Thursday, November 28, 2013

SEHARI TANPA GADGET, PETUALANGAN JIKA AKU MENJADI...


Jika saya ABG, pasti berteriak ampun...ampuuun...seperti Candace dalam serial Phineas and Ferb yang stress karena hpnya terlindas mobil.
Kenyataannya saya emak-emak paruh baya yang (hanya) berjiwa muda. So, sehari tanpa gadget ...? it’s okey!

Jika ada hari tanpa gadget , saya akan lakukan hal yang jauh berbeda dengan dunia saya saat ini. Saya akan melakoni seperti artis di televisi: jika aku menjadi...
Hmmm petualangan menjadi apa yang ingin kujalani? Menjadi pemulung!


Alasan:
1.      Pemulung adalah pekerjaan mulia. Mereka membantu memilah dan memilih sampah agar bisa di daur ulang. Jadi mengurangi pekerjaan pemerintah dan juga membantu selamatkan bumi...hebat kan?
2.      Ketika jadi pemulung, bener-bener nggak pantes bawa gadget: laptop, hp, ipad, BB jadi sekalian totalitas!
3.      Saya ingin masuk dan mendalami kehidupan pemulung dengan pendekatan yang ‘setara’. Maksudnya kalau datang dengan perlente...(hey sok perlente), mungkin berbeda hasil pengamatan dan wawancaranya.
4.      Saya ingin berempati, seperti apa dinamika dan perasaan menjadi pemulung, bargaul dengan banyak masyarakat yang terpinggirkan dan hidup di atas tumpukan sampah yang bauuuk (sambil pijit hidung).
5.      Dengan menjadi pemulung, saya bisa menyamar dengan sempurna memakai kostum pemulung. Saya pakai caping buntut, tutup muka jelek (yang jelek tutupnya), agar tidak ketahuan wajahku yang kinclong ini...uhuk-uhuk! Jadi siapapun yang bertemu tak akan mengenali dan membuka kedok penyamaran saya. Memangnya saya terkenal?
6.      Naah, hasilnya adalah tulisan reportase langsung terjun ke TKP...so pasti hasilnya oke!


Apa yang harus dipersiapkan untuk acara penyamaran ini?
1.      Survei dulu, lokasi mana tempat mangkal para pemulung yang paling seru.
2.      Memberi tahu orang terdekat, suami dan anak tentang rencana besar penyamaran ini, biar mendapat dukungan moril dan materiil.
3.      Menyiapkan kostum dan sarpras: atasan lengan panjang, celana gombrang yang pudar warnanya, kerudung lepek, caping butut, sepatu kets yang juelek tapi masih nyaman dipakai. Tidak lupa tas gendong, mukena juga yang sesuai, keranjang pemulung dan pengait untuk mengambil plastik. Sleyer butut untuk penutup muka. Ehm apa lagi ya? Oya makanan bekal yang bisa dibagi-bagi untuk pdkt ke sesama pemulung.
4.      Yang tidak kalah penting adalah: persiapan akting. Aku harus menyiapkan rencana percakapan dengan para kenalan baru, dan mengarang sedikit cerita tentang asal-usulku...Ooh sepertinya tidak mudah. Untuk itu, saya menyiapkan beberapa naskah percakapan dengan tema-tema yang umum dan tidak terkesan mengintrogasi.
5.      Oya jangan lupa wajah dicemong-cemong dikit biar pantes...


Ini dia daftar rencana percakapan saat saya mendekat ke seorang ibu pemulung.:
·         "Ketoke arep udan yo mak...?! "(sepertinya akan hujan ya mak?) kalau cuaca mendung. Kalau panas ya kalimatnya diganti: "ketoke arep panas yo mak....?!"
·         "Wingi tekan jam piro mak? Aku wingi ra mangkat".(kemarin sampai jam berapa mak, saya kemarin tidak berangkat). Nanti kalau si emak jawab sampai sore, saya lanjutkan tanya.
·         "Waah entuk ake no mak ? Entuk piro mak? "( waah dapat banyak dong mak...? dapat berapa mak?)
·         "Asale sampeyan ngendi je mak?" (kamu asalnya dari mak?)

Bla-bla-bla. Intinya saya menginginkan data dari beberapa narasumber: asal, nama, umur, keluarganya, penghasilan perhari, alasan mengapa memilih profesi ini.
Adapun dari selayang pandang, saya bisa menghitung jumlah pemulung dan kategori jenis kelamin berapa yang laki-laki, yang perempuan, apa ada yang banci.... Kemudian menurut kategori usia seperti anak-anak, dewasa, orang tua.
Mungkin saya bisa tahu dimana mereka tinggal, berapa penghasilan rata-rata, kemana mereka setor dan seterusnya....siapa tahu dapat cerita hikmah dari para pemulung.


Seru kan?!
Hayo siapa berani terima tantangan petualangan ini?
Begitulah jika sehari tanpa gadget , bagiku tak ada kiamat, malah seruu!
Tapi sehari saja lho...kalau keterusan, bisa karatan atau meledak kepala ini lantaran nggak bisa mengeluarkan ide-ide.

ket: 
  • 599 kata.
  • foto koleksi pribadi.

13 comments:

  1. kaget lihat foto terkahir Mak.. itu sapi - sapi memang sengaja ditaruh di situ? cari makan berasal dari situ? :o

    ReplyDelete
  2. interesting....tanpa gadget jadi bisa berpetualang ya mak...fotonya mantap deh..koleksi pribadi ya mak,...lokasi di mana kalau boleh tau? sukses ya GAnya..

    ReplyDelete
  3. mak,,survei langsung ke tekapeh ni mak,,wah,,keren,,totalitas,,semangat mak ida :)

    ReplyDelete
  4. mak sari widiarti itu lokasi di TPA piyungan bantul. Sekita 10 km dari rumahku
    Mak Indah nuria Savitri, sekarang tren memelihara sapi di TPA. sebenarnya mengerikan sapi-sapi itu makan sampah bahkan juga plastik. nantinya dagingnya juga dikonsumsi.
    Bunda aisykha, surveinya belum menyamar...

    ReplyDelete
  5. hi hi hi idenya bagus bu, goodluck ya

    ReplyDelete
  6. fitri anita...berani terima tantangannya? makasih sudah berkunjung mak.

    ReplyDelete
  7. yee ya iyah mak Myra anastasia...kalau di jkt ngeri kali ya...di jogja masih ramah2 nih...

    ReplyDelete
  8. Lha, sekarang pengemis aja pake HP mbak? Btw salut buat mbak pake usaha menyamar segala :)

    ReplyDelete
  9. Lha, sekarang pengemis aja pake HP mbak? Btw salut buat mbak pake usaha menyamar segala :)

    ReplyDelete
  10. makasih kunjungannya mak juri Niken Kusumowardhani...

    ReplyDelete