Tuesday, January 31, 2012

Ladang Onta


Wisata Haji (7)  
Oleh : Ida Nur Laila

Senyumnya imuut_dokpri


Ladang Onta
Wisata selanjutnya adalah mengunjungi peternakan onta atau ladang onta.
Menempuh perjalanan yang lumayan jauh, tanpa aku tahu arah dan mana tempatnya, sampailah rombongan empat bus kami di sebuah lembah diantara bukit-bukit. Di sanalah terdapat beberapa lokasi kandang unta. Yang disebut kandang hanyalah pagar kawat dan besi yang mengililingi sejumlah unta di tengah panas terik padang pasir. Beberapa tanaman semak tumbuh agak tinggi, namun daunnya yang kecil-kecil dan tidak rimbun tak mampu meneduhi.
Aku pernah melihat onta di tanah air, di kebon binatang tentunya. Ada satu atau dua onta penghuni bon bin yang bisa ditonton pengunjung. Namun di ladang onta ini, banyak onta dalam berbagai ukuran dan gaya yang bisa ditonton. Warna bulu unta ini bermacam-macam. Ada yang putih, kekuningan, abu-abu, kehitaman, coklat...kebanyakan berpunuk satu. Para pengunjung tertarik untuk memotret atau berpose bersama sang artis padang pasir berleher jenjang itu. Akupun memotret seekor unta. Rupanya sang unta sungguh sadar kamera, ia lantas berpose tertawa memamerkan giginya...ah ada-ada saja.

Salah satu tujuan penting para pengunjung adalah mencari susu unta yang segar. Biasanya ada diantara sekelompok unta itu, unta yang sedang menyusui dan bisa diperah susunya. Ada saja pengunjung yang membeli dan mencicipi susu unta ini. Langsung setelah diperah tanpa direbus dulu. Bahkan ada yang minum bergantian langsung dari baskom penampung.
Susu unta berwarna putih pekat dan berbusa. Penjaga menyaringnya sebelum diserahkan ke pembeli. Namun ada juga yang suka minum langsung tanpa disaring. Konon susu yang diperah dari induk unta yang masih memiliki bayi, rasanya berbeda dari induk yang anaknya sudah besar. Susu ibu bayi unta terasa manis, dan susu ibu unta besar lebih masam. 

Aku sendiri tidak berani mencicip lantaran dengan susu sapi saja perutku tidak kuat. Aku biasanya mules dan diare jika minum susu segar. Cerita tentang pengunjung yang mulas dan diare setelah meminum susu unta ini, kerap kali kudengar, jadi aku tidak mau mempertaruhkan wisata ini dengan sakit perut. Walaupun kemudian, diantara teman-teman yang meminum susu onta, tidak ada yang sakit perut, alhamdulillah.
Menyaksikan penjaga unta memerah, berebut dengan bayi unta yang berputar mengelilingi induknya, mencari puting yang tidak dijarah...tak tega rasanya.
“ Waah kita ini mengambil haknya bayi unta...” kata seorang rekan. Hmm kasihan ya bayi-bayi unta itu...
Susu unta hanya diperah jika ada pembeli yang menghendaki, lantaran biasanya tidak tahan lama.
Sebagaimana susu-susu binatang lainnya, susu unta mengandung protein. Akan tetapi, khusus susu unta, protein yang dikandung lebih tinggi. Kandungan protein yang tinggi seperti ini juga terdapat dalam kencing unta. Temuan ini didapat dari penelitian yang pernah dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kedokteran, Universitas King Suud, Riyadh, Arab Saudi.
Dengan kelebihan itu, susu dan kencing unta sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit hepatitis, sebagaimana dikatakan oleh Ar-Razi. Orang ini dikenal sebagai salah seorang filosof sekaligus dokter yang pernah muncul dalam sejarah Islam.
Selain itu, susu dan kencing binatang berpunuk tersebut dapat pula dipakai untuk mengobati diabetes dan penyakit kulit. Dalam Zad Al-Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibad, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan, susu dan kencing unta bekerja memperlancar sistem metabolisme tubuh kita. Karena itu, wajar, jika sejumlah penyakit yang menyerang organ-organ di dalam perut dapat diobati dengan susu dan kencing tersebut.
Mengutip Ibnu Sina dari karyanya yang berjudul Al-Qanun fi Ath-Thibb, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah juga menyetujui, susu unta terbaik adalah susu unta yang berasal dari unta-unta orang Arab Badui. Hal ini disebabkan oleh kenyataan penting bahwa unta-unta yang paling berkelas adalah unta-unta mereka.
Kudengar cerita tentang pengunjung yang juga memburu air kencing unta. Harganya lebih mahal dari susu unta. Ah tak bisa kubayangkan menggunakan air kencing untuk obat, doleskan di tempat yang sakit atau diminum. Bukankah masih banyak obat lain yang lebih enak dan bukan dari kotoran. Dari rombongan kami tidak ada yang menginginkan urin cap unta itu.
Di Mekkah maupun Madinah, ada saja penjual hati onta kering yang juga berkhasiat. Konon hati onta adalah obat mujarab mengobati asma dan gangguan paru-paru.

