Tuesday, December 10, 2013

LELAKI YANG SELALU MEMBERI LEBIH


Kukenal kepribadiannya, lapisan demi lapisan hanya setelah menikah. Sebelumnya ia lelaki biasa, yang bersliweran disekitar saja. Mengenal dan hidup bersamanya adalah keajaiban bagiku. Menghabiskan hampir separuh hidupku untuk hidup bersamanya selama 22 tahun lebih, tak ada rasa penyesalan secuilpun. Hari yang kurajut bersamanya, manis, asam, pahit, getir adalah pelangi rasa yang mendewasakan. Menjadikan kami tak ingin terpisahkan.

Saya ingin membaginya, meski secuil, untuk para pembaca. Bukan dalam rangka menyombongkan diri, sekedar berbagi saja inspirasi yang kulihat setiap hari. Catatan harian ini kuubeg-ubeg dari komputer pribadi dan alhamdulillah kutemukan kisah-kisah masa lalu.

Jumat, 17 maret 2005.
Selepas maghrib beliau pergi. Jika pergi tanpa membawa HP, aku tahu suamiku hanya ke masjid, ke warnet atau ke lingkungan yang dekat. Ternyata beli nasi di ‘warung peteng’. Akhir-akhir ini kami suka mencari makan malam di warung peteng (angkringan), kebetulan persis di depan rumah ada angkringan baru.
Aku bertanya untuk memastikan ketika beliau muncul  
“Dari mana mas ?”
“Makan di warung peteng baru di depan itu.”

Lalu mengalirlah ceritanya tentang sang penjual yang kebetulan masih tetangga, beda RT RW.
Dia seorang duda beranak dua. Istrinya meninggal karena gagal ginjal, belum lama katanya. Waktu kampanye kemarin dan rumah kita sering dipakai yankes, katanya juga suka hadir ke rumahku untuk periksa. Lelaki itu dulu nasrani, dia masuk Islam karena mengikuti istrinya. Hingga kini mungkin masih banyak yang mengira dia nasrani, karena dia tak menampakkan kepada orang lain ketika melaksanakan sholat.
Dulu ia adalah penggali sumur. Suatu ketika mushibah menimpanya , ia kejatuhan linggis ketika sedang menggali dan kakinya patah sehingga ia tidak bisa kerja berat lagi. Ketika istrinya masih hidup, mereka membuka warung lesehan dirumahnya. Sepeninggal istrinya, warung itu diambil alih oleh kakak iparnya. Dengan alasan bahwa dulu sebelum istrinya meninggal telah ada pembicaraan untuk kakaknya melanjutkan usaha warung makan tersebut. Begitulah akhirnya ia membuka usaha baru dengan jualan di warung peteng.

Lalu ia melanjutkan cerita, sekarang sedang butuh uang untuk menebus listrik rumahnya yang disegel. Menurut pengakuannya ia telah membayar listrik teratur tiap bulan . tapi yang terjadi tiba-tiba listriknya di segel dan ia harus membayar 200 ribu jika akan dibuka lagi. Ia berencana untuk menggadaikan televisinya agar bisa memperoleh uang tersebut.
Suamiku yang mudah terketuk, langsung mengulurkan 200 ribu .
” Ini pak pakai uang ini saja, nanti kalau saya makan di sini tinggal makan saja ya...
Suamiku berfikir bahwa ia adalah orang baik karena menurut cerita, ia baru berusia 30  tahun dan istrinya 37 tahun. Sementara ketika ia menikahi istrinya dulu dalam keadaan sang istri telah dihamili oleh orang lain dan akan menggugurkan kandungannya.

Aku hanya berdoa, semoga memang betul ia orang baik dan uang tersebut bermanfaat baginya. Sayangnya beberapa minggu kemudian warung peteng punya bapak tadi tutup dan kami tak pernah melihat lagi orang itu, entah kemana perginya. Ya semoga ia adalah orang baik.
Kulihat suamiku, tak pernah menyesali 200 ribunya yang ikut menghilang bersama lelaki penjual warung peteng itu.

Awal Februari 2005.

