Monday, September 29, 2014

Terlambat Bulan, Menopause atau Hamil?


Anda perempuan? Pernah terlambat bulan?
Atau anda laki-laki, istri anda pernah terlambat bulan?
Atau anda tidak tahu apa itu terlambat bulan?
#halah.

Ini kisah kecemasan ibu-ibu berumur saat terlambat bulan. Beberapa waktu yang lalu seorang teman yang usianya belum lagi 50 tahun dan telah memiliki satu cucu, terlambat bulan. Saya tidak tahu persis apakah ia resah, panik atau bagaimana.
Yang jelas, kemudian ybs melakukan tes urin. Tes.


Negatif. Horee...
Lho kok hore?! 

Konon itu yang membedakan tua atau muda. Konon keluarga muda akan bersorak saat positif dan yang afkiran akan bersorak ketika negatif....

Entahlah kalau ada pasangan muda yang cemberut saat melihat dua strip merah.
Dalam kisah ini sang bulan tak juga datang. Beliau mengira tanda-tanda menopause telah menghampirinya lebih dini.

Bulan berikutnya mengetes lagi. Negatif. Kali ini tidak bersorak, tapi membeli obat peluruh haid. diminum, dan tidak haid.
Habis, membeli lagi, diminum dan keluar flek disertai rasa sakit yang luar biasa. Luar biasa hingga ia harus ke dokter.
Ajaibnya saat ke dokter dinyatakan positif. Sudah 3 bulan bahkan.
Kok bisa? Bukankah dua kali tes urin dan negatif?

Bisa saja, mungkin test packnya telah kadaluwarsa, jadi tidak lagi akurat.
Betapa terkejutnya sang bunda dan bersegera memperbaiki pola hidupnya demi mempersiapkan kehamilan. Saya tak perlu cerita ruang perasaannya karena bukan yang mengalami. Setiap dua pekan sekali beliau periksa ke dokter. Selalu dinyatakan janinnya bagus. Sehat. Alhamdulillah. Beliau makan yang bergizi dan minum vitamin dari dokter.

Kali ke tiga periksa, dokter masih USG dan menyatakan bayinya tumbuh baik. Alhamdulillah.

Namun beberapa hari kemudian bunda ini merasakan keanehan karena tak ada denyutan atau gerakan si dedek janin. Beliau kontrol ke dokter kandungan dan dinyatakan janin telah meninggal. Innalillahi wainnailaihi rajiuun.
Dengan pertolongan medis, bunda ini melahirkan.
Terpukul?
Iya.

Ibu mana yang tak sedih kehilangan bayinya, setelah ia mencintai janin yang tak disangkanya hadir di usia senja.
Allah yang berkehendak  dan ia telah menerima takdirNya. Itu sebulan yang lalu.
Tamat?

Enggak. Ada yang lebih penting. Ternyata saya mengalaminya!
Uhuk.
Setelah mantu, saya terlambat bulan. Berhubung cerita diatas masih hangat, saya langsung kepikiran. Sepekan, saya hanya simpan keraguan sendiri. Hanya saja saya menjadi lebih berhati-hati. Tidak mengangkat barang berat, maklum biasanya jualan buku packing yang berat-berat. Saya hentikan obat darah tinggi. Batukpun hanya minum jeruk nipis. Pokoknya sampai jelas hamil atau enggak, saya harus menganggap diri hamil.  

Dua pekan saya enggak tahan lagi, jadi mulai bisik-bisik ke suami.
"Aku kok telat ya, biasanya kalau si nomer satu selesai aku segera nyusul. Ini dia sudah suci, aku belum juga..."
"Di tes saja..." jawabnya standar dan datar.

Kubeli test pack, kupilih yang harganya lumayan mahal dengan harapan hasilnya valid. Sudah kusiapkan diri menerima takdirku, hamil atau enggak. Biarlah apa kata orang, habis mantu malah hamil. Yang dimantu enggak segera hamil, malah ibunya yang hamil. Saya tak ambil pusing. Toh punya suami hihihi...

Bahkan saya membayangkan jika beneran hamil, bikin catatan harian atau blog baru pastilah menarik mengingat usiaku yang sudah tidak muda lagi.....

Ternyata...negatif.
Horee?
Tidak. Saya tidak bersorak. Malah cemas. Sudah lebih dua pekan dan tidak positif, tidak pula haid.

Sementara itu sudah sekitar sepekan merasakan kurang enak di daerah peranakan. Rasa kencang diperineum juga makin terasa. Nyeri di area dada. Saya bahkan mencari ingatan pengalaman hamil, seperti apa dulu rasanya...
Heheheh walaupun enam kali hamil, ternyata bisa lupa.

Puncaknya hari Rabu, tanggal 24 September 2014, pagi ini nyeri di bagian perut.
"Bi, aku sudah tes, negatif, tapi kok enggak datang bulan juga. Udah beberapa hari aku merasa tidak enak badan, sekarang malah kesakitan. Di perut, di pinggang, di dada dan di kaki juga...."
Saya sampai membungkuk-bungkuk. Badan juga demam.
Belum pernah mengalami yang seperti ini sepanjang hidupku.

"Kita ke dokter SpOG saja...pagi ini..." begitulah suami siaga, enggak bisa lihat istrinya menderita...heu...heu...
"Ya deh makan dulu....entar aku ndaftar via telpon dulu"
Kami memang sedang bersiap sarapan.

Belum lagi menelepon kenalan yang praktek, saya merasakan sesuatu telah merembes dari tempatnya.

"Sebentar ya...aku tengokin..." Saya interupsi acara sarapan dan bergegas ke toilet.
Huahh....ada bercak yang telah kunanti. Alhamdulillah.
Melihat aku balik ke meja makan, suamiku melihat dengan ingin tahu.
"Pantesan sakit...haid..."

