Monday, March 24, 2014

Status itu...renungan dan doa



Hari ini sebenarnya aku memutuskan bedrest atas hasil diagnosa dan pengobatan sendiri. Haha.
Pasalnya dengan padatnya kesibukan dan tak lagi mengatur menu makan dan minum obat, temanku hypertensi datang mengunjungiku. Dia datang dengan pertumbuhan yang tidak main-main, bahkan naik egrang. Ahad sore kurasakan pusing yang amat sangat, silau dan ‘lungkrah’.

“Nduk, tolong umi ditensi” kataku pada si nomer 4 yang duduk di bangku klas 3 SMP. Dia adalah dokter kecilku.
“!70/130” katanya pelan. Aku yang justru njondhil tidak percaya.
“Coba Umi yang ndengerin”. Dia membantuku untuk menensi diriku sendiri dan hasilnya sama. Aku bergegas minum obat dan berbaring. Hihi takut hantu stroke datang. Tak lupa menangis diam-diam.

Pagi tadi sudah turun setelah dua kali minum obat dan baring-baring terus. Nah saat buka-buka ipad, lihat ada mak Mugniar posting ikut GAnya Pakdhe Cholik. Walah orang sakit ini tergoda, dan lihat-lihat peluang untuk ngetik. Jadilah postingan ini yang dibuat sambil nyengir-nyengir.


Statusku pertama yang kubuat tentang kematian seorang pemuda tetangga desaku. Namanya Elin Nugraha. Pemuda yang bahkan aku tak mengenalnya secara pribadi. Berita kematiannya kuterima pagi hari, ia meninggal pada malam hari, kecelakaan sepulang dari mengaji di sebuah Masjid besar yang terkenal di Jogjakarta.

Sejak mendengar kabar kematiannya, aku berniat untuk melayat. Kalau dipikir lucu ya. Dia hanya teman dari temanku, bu Alfi dan Agus. Dia tak pernah bertemu denganku semasa hidupnya, tak pernah satu organisasi, satu aktivitas. Namun kabar kematiannya cukup memanggilku untuk datang melayat. Bahkan aku harus susah payah mencari lokasi rumah duka.

Dan ini statusku.


Beberapa orang berkomentar dan kuambilkan satu komentar :


Betul Deh. Siapa yang tahu batas usia? Banyak orang mengira yang tua akan dipanggil duluan. Tidak juga. Kematian tak mengenal usia. Kita hanya harus beramal menambah bekal sambil mengantri batas waktu. 

Aku mendapat banyak pelajaran dari acara melayat kali ini. Saat seseorang dikaruniai anak hanya semata wayang, itu betul-betul anugrah yang harus dijaga. Heh emangnya kalau setengah lusin seperti anakku tidak harus dijaga?

Ah bukan demikian. Tapi bayangkan saja, mas Elin ini anak semata wayang, punya penyakit jantung bawaan.  Kuliah dan tinggal menunggu wisuda pada hari Sabtu tanggal 22 Maret kemarin. Ia tak diijinkan naik motor hingga kemana-mana selalu diantar jemput. Namun si anak baik ini tetap memiliki garis usia. Mendahului orang tuanya.

Hiks. Saat melayat aku justru berurai airmata menyaksikan ketabahan ibundanya menerima ucapan belasungkawa dari orang yang dikenalnya maupun yang tak dikenalnya seperti aku. Ibundanya juga tengah sakit dan memakai kruk kemana-mana.

***
Status kedua lebih kepada lelucon dan doa. Ah baca sendiri ya:


Aku menertawai diriku sendiri yang saking banyak urusannya sampai lupa bahwa saat anakku lapor ia diterima di salah satu sekolah swasta, artinya kami harus segera daftar ulang. Naah baru ngeh ketika teman-teman membicarakan bagaimana mencari uang sebesar 12 juta dalam waktu sepekan haha.
Kami harus membayar 70% dari total biaya.

Anehnya statusku tersebut justru mendapat banyak tanggapan termasuk yang lalu inbox, tapi Oot. Mereka menanyakan lokasi tanah dan rumah punya teman yang akan dijual. Jadinya malah aku terjun ke dunia makelar haha (lagi). Sayangnya ternyata kedua properti itu sudah laku. Jadi judulnya makelar ketinggalan kereta.

 
Komentar lain adalah usulan untuk mengubah jadwal pemilu tidak berdekatan dengan penerimaan siswa baru...waah ini musti diterusin kepada Anggota Dewan yang terhormat atau KPU sebagai pembuat jadwal. Sstt pasalnya suamiku sedang maju sebagai calon DPD RI dari dapil Jateng. Halah malah kampanye. Gak papa ya kan bukan kampanye parpol. DPD kan relatif netral. Tahu sendirilah sekalipun kami bermain bersih tanpa money politik, tetap saja menyedot banyak dana.

