Sunday, November 3, 2013

HADIAH ULTAH UNTUK PUTRIKU

DEAR DAUGHTER,

Gapailah cita-cita setinggi mungkin

Lima belas tahun yang lalu, aku mulai merasakan kehadiran dirimu. Kucoba merangkai puzzle ingatan, masa-masa itu. Kita masih jadi ‘kontraktor’ di sebuah rumah kecil di sudut kota Jogjakarta. Saat Umi telat haid, ada tiga kakakmu yang ikut menyambut gembira kabar itu. Saat itu Umi sudah lulus kuliah dan bekerja jadi penyelia di sebuah majalah lokal. Umi sedang resign dari pekerjaan sebagai Apoteker.
Masa hamil kamu adalah masa-masa berat. Bukan hanya untuk keluarga kita, karena Umi juga harus memikirkan untuk membiayai sekolah pamanmu sementara Umi sendiri belum punya pekerjaan yang mapan. Masa itu adalah masa berat bagi seluruh masyarakat Indonesia karena terjadi krisis ekonomi. Harga-harga sangat mahal dan barang banyak menghilang di pasaran.

Banyak demo dan sebagian anarkhi. Umi sendiri tak ikut demo karena sedang hamil kamu, tapi Umi ikut bikin nasi bungkus untuk memberi makan para demonstran. Yang demo biar diwakili Abimu.
Tahun ‘98 adalah masa akhir orde baru dan bakal kejatuhan  Suharto. Semua orang sudah eneg dengan 32 tahun masa kepemimpinannya yang berakhir dengan kurang mulus. Nilai tukar rupiah merosot tajam dan harga menjadi melambung. Bayangkan dari Rp.6000,- nilai tukar dolar mencapai nilai Rp.20.000,- Setelah suharto mengundurkan diri, maka memasuki era baru reformasi. Para pengusaha yang tidak ingin menjadi korban kerusuhan semua memasang tulisan “ PRO REFORMASI” di tempat usaha mereka.

Lalu memasuki era multi partai. Umi dan teman-teman ikut bergabung membuat parpol. Maka pada saat hamil tua kamu, Umi sibuk ikut persiapan dan pawai lauching Partai baru. Umi ingat betapa kuatnya kamu, di dalam perut Umi, saat sudah 9 bulan, Umi naik motor berkeliling kota bersama rombongan besar. Pinggang umi serasa mau putus, sebentar-sebantar Umi berhenti. Namun semangat itu begitu besarnya hingga seluruh rute tetap Umi ikuti.

Yang lebih menarik, salama hamil kamu dan penuh perjuangan (di luar penuh pergolakan dan kerusuhan), Umi sangat rajin beribadah. Umi rajin sholat malam, rajin tilawah, bahkan rajin puasa. Itu mengisnpirasi untuk nama belakangmu yang nanti kami hadiahkan untukmu.

Anakku, kamu terlahir pagi hari, jam 7 kurang sedikit, dengan sangat mudah. Saat tengah malam Umi sudah merasakan sakit, tidak bisa tidur. Lalu setelah sholat shubuh umi bergegas ke bidan, namanya Bu Ni’ah, teman Umi sendiri. Hanya satu jam menunggu dan kamu lahir dengan sangat berani. Badan kamu sangat mungil namun menangis dengan keras sebagai tanda bahwa kamu sehat. Seterusnya kamu tumbuh dengan tetap mungil saja. Namun kamu selalu sehat. Tak ada penyakit berat yang menghampirimu. Kalau kakak-kakakmu pernah keluar masuk Rumah sakit, kamu paling hanya pilek batuk saja.

