Monday, August 26, 2013

REVO DAN BU GURU YANG BIJAK


Revo dan Ibu Yani guru favoritnya.
Revo pulang sekolah sangat ceria.


" Umi, akhirnya bu guruku senang lho sama aku...!" kuperhatikan penekannya saat mengucapkan kata akhirnya...

Aku penasaran, menurut saya sejak dulu gurunya sayang sama Revo.

" Memang bu guru tadi bilang apa ?"

" Tadi waktu sholat, bu Yani bilang : Mas Revo hebat !"

" Oya, memangnya Revo sholatnya tertib ya...?"

" Kata bu Yani, tadi aku sholatnya semangat...sebenarnya tadinya aku kurang semangat, trus aku pengin semangat, jadi aku semangat. aku hebat kan mi...?"
" Iya Revo hebat..."

Revo masih senyum-senyum


" Bu Guru senang sama aku..." gumannya bahagia.

Subhanallah...betapa besar pengaruh sikap seorang guru. Sungguh komentar positif akan terpatri kuat dalam ingatan anak.
Jadi kubayangkan saat itu anakku sedang enggan sholat dan bu gurunya memotivasi sehingga ia bersemangat.

Tentang apresiasi guru kepada murid ini juga dialami teman saya, yang putranya sangat lelet dalam mengerjakan tugas harian. Saat penerimaan raport dan banyak murid mendapat hadiah untuk berbagai prestasinya seperti yang rajin sekolah, rajin mengerjakan PR, penyayang, suka menolong dan sebagainya, rekan saya berfikir keras, kira-kira putranya akan mendapat gelar apa. Menurut perkiraannya, di sekolah anaknya kurang begitu menonjol. Agak tegang ia menanti giliran.
Ternyata ia mendapat hadiah dengan gelar...anak yang ulet.

“ Mas ini adalah anak yang ulet dan pantang menyerah. Meskipun teman-temannya telah selesai mengerjakan LKS dan meninggalkan kelas, namun mas ini terus berusaha menyelesaikan LKSnya ...jadi ia adalah anak yang ulet dan selalu berusaha...”
Sang anak senyum-senyum gembira mendapat penghargaan.

Ceria bersama para Guru 

Teman saya juga  tersenyum. Betapa luar biasa sang guru menemukan kata-kata motivasi dalam leletnya sang anak. 


Sebenarnya yang terjadi adalah ia selalu paling akhir menyelesaikan LKSnya. Namun yang dilihat dan dihargai sang guru adalah kesungguhnannya dalam menyelesaikan tugas...walaupun paling akhir. 


Semoga para guru dan kita orang tua selalu ingat untuk bersikap positif pada anak, karena sikap positif itu akan membangun kepribadian positif pada anak.

***

Pagi ini Revo terbangun di waktu sahur.


" Umi, ada yang kulupakan..." katanya sambil duduk.

" Apa sayang...?" kufikir ia terbawa oleh mimpinya.

" Aku belum sholat..."

Waah...

" Revo sholat di kasur saja..." kataku sambil membaringkan kembali badannya. Kufikir jika ia bangun sekarang dan nanti akan sulit berangkat pagi ke sekolah, lantaran mestinya akan tertidur lagi.

" Nggak mau. Aku maunya sholat di sana !" ia menunjuk ruang tengah yang juga mushola kami.
" Ok ayo ke sana..." kataku sambil bangkit mendahului dan menyalakan lampu.
Revopun mengikuti. Namun ia segera berbalik
" Nggak jadi, aku sholat di kasur saja..." Ia pun kembali naik ke tempat tidur lantas merebahkan diri.
Dalam hitungan menit, ia telah terlelap kembali.....tanpa sempat melakukan sholat. Waah...rupanya hanya ngelindur saja. Tapi alhamdulillah , ngelindurpun pada sesuatu yang baik, sholat.

Karena ia selalu ingat janji pulang sekolah yang diucapkannya setiap hari :
“...janji pulang sekolah, insya Allah sampai di rumah mengucapkan salam, cuci tangan cuci kaki lalu ganti baju sendiri.lalu tidur siang. Malam hari tidak lupa belajar. Sholat lima waktu kukerjakan...”

2 comments:

  1. jadi ingat pas masa2 kanak2 , klo dipuji guru pasti senang banget, berpengaruh banyak terhadap semangat sekolah bandingkan bila gurunya killer duh..pelajaran mudah pun jadi enggan untuk masuk

    ReplyDelete
  2. Betul Nathalia Cornelis, guru sangat membekas bagi anak...
    terimaksih telah berkunjung...

    ReplyDelete