. Dijauhi oleh tetangga, kerabat bahkan istri dan anaknya. Tak ada manusia yang pernah menderita sebanyak penderitaan penyakit nabi Ayyub. Do’a Nabi Ayyub ini layak diamalkan oleh setiap orang yang tengah sakit.
“Rabbi innii massaniadhurro, wa anta arhamurraahimin”
Artinya : Ya Allah ya Tuhanku, aku dilanda penyakit.Dan Engkau Maha Penyayang melebihi semua penyayang...
Satu hal yang menarik juga adalah, beliau suka mendoakan jama’ah. Do’a apa saja, yang kadang justru membuat kami geli. Misalnya percakapan berikut :
“Berapa putranya bu?”
“ Lima, ustadz “
“ Maukan saya doa’akan agar menjadi 15?”
“ Ampun ustadz...” jawab jama’ah tersebut buru-buru. Kami yang mendengarnya tertawa.
Ketika tahu saya tinggal di Jogja, beliau mendoakan,
“ Saya do’akan bu Ida nanti besanan sama Sultan...”
Saya tertawa mengingat anak Sultan HB X ada 5 dan yang belum menikah hanya satu, itupun sudah tergolong berumur. Dan anakku laki-laki masih kecil-kecil.
Ketika seorang teman ditanya apa pekerjaannya dan ternyata ia dosen di UGM, maka ustadz segera mendo’akan :
“ Saya do’akan kelak jadi rektor UGM, Amin..” banyak jama’ah yang mengaminkan dan teman saya hanya terlongong-longong.
Ketika tahu profesi seorang jama’ah adalah dokter, maka beliau mendo’akan :
“ Saya do’akan kelak jadi menteri Kesehatan, amin...” kami semua mengaminkan tapi yang dido’akan hanya tersenyum.
Seorang jama’ah yang bernama pak Rukan , di doakan agar memiliki banyak RUKAN (Rumah Kantor). Tentu kami juga tergelak dengan plesetan itu, walaupun demikian kami koor mengaminkannya.
Seorang pengusaha peternakan  sapi didoakan memiliki ratusan sapi.
Seorang pengusaha fast food ayam goreng didoakan punya 10 rumah makan.
Ada yang didoakan jadi Bupati, jadi Gubernur, jadi Presiden...
Dan masih banyak lagi do’a yang beliau panjatkan dan kami aminkan, walaupun kadang kami sambil tersenyum-senyum, atau bahkan terpingkal-pingkal. Namun beliau tetap berungguh-sungguh dengan doanya.
Hal lain yang membuat kami lebih akrab dengan beliau adalah, beliau suka memberi hadiah nama, bagi yang namanya belum memakai bahasa Arab. Atau yang namanya belum memiliki ma’na yang berarti.
Misal seorang teman diberi nama Abdul Qowy, lantaran namanya Teguh. Abdul Qowy maknanya adalah hamba Allah yang kuat. Lucunya beliau kadang memberi nama yang sama pada orang yang berbeda. Sehingga yang bersangkutan ketika mengenalkan diri akan menyebutkan  :
“ Nama saya Abdul Qowy satu...”
“ Saya Abdul Qowy dua...”
“ Saya Abdul Qowy tiga..”
Dan kami yang mendengarnya tergelak-gelak.
Kadang seseorang diberi nama lebih dari sekali dengan nama yang berbeda. Dan memprotes :
“ Ya ustadz kemarin saya sudah diberi nama...”  kali ini ustadz yang lupa, saking kebanyakan mengganti nama.
Ada yang lupa ketika akan mengenalkan nama barunya. Ditanya oleh ustadz, apakah sudah diberi nama ganti, dan ia menjawab belum. Istrinya mengingatkan bahwa ia sudah diberi nama. Giliran yang bersangkutan yang lupa. Semua itu membuat kami hangat dan akrab.
Saat terakhir para jama’ah menyampaikan kesan dan pesan, kebanyakan mereka terkesan dengan bimbingan dan akhlaq beliau yang insya Allah sedikit banyak membantu kami dalam memaknai ibadah haji. Semoga balasan dan rahmat Allah tercurah pada beliau. Semoga beliau dikaruniai umur panjang yang berkah, ilmu yang bermanfaat, haji yang mabrur, dan rizki yang luas, amin. Semoga semua ilmu yang disampaikannya menjadi amal jariyah yang terus tersambungkan pada beliau.
Terimakasih guru spiritrual.

No comments:

Post a Comment