Malam itu gerimis turun, menghabiskan sisa musim hujan.
Aku dan suamiku mengantar cukur Amar, anakku nomer 3 yang agak sulit urusan potong rambut. Hari sebelumnya ia telah bercukur, dengan tukang cukur keliling, juga Difa si nomer 5. Namun Amar belum puas dengan hasil cukurannya dan menginginkan cukur lagi. Dari pada ia rewel berkepanjangan, kami memutuskan untuk menuruti keinginannya. Amar punya foto yang menjadi gaya standar model cukurnya. Foto saat berusia 4 tahun, berpakaian superman dan bercukur cepak. Itulah acuan model yang ingin direvisinya dari hasil cukuran kemarin yang lupa tidak membawa foto
.
Setelah berputar ke beberapa tempat, kami menemukan kios cukur di jalan Kusumanegara. Tukang cukur itu adalah laki-laki paruh baya yang berpenampilan metal, namun bersih dan rapi. Rambutnya panjang dan dikucir ke belakang. Profesinya tukang cukur, namun sepertinya ia jarang bercukur. Kulitnya legam dan menampakkan beberapa bekas luka. Sepanjang pekerjaan mencukurnya ia mengisahkan perjalanan hidupnya. Saya dan suami, telaten mendengarkan ceritanya. Bukankah tidak ada pilihan lain? Namun ceritanya memang menarik.

"Dulu saya ini mantan orang bubrah bu. Saya pernah melakukan kenakalan laki-laki, yang tak perlu saya beritahukan, pastilah ibu sudah tahu. Saya pernah minum, dsbnya. Tapi demi Allah saya tidak pernah mencuri. Sekarang saya taubat dan menjalani hidup yang baru jadi tukang cukur…” Bla-bla...masih panjang ceritanya yang membuat saya bersimpati.

Mendengar berbagai penuturannya, suamiku mengulurkan 20 ribu sebagai ongkos cukur, padahal taripnya cuma 4 ribu. Begitulah suamiku.Tentu saja tukang cukur itu pada awalnya menolak, namun segera menerima dengan senang hati setelah kami memaksanya. Kami sendiri puas dengan hasil kerjanya, lantaran Amar juga gembira. Ya Rp.4.000 untuk upah cukur dan selebihnya adalah ongkos cerita...hehe.

Sebenarnya ada tukang cukur keliling (yang kemarin mencukur amar dan Difa), yang suka datang ke rumah menawarkan jasa. Karena kasihan, aku suka menerima tawarannya. Tukang cukur ini sungguh jorok dari sisi penampilan. Orangnya sudah tua, baju, tas dan peralatannya juga sangat tua. Dan berdebu. Baik orangnya maupun peralatannya. Saya ragu-ragu apakah ia mandi setiap harinya. Rambutnya juga jarang dicukur, agak gondrong, lurus, kaku dan juga...berdebu.

Bapak ini sedikit bicara, ia bekerja dengan sedikit senyuman yang sesekali menghiasi bibirnya yang berkumis tebal dan...berdebu. Kumisnya mungkin juga jarang dicukur. Pernah kutanya nama, asal dan sebagainya. Tentu dulu ia menjawab, namun aku juga lupa apa saja jawabannya.

Karena tas tentengnya sungguh tua dan rusak beberapa sisinya, suamiku memberinya tas yang lebih baik untuk menyimpan peralatan cukurnya. Kami memang memiliki banyak tas bawaan seminar atau pelatihan. Bapak itu menerima dengan sangat gembira. Suamiku juga memberi baju dan kaus untuk mengganti yang dikenakan dan sudah nampak lusuh. Dan tentu juga ongkos lebih untuk jasanya.

Beberapa kali kami memakai jasa bapak cukur itu, namun sejak hari dimana Amar kecewa dengan hasil cukurannya, kami tak lagi memakai jasanya. Sesekali kami masih melihatnya melintas di sekitar kawasan kami tinggal. Senang melihat bahwa ia masih saja memakai tas laptop hitam atau baju pemberian kami. Lama kelamaan kami tak melihatnya lagi, entah bagaimana kelanjutannya.

Dua cerita di atas hanyalah penggal kecil dari keseharian lelaki teman hidupku. Betapa seringnya beliau melebihkan pemberian kepada siapapun. Tukang parkir adalah orang yang sering tersenyum lebar lantaran tarip umum Rp.2000,- namun suamiku biasa memberi Rp.5000. ternyata hasilnya jitu juga, beberapa tukang parkir di tempat kami biasa mampir, akan memperlakukan kami dengan istimewa, dicarikan tempat parkir terbaik dan terdekat, disertai senyum ramah...alhamdulillah. Kami juga yakin tukang parkir akan menjaga kendaraan kami dengan sebaik-baiknya. Memberi sedikit lebih, dan tukang parkir acapkali membalas dengan lebih banyak. Eh padahal bukan itu lho tujuan kami.