Lega sudah...alhamdulillah, bahkan tawa kami pecah. Entah kami menertawakan apa.
Mungkin repotnya mantu telah menimbulkan stressor yang tak kusadari. Efeknya muncul dalam bentuk kekacauan hormonal. Akibat semua penghentian itu, tensiku naik tinggi, pusing dan berbagai keluhan lain membuat saya berhenti ngeblog sepuluh hari....

Sekarang hidupku telah kembali, doakan saya sehat dan bisa terus berbagi cerita.
Semoga bermanfaat ya. Pelajarannya apaan sih?


Pengantin Tua Gagal hamil

Lucu-lucuan saja

Gak bisa nahan geli

Akting serius

Masih muda lah yau.

Terimalah taqdir anda dan mozaik rasa yang menyertainya dengan penuh kesyukuran.
Itu saja.
Tamat.


32 comments:

  1. Hihihi aduh saya bacanya malem2 jd ngikik sendiri di bagian akhir.
    So sweet ^_^
    Horee dari saya buat Mak Ida.
    Semoga awet muda terus ya Mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih komen pertama mak....sekarang pemulihan nih turunin tensi

      Delete
    2. pantes saja bu ida, ditunggu-tunggu tulisannya ndk muncul bbrp hr ini. Alhamdulillah, smoga cpt pulih. Foto2nya bikin iri berat....

      Delete
  2. Saya boleh komen enggak ya.......
    Mungkin hampir sama dengan yang kami alami, anak kami dah umur 9 bulan tapi istri belum haid juga akhirnya saya periksakan ke dokter kandungan dan di usg eh ..... ternyata enggak ada apa apa....kata dokter kalau menyusui memang seperti itu......

    ReplyDelete
  3. hihihi..asyik bgt aktingnya bu:)

    ReplyDelete
  4. jadi inget sobatku (42th) yang mau vaksin meningitis ditolak karena tes urin positif dan ternyata hamil. Dia cuman nanya kok bisa ya? Ya bisa lah, kan punya suami hehehhehehhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak juanita...hihi begitulah pertanyaannya: kok bisa ya?

      Delete
  5. Saya jadi dag-dig-dug mak Ida bacanya ,, hehehe,, wah Selamat2,,saya kira mau menimang cucu dan anak ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya penginnya begitu mak Ari...kan seru jadi bahan tulisan hehe

      Delete
  6. wah,.. alhamdulillah.. saya kira gimana-gimana..
    btw, suka lihat foto-fotonya, Mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah memang atas semuanya. makasih kunjungannya mak

      Delete
  7. Hehehe..saya juga pernah ngalaminya mba. Bingung haid ngga datang. Test pack juga negatif:) eh.. Sekalinya lagi stress jadi haidnya ngga beraturan

    ReplyDelete
  8. punya pengalaman sama mak..
    di umur segini kalau telat bulan bikin bingung he..he...
    selamat udah mantu mak

    ReplyDelete
  9. aku ko bacanya tegang gini ya buu... heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi semoga tidak terjadi padamu bunda...kan fotonya sudah dibuat lucu...

      Delete
  10. Hahahahahha geli liat foto-fotonyaaa... romantis tapi kocaaaak.. serasiiiii x)))

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak pungky...kami pengantin tua yang merasa muda

      Delete
  11. Romantis banget ya ..... aktingnya mantab mak

    ReplyDelete
  12. di akhir postingan ini saya jadi kut tersenyum liat foto-foto mba ida ;)

    ReplyDelete
  13. Berapa usianya, Mba? Saya sengaja cari kata kunci terlambat mens hamil menopause karena saya sedang mengalami hal yang sama. Sudah 3 hari lewat jadwal bulan lalu, padahal biasanya maju 3 hari. Saya juga usia 49, setelah ada infeksi pada rahim saya yang dipasang IUD, saya copot IUD diganti suntik, tapi keganggu banget e mood-nya, akhirnya KB alami coitus interuptus atau pake sarung pengaman. rasanya tidak ada yang salah. Tapi ko tamunya belum datang juga. Galau berat, aku sudah punya empat anak yang bungsu udah 8 tahun, dan sedang menunggu cucu mantudari ku juga yang sudah 7 bulan menikah. Galauku antara hamilkah aku atau mulai telat jadwal karena mau menopause?
    Aku masih belum berani beli tespack, masih tidak berani membayangkan jika aku hamil, ada rasa malu karena udah tua, tapi yang paling kukhawatirkan adalah kesehatan janinku. Bungsuku lahir di usiaku yang ke 41, itupun kehamilan yang sulit karena otot-otot rahimku mulai melemah, aku sering menahan kesakitan di bagian bawah perutku. Sekarang? Kalau aku hamil bagaimana? Ya Allah...aku lebih memilih aku mulai menopause......
    Ya Allah..maafkan hamba mu.,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita sharing ya bunda....saya jg sedang ada ketakutan hamil di usia menjelang 51th gara" males pake sarung pengaman & lupa menghitung masa subur.
      Banyak pengalaman yg saya dengar yg sdh berumur sangat beresiko hamil, untuk bumil seperti pengalaman tetangganya teman yg lumpuh stlh melahirkan di usia senja atau sakit"an setelah melahirkan, belum lagi anak yg bakal dilahirkan katanya rentan ada kelainan atau apapun itu, astagfirullah - nauzdubilah minzalike..bikin makin takut aja menghadapi kemungkinan hamil maka rasanya ingin sekali mendatangi dokter & minta obat peluntur.
      Anak bungsu saya 18th bunda...duh , perasaan ini bingung...

      Delete