Berikut saya nukilkan cara mengkonsumsinya:
1.  Sangrai hati unta dengan sedikit minyak atau panggang dengan api kecil hingga terlihat matang (lebih dianjurkan dipanggang)
2.    Setelah itu hati unta dihaluskan hingga menjadi bubuk
3.    Hati unta yang menjadi bubuk dikonsumsi 2x sehari 1 sendok makan
4.    Bila sesak nafas,  hati unta dikonsumsi 1 sendok makan
Bersama para unta, tinggalah para penjaga berkulit legam yang konon dari Sudan.  sehari-hari bertugas menjaga, memberi makan minum dan memerah susu unta. Mereka tidur di tenda-tenda dan gubuk sederhana berdekatan dengan kandang unta.


Penjual  sedang menyaring susu unta

Kuamati apa yang dimakan unta, rupanya rumput kering dan rupa-rupa yang lain aku tidak tahu. Memang sulit mencari rumput yang dapat tumbuh di lembah ini. Hanya pasir dan kerikil batu dimana-mana. Beberapa semak tumbuh pendek dan nampak berdaun kecil-kecil dan berduri. Kira-kira dimakan unta juga tidak enak. Harga rumput mungkin mahal makanya unta kelihatan agak kurusan.
Sudah lama aku tertarik pada binatang jinak yang menurutku berwajah sendu ini. Mengapa Allah menjadikannya anugerah padang pasir...? Ternyata unta memang luar biasa.
Sepertinya unta diciptakan untuk kawasan padang pasir yang panas terik. Unta  mampu berjalan beberapa kilometer pada suhu sekitar 50 derajat C. Ia dapat bertahan tanpa air dan makanan selama delapan hari, bahkan kadang lebih karena Allah juga telah menjadikan tubuhnya berbeda dari binatang lain. 

Unta menyimpan air yang diminum di dalam tubuhnya untuk tempo yang panjang dan ia menghilangkan dahaganya dengan air ini yang ia dibawanya. Ketika unta menemukan sumber air, ia akan meminum dan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Wow....! Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan juga di sini.
Mendapatkan makanan juga merupakan masalah di padang pasir, karena padang pasir adalah tanah kering dan hampir tidak ada tumbuh-tumbuhan. Hanya terdapat beberapa tumbuhan berduri. Mulut dan bibir unta sangat kuat sehingga apabila ia menggigit, ia dapat menekuk lubang di tapak kasut. Karena itu ia dengan mudah dapat makan tumbuhan berduri dan menghilangkan kelaparannya.
Di samping itu, bulu yang menutupi kulit unta melindunginya dari suhu ekstrim, panas disiang hari dan dingin di malam hari atau di musim dingin. Allah menjadikan kaki unta lebar untuk berjalan di tanah berpasir tanpa terperosok walaupun membawa beban berat. Walaupun tubuh unta juga besar, tetapi ia tidak tenggelam ke dalam pasir. Tambahan pula, Allah telah menjadikan kulit di bawah kaki unta tebal. Dengan itu, tapak kakinya tidak akan terbakar pasir yang panas.
Badai pasir sering terjadi di padang pasir. Manusia tidak akan mampu membuka mata jika terjadi badai pasir. Bagaimanapun, unta mempunyai dua lapis bulu mata. Bulu-bulu mata ini bergerak cepat seperti sebuah perangkap dan ia melindungi mata unta ketika badai pasir.
Maka maha Benar Allah dengan firmannya tentang unta :
Artinya : "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan." (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)
Bersyukur kami sempat mengunjungi ladang onta dan mengagumi ciptaan Allah yang luar biasa ini, mengenal habitat dan mengamati kehidupannya.
Aku mengambil sedikit pasir dan kerikil dari ladang untuk kubawa pulang. Batu kerikil berwarna kemerahan.
“ Untuk apa bu...?” tanya seorang rekan, khawatir aku menjadikannya barang jimat.
“ Ini oleh-oleh untuk anakku. Ia adalah kolektor aneka pasir. Jadi biasanya kubawakan pasir dari tempat-tempat yang kukunjungi...” jawabku.
“ Tidak apa membawa dari sini karena ini bukan bagian dari tanah Haram. Kalau di tanah Haram, pasir dan kerikil batunya tidak boleh dibawa keluar dari tanah Haram...” jelas seorang pembimbing ketika aku menanyakan tentang segenggam pasirku. 

Dan berkembanglah percakapan tentang larangan membawa kerikil dan pasir dari tanah Haram. Konon sampai ada pesawat yang gagal lepas landas lantaran ada penumpang yang membawa batu tanah Haram. Wallahu a’lam.
Panas terik mengiringi bus kami yang meninggalkan ladang onta untuk melanjutkan perjalanan ke Jabal Magnet. Di perjalanan kami masih melihat gerombolan onta terdapat di kandang di kiri kanan tak jauh dari jalan raya. Selamat tinggal para onta!
Tulisan ini kuperkaya dari berbagai sumber.
(bersambung)

5 comments:

  1. waduh kayaknya enak deh bu susu untanya :D klo di Indonesia ada yg jual ga yah

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehye enggak tahu ya...saya malah nggak benani nyoba

      Delete
  2. Subhanallah smga bisa nyusul bu ida nur laila sampe mekkah 2016 aamiin

    ReplyDelete
  3. mudah mudahan saya bisa segera menyusul ya bu ... Susu Unta

    ReplyDelete