Kutulis ini sebagai hadiah ulang tahun untuk pendamping hidupku, Cahyadi Takariawan . Tanggal 11 Desember ini usianya telah berkurang lagi. Beliau bukan lelaki sempurna, namun  bukankah aku juga bukan perempuan sempurna. Jika aku fokus pada kebaikannya, maka hanya kesyukuran dan kebahagiaan yang akan memenuhi ruang hati dan rumah kami.

Semoga Allah selalu menjaganya istiqomah di jalan dakwah. Selalu sehat, murah rejeki dan berlimpah keberkahan. Bakti dan cintaku untuk suamiku, guru, sahabat, kekasih dan inspirasiku. Terimakasih telah bersabar mendidikku, menemaniku, mencintai dan memaafkan aku. Dan ribuan terimakasih telah setia menjadikan aku satu-satunya




Pertanyaan untuk pembaca: Siapa lelaki yang selalu memberi lebih?

Silahkan jawab dan berkomentar. Komentar paling menarik berhak mendapat 1 eksp. buku Wonderful Husband plus ttd penulis. Komentar dinilai sepekan setelah postingan ini. Keputusan siapa pemenang ditentukan oleh subyektifitas pemilik blog dan tidak dapat diganggu gugat....




41 comments:

  1. So sweet :'). Barakallahulakum

    ReplyDelete
  2. makasih kunjungannya mak Hanna...so sweet juga dikunjungi...

    ReplyDelete
  3. Lelaki ya Mba Ida mmaksud adalah Ustadz Cahyadi Takariawan penulis, konselor pernikahan dan juru dakwah. Buku terbarunya berjudul Wonderfull Family. Beliau adalah suami Mba Ida.
    Mendapat pelajaran dari tulisan Mba Ida, bahwa memberi itu memuliakan karena meringankan beban orang lain meskipun tidak semua orang yang kita tolong berniat baik. pelajaran kedua, betapa penting memilih pendamping yang seiman dan sekufu demi tercapainya pernikahan yang langgeng, sakinah, mawadah dan warrohmah. Pelajaran ketiga, tak ada manusia yang sempurna,inilah saatnya saling melengkapi satu sama lain. Pelajaran keempat, penting menjadikan istri itu sebagai perempuan satu-satunya karena itulah yang diinginkan dari lubuk hati yang terdalam.. (opini keempat itu dari lubuk hati saya Mba, bukan perempuan lain, hehehe)
    Met milad buat Pak Cahyadi..semoga terus bisa berkarya dan memberi manfaat

    ReplyDelete
  4. Lelaki itu adalah Bapa Cahyadi Takariawan, sosok yang selalu menjadi inspirasi bagi ibu dan anak2nya, tentu ibu pasti sangat bahagia dan bersyukur telah dianugrahi pendamping hidup seperti bapa. Selamat Ulang tahun untuk bapa semoga selalu diberikan kebahagiaan dan selalu dalam lindungan Allah....

    ReplyDelete
  5. Suami keren :).Met milad buat bapak Cahyadi, semoga sekeluarga selalu dlm lindunganNya.

    ReplyDelete
  6. makasih kunjungan dan komennya mak liknana, Titanic Azrialdi dan Ety Handayaningsih. tunggu ya sepekan lagi

    ReplyDelete
  7. Subhanallah sangat inspiratif bunda tulisannya,,,,

    Lelaki yang bunda Ida maksud yaitu laki2 terindah hadiah dari Allah SWT yaitu Ustadz Cahyadi Takariawan yang bisa mencintai istri dengan tulus ikhlas, yang bersyukur dengan hadiah istri yg sholehah (terutama selalu menjadikan bu Ida satu2nya), yang terus memotivasi sang istri untuk terus tumbuh dan mengembangkan segala potensinya sehingga bisa bersinergi dalam segala hal. Dengan pilihan Allah yang terbaik dan penuh syukur dalam segala hal itulah perjalanan mengarungi rumah tangga ustadz/ah bisa lebih terarah sehingga senantiasa samara dan semakin besar kontribusinya dalam dakwah,,,

    Buku Wonderfull Family sangat memberikan gambaran begitu harmonisnya keluarga pak Cah dan bu Ida,,,,

    Met Milad Ustadz,,,barakallah fi umrika,,,

    ReplyDelete
  8. makasih kunjungannya dan komentar panjang kali lebar bu Enny musfiroh...amin semua doanya.

