Saturday, October 12, 2013

Renungan Perjalanan menuju awal peradaban


Mojokerto, kukenal namanya sejak aku masih sd
Kota tempat ditemukannya fosil manusia purba
Tengah malam ini aku bersiap menuju kota awal peradaban

Kereta turangga sangat terlambat
Dua jam kunikmati kehidupan malam stasiun
Melihat kereta datang dan pergi
Melihat orang-orang harap-harap menanti
Melihat pedagang asongan menjemput rizki dinihari
Portir stasiun hilir mudik
Para pengangkut barang bekerja tiada henti

Dua jam menanti
Bercakap dengan beberapa teman duduk
Mencoba pijat refleksi
Akhirnya duduk juga di keretaku sendiri

Perjalanan menjelang subuh
Setelah setengah jam perbaikan kerusakan mesin
Lelap sebentar
Kubiarkan cahaya matahari menerobos jendela
Sepanjang jalan
Membentang sawah dan ladang hijau, menguning
Pertanda kesuburan

Mataku malah membasah
Haru biru
Tanahku yang subur
Berlimpah cahaya matahari
Berlimpah mata air kesuburan

Mataku malah membasah
Oleh bayangan centang perenang kehidupan
Mengapa tanah subur ini subur pula oleh korupsi
Mengapa tanah subur ini menyuburkan prilaku anarki
Mengapa hari-hari ini ramai pertentangan para politisi

Mataku makin membasah
Kurindukan kehidupan sederhana para petani
Dipinggir rel kereta api
Ada yang menyiangi
Ada yang memanen
Ada yang menggiring ternak
Membuka saluran irigasi
Menyabit rumput

Kurindukan kedamaian perempuan desa
Mencuci di sungai
Menggendong bayi
Menyunggi panenan padi
Tetapi aku di sini
Di kursi gerbong kereta api
Salah satu dari perjalanan panjangku
Menemui para penggiat dakwah
Di seluruh negeri

Tetapi aku disini
Mecoba meretas jalan
Menuju kebaikan negeri
Dengan membina keluarga-keluarga Islami

Aku akan terus di sini
Di jalan dakwah
Dan perenungan diri
Dan sesekali
Menyeka air mata
Meratapi penderitaan negeri
Sambil terus melangkahkan kaki

Mojokerto, terminalku kali ini.

Mojokerto, 8 Desember 2012


No comments:

Post a Comment