Namun ada yang menggembirakan, ternyata status juga merupakan doa. Hanya selang beberapa hari, suamiku pulang dari mengisi pelatihan di salah satu Pemda di Kaltim. Kami membongkar barang bawaan dan ia mengulurkan sepuluh bendel lembaran merah.
“Nih sebagian honor untuk daftar ulang SMA!”

Alhamdulillah...Hurreyyy! Naah status juga doa kan. Jadi baiknya jangan pernah ada yang memaki-maki di status ya. Doakan saja banyak orang jadi baik. Banyak orang dermawan, membeli barang dagangan kita atau mengulurkan uang untuk keperluan kita.

Tul nggak pakdhe?! Semoga juga Pakdhe memilih artikelku ini sebagai pemenang. Amin.





28 comments:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat
    Segera didaftar
    Keep blogging
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  2. Kasihan sekali ibu dari anak semata wayang yang meninggal itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tugasnya sebagai orang tua sudah tuntas. Insya Allah anaknya husnul khotimah.

      Delete
  3. Dua status yang dalam sebenarnya... menyiratkan tentang betapa b3sar cinta ibu pada anak. :)
    Semoga sukses bu.. peluuk dari serang

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin makasih mak Nurul...peluuk juga dari jogja

      Delete
  4. bunda yg satu ini statusnya bener2 top, smuanya mengena dan bermanfaat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi alhamdulillah...sama deh sama yang komentar

      Delete
  5. usia memang misteri ya, mbak Ida.
    btw di Jakarta SMA bayar mahal, ya. Semoga sukses GA nya, mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe saya tinggal di jogja mak. makasih udah berkunjung

      Delete
  6. saya sering mbak melayat seseorang yang tidak saya kenal, kebetulan memang satu komplek tapi beda RT

    ReplyDelete
    Replies
    1. emang mama CalVin suka silaturahmi nih...termasuk ke blogku...paling rajiiin

      Delete
    2. Benerrr. . Mama calvit suka silaturahmi (*main samber aja dakuw)

      Delete
    3. iya nih, kita yang jadi malu...hihi

      Delete
  7. statusnya panjang2 bener ya mak....

    ReplyDelete
    Replies
    1. apalagi dulu waktu belum rajin ngeblog...statusku ayaknya blog haha. makasih ya kunjungannya.

      Delete
  8. Innalillahi. turu berduka. Semoga amal ibadah mas Elin diterima disisi Allah SWT dan keluarga, terutama ibundanya diberikan ketabahan, Amin Ya Allah.

    mas Elin gak lama lagi mau wisuda yah, Bun. aduuuh, jadi teringat cerita sepupu saya. kalau temannya juga mengalami kecelakan sebelum wisudanya berlangsung (H-2), kejadiannya terjadi setelah dia pulang dari gladi bersih untuk acara wisudanya, Bun. dan permintaan orangnya menginginkan anaknya tetap disebut saat proses wisudanya. Gusti, terbayang betapa sedihnya kedua orang tua mereka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku malah merinding membaca komen Richolu. saat-saat berat bagi orang tua. semoga semua yang diuji mendapat ketabahan amin.

      Delete
  9. Insya allah jadi salah satu pemenangnya Bu...Sukses Ganya Bu..

    ReplyDelete
  10. iya mba, kadang status adalah doa

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya mak, semua ucapan dan tulisan kita bisa menjadi doa

      Delete
  11. Iya, status Mak Ida bagus-bagus. Kalau di wall ku mah gak karuan Mak postingan statusnya hehehee...
    Suka banget dg pendapat Mak Ida, bahwa semua ucapan kita meskipun via tulisan itu adalah doa.

    ReplyDelete
  12. Wuaaaa... ini give away yang bikin geregetan.. aku pas wara wiri di luar rumah dah berencana mo ikutan.. eh.. pas sampe rumah dah ditutup give awaynya ama pakdhe.. sebel deh.. gemes

    ReplyDelete
    Replies
    1. masih ada kereta yang akan lewat Mak ade, kan pakdhe rajin adakan GA....

      Delete
  13. waa... baca postingan ini tersenyum sendiri sambil manggut-manggut..
    status kan curahan hati dan harapan jadi kalau terkabul pastinya bahagiaa... ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuuk banyakin doa melalui status...makasih sudah berkunjung.

      Delete