Kamu tumbuh menjadi putri kecil yang lincah dan ceria. Sungguh khas tertawamu mengikik dan mengakak tak ada habisnya. Abimu sangat suka mendengar tertawamu yang berkepanjangan.
Kamu juga sangat verbal. Kamu pintar berbicara dan selalu baik pada kakak-kakakmu. Sungguh kamu putri manis yang tak pernah merepotkan. Sesekali jika abimu harus ke Solo untuk ngantor, abi mengajakmu untuk menjadi ‘radio’ sepanjang jalan karena celotehmu yang tidak ada habisnya. Padahal usiamu baru 4 tahun.
Kamu juga membawa rejeki. Saat usiamu 1 bulan, umi mendapat tawaran bekerja menjadi asisten dosen di Fakultas Kedokteran UMY. Tak lama kemudian juga di sebuah Apotek. Bahkan abimu lalu membuka apotek sendiri. Sungguh Allah sediakan rejeki untuk bangkitnya ekonomi keluarga sejak kelahiranmu.

Umi senang dan bangga kamu tumbuh menjadi gadis kecil yang rapi dan perfect. Kamu adalah putri yang rajin sekolah. Sejak usia 2 tahun, kamu sudah ingin sekolah. Bangun tidur sekalipun masih basah oleh ompol, kamu akan mengambil tas dan naik motor ingin  ikut mengantar kakak sekolah.
Saat kau punya adik, subhanallah kamu adalah kakak yang baik. Telaten sekali kamu menemani adik bermain, menyuapi dan menghibur walaupun kamu masih kecil.

Masa Tk adalah masa yang menyenangkan. Setiap hari kamu bersemangat bersekolah dan sungguh manjadi murid yang baik. Guru favoritmu bu Tini. Pernah kamu minta kita semua mengunjungi rumah bu Tini, kami menuruti dan berkunjung membawa hadiah untuk guru favoritmu.
“ Umi aku bawa hadiah ke sekolah ya...” katamu waktu duduk di TK.
“ Boleh saja, buat siapa ?’ tanya Umi saat melihatmu sibuk membungkus mainan bekas.
“ Ini buat temanku Nashir. Nashir itu nakal sekali, suka memukul teman-teman, aku mau memberi hadiah biar Nashir jadi baik...”

Oh putri kecilku yang peduli. Umi berharap hingga besar nanti, engkau tetap menjadi putri yang peduli.
Kuingat saat mengantarmu tes memasuki SD. Kamu menyandang ransel dengan centil dan penuh percaya diri. Kalau murid baru lain menangis dan merajuk, kamu jalani semua tes dan prosesnya dengan berani dan gembira. Umi bangga melihatmu bahkan membantu sahabat kecilmu, Asfa untuk menyesuaikan diri.
Saat usia klas 1 SD, engkau sudah pintar menggambar dan menulis. Gambarmu menjadi cover buku umi, smart parents. Dan inilah suratmu untuk umi yang kau tulis saat usiamu masih 7 tahun.


SURAT CINTA ANANDA

Surat untuk umi
Umi, hamda sayang umi.
Umi, hamda pengin tahu umi ulang tahunnya kapan, supaya hamda bisa ngasih hadiah u yang specially untuk umi.
Umi, kalau ulang tahunnya umi sudah selesai, Hamda akan bantu umi dengan cara apapun. Tapi umi harus janji kalau Hamda kesulitan, umi harus bantuin Hamda ya umi.
Umi, Hamda selalu pengin ketemu umi, kalau Hamda ketemu pasti senang.
Umi kalau ada rapat yang bisa ditunda, ditunda aja umi, biar hamda senang.
Umi, Hamda sukanya kalau umi senang, tapi kalau umi marah Hamda nggak suka
Makanya umi jangan nakal biar Hamda senang.
Umi terima surat ini ya, isinya bagus.
Dari hamda.


Ket : Usia Hamda 7 tahun ketika menulis surat ini, duduk di kelas 1 SD..


