Friday, August 29, 2014

IKAPI dan Mencerdaskan Bangsa



Saya senang mengajak anak-anak mengunjungi pameran buku, terutama yang digelar di Jogja kota tercintaku. Book Fair dan Islamic Book Fair adalah yang lumayan besar eventnya. Dari situlah saya dengar tentang IKAPI.

Memang sih sewaktu sekolah SD dan menghafal singkatan nama-nama organisasi di Indonesia, pernah juga menghafal nama IKAPI.
Kini setelah menjadi blogger dan penulis, saya mencari tahu lebih jauh tentang apa, siapa dan sepak terjang IKAPI.

Hari Buku

Apa dan siapa IKAPI?
Nih saya kutipkan untuk pembaca:


“ Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) adalah asosiasi profesi penerbit satu-satunya di Indonesia yang menghimpun para penerbit buku dari seluruh Indonesia. Ikapi didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta. Para pelopor dan inisiator pendirian Ikapi adalah Sutan Takdir Alisjahbana, M. Jusuf Ahmad, dan Nyonya A. Notosoetardjo. Pendirian Ikapi didorong oleh semangat nasionalisme setelah Indonesia merdeka tahun 1945.”

Ternyata sejarah berdirinya IKAPI bertaut langsung dengan jatuh bangunnya bangsa ini mempertahankan dan mengisi kemerdekaan. Kini IKAPI telah berusia 64 tahun dan berada dibawah kepemimpinan Dra. Lucya Andam Dewi, M.Si. pada periode kepengurusan 2010-2015.

Jika pada awal berdiri hanya beranggotan 13 penerbit, kini beranggotakan 1125 penerbit tersebar di 24 propinsi.

Sejak berdirinya, IKAPI telah merumuskan cetak biru cita-cita dalam mencerdaskan bangsa dan memajukan dunia perbukuan di Indonesia. Pada tahun 1956 dirumuskanlah Panca Daya IKAPI.

1.     Usaha memperluas kesempatan membaca dan memperbesar golongan pembaca dengan jalan mendirikan perpustakaan desa;
2.     Usaha mengembangkan penerbitan buku pendidikan dan pengajaran dengan menarik biaya alat pengajaran.
3.     Usaha menyebarkan hasil cipta sastrawan indonesia dengan jalan mengekspor hak cipta dan mengekspor buku;
4.     Usaha melindungi hak cipta serta membantu penerbitan buku universitas dan buku-buku kategori kesusastraan;
5.     Usaha mengembangkan industri grafika bagi keperluan pencetakan buku.

Adapun Visi Ikapi adalah:
Ketua Ikapi menjadi Presiden of APBA -Credit






Menjadikan industri penerbitan buku di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan dapat berkiprah di pasar internasional.

Misi ?

Ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upaya penciptaan iklim perbukuan yang kondusif, pengembangan sistem perbukuan yang kompetitif, dan peningkatan profesionalisme asosiasi serta para anggotanya sehingga perbukuan nasional mampu berperan secara optimal demi mempercepat terbentuknya masyarakat demokratis terbuka dan bertanggung jawab.

Melihat apa yang telah dilakukan IKAPI selama ini untuk melandingkan Panca Daya, tak dapat kita bayangkan penerbitan di Indonesia tanpa IKAPI.
Tetapi apakah semua telah mengenal IKAPI?

Hmm saya kok kurang yakin. Mungkin perlu survey untuk memastikan data yang valid. Tapi kasat mata saja, banyak masyarakat yang belum tahu ketika saya tanya. Mungkin sekali ada banyak penerbit yang belum bergabung karena belum tahu tentang apa dan bagaimana kiprah IKAPI.

Inilah tantangan bersama untuk IKAPI bisa lebih berdaya dalan upaya mencerdaskan bangsa ini.

Terobosan seperti parade ngeblog, ini bagian dari sosialisasi efektif tentang hal-ikhwal IKAPI. Para blogger turut mengaduk-aduk informasi tentang IKAPI melalui website resmi serta berbagai sumber lainnya. Jika saja setiap artikel blog minimal dikunjungi 500 orang, semoga 106 postingan setiap hari telah dibaca berapa ribu orang saja.
Kedepan bisa berkembang lebih variatif lagi dalam pengenalan IKAPI melalui dunia maya.
Kegiatan IKAPI DKI

Peran apa yang diharapkan dari IKAPI dalam mengembangkan dunia baca tulis di Indonesia?