    ReplyDelete
  9. Lelaki yang selalu memberi lebih yang ibu maksud adalah suami ibu yang bernama Ustadz Cahyadi Takariawan yang menjadi guru, sahabat, kekasih dan inspirasi dalam keluarga. Semoga saya bisa mencontoh dan menteladani Ustadz Cahyadi Takariawan. Aamiin...

    ReplyDelete
  10. gak tau mau coment apa, yang penting ngoment, wkwkwk :D

    ReplyDelete
  11. cinta kadang terlahir dari hal-hal sederhana namun ikhlas. Pernikahan adalah upaya membangun keikhlasan dalam cinta. kecewa pasti datang, trimakasih telah memberikan sy peringatan bahwa kecewa tidak harus mendatangkan penyesalan. dengan bangga mba ida menyatakan bahwa tidak pernah menyesal sedikitpun mendampingi pak cah. namun saya? ah inilah cermin bagi saya, apakah selama ini sy sdh berbuat yg terbaik bagi suami saya serta tidak terbersit sedikitpun penyesalan? semoga nanti, ya suatu saat nanti Allah akan mengabulkan segala pinta saya utk memiliki keluarga mjd seperti yg sy idamkan. aamiin.. ya Allah kau maha tau apa yg menjadi kegundahanku, kabulkan doa2 yg kupanjatkan utk suami dan anak-anakku.

    ReplyDelete
  12. Met milad buat pak cah, barakallah. Semoga sisa usia berlimpah berkah...

    ReplyDelete
  13. Makasih kunjungannya mak enozahra, mak Rahma, Mas Parwito, SP.MP, dan eko Fernando.Amin untuk semua doa kebaikan dan doa kebaikan kembali kepada semua yang telah mendoakan.amin

    ReplyDelete
  14. Subhanalloh...laki2 itu adalah sebelah sayap untuk ibu Ida Nur Laila untuk terbang mengarungi hidup nan penuh warna. Membaca tulisan ini saya banyak bergumam ,"suami kok mirip pak Cah,sangat mudah terketuk hatinya dan sangat murah hatinya." Dan saya pun tak pernah menyesal telah hampir 10 tahun membersamainya.
    Barokalloh fii umrik ustadz Cahyadi. Barokalloh ustadzah Ida.

    ReplyDelete
  15. Membaca kisah inspiratif yang Ibu Ida tulis mengenai "lelaki yang selalu memberi lebih" mengingatkan saya agar selalu fokus pada kebaikan pasangan agar syukur dan bahagia yang ada dalam diri..
    Selamat ulang tahun Bapak Cahyadi.. Semoga Alloh memberikan kesehatan, rizki yang berkah, dan istiqomah di jalan dakwah..
    Selamat Ibu Ida, atas lelaki yang telah berhasil membuat istri dan keluarga menyayanginya..
    Lelaki yang menjadikan Ibu "satu-satunya"
    Lelaki yang menginspirasi banyak pasangan agar saling menyayangi..

    Saya pengunjung baru, tidak puas dengan hanya baca halaman ini, ingin terus-terus dan terus membaca tulisan Ibu..
    Terima kasih atas inspirasinya..

    ReplyDelete
  16. Melihat kehidupan keluarga seseorang/teman yang berbahagia, membuat kami ikut bahagia juga. Mudah mudahan kami juga bisa meraih kebahagiaan seperti keluarga Mbak Ida

    ReplyDelete
  17. Mantapks.. Ya Bu.. Semoga saya bias meneladani Pak Cahyadi..Barakallahu Fiikum Ust. Cahyadi.. Salam untuk Ustadz Cahyadi ya Bu..

    ReplyDelete
  18. makasih kunjungannya pak Kopi Radix dasyat (?), Menujumadani dan mrs amidy, juga mak Evi Nursanti. amin untuk semua doanya.