Begitulah masa SD yang penuh warna. Semua kamu jalani dengan ceria dan sehat. Walaupun badanmu tidak sebesar kakakmu, namun kami relatif selalu sehat. Sakit yang sering menimpamu adalah infeksi gusi karena hobimu makan permen. O ya kamu pernah jatuh di supermarket pamela dan gigi depanmu berdarah. Mulutmu bengkak dan menjadi bahan lelucon.
“ Seperti bebek...” kata Amar, kakakmu. Kamu hanya menangis sebentar dan setelahnya ikut tertawa.
Saat kelas lima SD, kamu suka sekali menulis cerita. Umi kumpulkan dan mengedit ceritamu ada sekitar 25 cerpen. Umi ingin menerbitkan menjadi buku. Namun saat kamu SMP, kamu sudah berubah fikiran. Menurutmu cerita-cerita itu tak lagi bagus (dalam pandanganmu sebagai anak SMP). Jadi kita tak jadi menerbitkan. Umi menyesal dulu tak bersegera saat kamu masih SD. Semoga suatu saat engkau bersemangat lagi menulis.

Kamulah satu-satunya anak yang paling dimanjakan dengan buku. Setiap minggu kamu meminta jatah beli buku, dan abimu tak pernah enggan untuk memberimu uang membeli dua buku setiap minggu. Buku adalah teman kemanapun engkau pergi. Kami senang dengan kebiasaan itu. Kini koleksi bukumu telah berjibun dan menjadi bahan perpustakaan keluarga.

masih suka bermain

Putriku, kini engkau telah kelas 3 SMP, telah baligh. Umi tetap melihat banyak hal baik padamu. Kamu adalah putri yang paling rajin belajar dan disiplin waktu., kamu sangat bertanggungjawab dengan semua tugas yang harus kamu selesaikan. Umi tak perlu menyuruhmu belajar, engkau sudah seperti yang umi harapkan. Engkau juga rajin beribadah seperti nama yang kau sandang. Semoga engkau bisa masuk di SMA yang kau inginkan.

Memang ada beberapa sifatmu yang berubah seiring dengan masa remajamu. Engkau tak lagi secerewet dulu. Mungkin juga tak seceria dulu. Semoga itu bukan karena engkau tak bahagia.
Umi punya harapan besar padamu. Umi selalu doakan tercapai cita-citamu untum mengunjungi Jepang, Amerika atau Perancis. Bahkan umi doakan engkau bisa pergi kemanapun yang engkau inginkan. Engkau pernah menitip pesan saat umi berhaji, mohon didoakan agar bisa menjadi penulis, arkheolog, dan psikolog . Umi selalu mendoakan dan berpesan menjadi apapun kamu,  jadilah orang yang memberi kemanfaatan pada diri kamu, pada orang lain, pada agama dan bangsa. Engkau memiliki potensi untuk itu dengan etos belajar, kedisiplinan dan kepedulianmu.

Selamat ulang tahun putriku. Semoga bahagia selalu mengiringi hidupmu. Walau jarang terucap, Umi selalu mencintaimu dan bangga padamu. Teruslah berkembang menjadi semakin baik dan matang. Jadilah putri Islam yang membanggakan ummat.
Amin.

Kutulis ini sebagai hadiah ulang tahun putri ke empatku, Kuni Hamda Abida.
Selamat ulang tahun yang ke 15, pada 3 November 2013.

O ya ijinkan umi memuat karyamu yang kau buat saat usiamu masih 11 tahun, disini.


bersama adik, kakak dan kucing kesayangan

6 comments:

  1. Semoga terus menjadi anak yg sholehah dan menjadi kebanggaan orang tua. Aamiin.

    ReplyDelete
  2. makasih kunjungan dan doanya Santi Dewi.Amin untuk semua doa kebaikan...

    ReplyDelete
  3. selamat ulang tahun, nak... semoga sukses mencapai cita-cita & menjadi kebanggaan keluarga...

    ReplyDelete
  4. Terimakasih kunjungan dan doanya Nyomanselem...semoga sukses juga...

    ReplyDelete
  5. Selamat ulang tahun mbak, untuk anaknya semoga sehat dan sukses selalu. Dan menjadi anak yang membanggakan orang tuanya ^^

    ReplyDelete
  6. Terimakasih kunjungannta mak Titis Ayuningsih...amin makasih juga doanya...

    ReplyDelete