Sebenarnya panca daya IKAPI telah mencerminkan peran yang luar biasa jika dapat dilaksanakan.

IKAPI telah mendirikan Akademi Literasi dan Penerbitan Indonesia (ALINEA) dengan mata kursus Writing & Publishing Academic Book dan Copyediting Skills sebagai upaya meningkatkan kemampuan para penulis serta editor untuk menghindarkan hal-hal yang tidak patut dalam penulisan dan penerbitan buku edukasi. Selain itu, IKAPI juga membuka kerja sama bagi IKAPI Daerah dalam penyelenggaraan lokakarya ataupun pelatihan editorial di daerah yang materi dan pematerinya akan didukung dari ALINEA-IKAPI.

Berbagai lomba, kursus dan seminar kepenulisan adalah langkah konkrit yang tentu sangat bermanfaat. Yang perlu ditingkatkan adalah bagaimana agara setiap event yang digelar dapat menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat, utamanya generasi muda maupun seluruh stakeholder dalam melandingkan MISI IKAPI untuk mencerdaskan bangsa.

Pameran buku dalam sekala yang lebih kecil dapat diselenggarakan hingga tingkat kecamatan, syukur sampai tingkat desa. Apalagi jika disertai event yang dapat meningkatkan minat baca masyarakat dan peran serta penerbit.

Perpus keliling dengan motor-Credit

Perpustakaan keliling bisa diperbanyak dengan “motor buku” yang akan lebih menjangkau ke titik-titik masa dan komunitas. Perpustakaan keliling digelar di sudut pasar, di sudut puskesmas atau di halaman masjid setiap hari jumat. Itu contoh titik masa untuk menjemput para pembaca.

Adapun seandainya saya menjadi pengurus IKAPI, maka terobosan yang akan saya lakukan adalah:

1.     Melakukan pendataan dan pembinaan seluruh penerbit yang ada di Indonesia dan menawarkan keanggotaan kepada mereka. Industri buku edukasi masih menyerap porsi yang besar dalam penerbitan di Indonesia. Pembinaan dan pengawasan serta sanksi pelanggaran akan menjadi lebih baik jika semua penerbit telah bergabung dengan IKAPI. Sebagai contoh kasus beberapa buku pelajaran yang “kebobolan” dengan konten yang kurang mendidik atau bahkan disisipi ideologi komunis. Apa yang dilakukan IKAPImelalui ALINEA dapat lebih dioptrimalkan lagi.

2.     Terkait dengan panca daya pertama, usaha memperluas kesempatan membaca dan memperbesar golongan pembaca dengan jalan mendirikan perpustakaan desa, saya akan mengusulkan untuk pendirian perpustakaan hingga tingkat RT dan “motor buku”.

Masyarakat secara swadaya didorong untuk memiliki kemaupan dan kemampuan menciptakan rumah baca di masing-masing RT untuk dapat menjangkau lebih banyak pembaca dan menyediakan bacaan yang sesuai dengan kultur dan kebutuhan setempat.

IKAPI dapat memfasilitasi kerjasama pengadaan buku perpustakaan dengan penerbit yang berada di bawah naungannya.

Saya pribadi telah merintis perpustakaan di rumah untuk warga sekitar, namun belum tahu dari pintu mana dapat mengakses kemitraan dengan IKAPI maupun penerbit.

Semoga IKAPI dan perbukuan di Indonesia makin maju. Karena buku tetap tak tergantikan sebagai bagian penting dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan termaktub dalan Pembukaan UUD 1945: mencerdaskan kehidupan bangsa.


Yuuk semua membantu mewujudkan!

Untuk menjadi anggota IKAPI klik di sini.

4 comments:

  1. << kantornya udah anggota IKAPI

    ... eh ga da yg tanya ya?

    ReplyDelete
  2. IKAPI ada program buku buat sekolah terpencil ga Bu? Terima kasih.

    ReplyDelete
  3. kalau ada hari buku bagi2 buku gratis asyik tuh mbak :)

    ReplyDelete