    ReplyDelete
  19. lelaki yang memberi lebih adalah dia yang telah pernah diberi lebih
    Itulah karunia Allah yang dengannya Allah menggembirakan kita, pak Cah berbisik : aku tidak meminta kepadamu upah/balas budi atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.
    kebaikan yang telah diberikan, berbuah kebaikan lain yang lebih indah.
    barakallah pak Cah dan bu Ida, selamat menyebar kebaikan, dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun.

    ReplyDelete
  20. "Dasyat",itu kata yang bisa sy ungkapkan buat b Ida dan tentunya p Cah. Lelaki tersebut tentulah pendamping setia b Ida, siapa lagi kalau bukan Ust p Cah....
    Tidak semua istri bisa menangkap dengan tepat kondisi suami, baik berupa kelebihan maupun kekurangan beliau. Dan ungkapan b Ida di tulisan tersebut pasti menjadi suatu kebahagiaan dan kebanggaan bagi p Cah. Dan itu bikin ngiri.....beber.... sungguh2 ngiri.

    ReplyDelete
  21. makasih kunjungan dan komennya rumahku dan bu Kendah. semoga semua keluarga menjadi sakinah, amin.

    ReplyDelete
  22. Subhanalloh Luar biasa inspiratif,
    Semoga senantiasa barokah dan Menjadi Rumah Tangga Syurga...
    Dan kami bisa meneladani cahaya kebaikan bu ida dan pak cahyadi.




    ReplyDelete
  23. makasih kunjungannya asma amanina....amin untuk semua doa kebaikan.

    ReplyDelete
  24. Lelaki itu adalah Pak Cah. Subhanallah, semoga barakah Allah senantiasa untuk Pak Cah sekeluarga. Sungguh membuat hati ini rindu ingin bertemu lagi dengan Ibu dan Bapak. Mungkin Ibu tidak ingat saya karena banyak yang hadir waktu itu, tapi saya in sya Allah ingat. Ibu pernah menemani Pak Cah mengisi suatu acara di Palembang, kemudian beberapa tahun berikutnya Pak Cah menjadi pembicara di "Mewujudkan Impian Pengantin Surga". Satu lagi yang tak kan pernah saya lupa, begitu terbukanya Bapak dan Ibu sekeluarga, hingga mempersilakan kami atau pun yang lain jika ke Yogyakarta untuk mampir ke rumah. Saya melihat itu sebagai upaya "Berbagi Berkah". Jika selama ini beliau selalu berupaya memberi lebih, in sya Allah balasan-Nya akan lebih berlipat ganda. Mohon maaf Bu, karena kendala jarak saya tidak bisa memenuhi undangan Ibu untuk kopdar :(

    ReplyDelete
  25. Lelaki itu adalah Pak Cah. Subhanallah, semoga barakah Allah senantiasa untuk Pak Cah sekeluarga. Sungguh membuat hati ini rindu ingin bertemu lagi dengan Ibu dan Bapak. Mungkin Ibu tidak ingat saya karena banyak yang hadir waktu itu, tapi saya in sya Allah ingat. Ibu pernah menemani Pak Cah mengisi suatu acara di Palembang, kemudian beberapa tahun berikutnya Pak Cah menjadi pembicara di "Mewujudkan Impian Pengantin Surga". Satu lagi yang tak kan pernah saya lupa, begitu terbukanya Bapak dan Ibu sekeluarga, hingga mempersilakan kami atau pun yang lain jika ke Yogyakarta untuk mampir ke rumah. Saya melihat itu sebagai upaya "Berbagi Berkah". Jika selama ini beliau selalu berupaya memberi lebih, in sya Allah balasan-Nya akan lebih berlipat ganda. Mohon maaf Bu, karena kendala jarak saya tidak bisa memenuhi undangan Ibu untuk kopdar :(

    ReplyDelete
  26. Terimakasih kunjungan dan komennya mbak Indah

    ReplyDelete
  27. Subhanallah kisahnya sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  28. Kisah inspiratif...barokalloh untuk keluarga indonesia my family is wonderful layaknya hari ini saya ikuti parenting di gedung diknas gresik Tks Amin

    ReplyDelete
  29. bagaimana prosedur untuk konsultasi keluarga

    ReplyDelete
  30. Menginspirasi bu ida. Selalu berkacakaca baca tulisannya

    ReplyDelete