Sunday, March 29, 2015

Menemukan Keasyikan dan Kebahagiaan

Banyak orang yang bertanya tentang bahagia. Mempertanyakan pada dirinya apakah ia bahagia. 

Bagi saya bahagia itu sederhana, saat kita dapat mengambil hikmah dari setiap prosesnya dan menikmati rasa syukur dalam setiap helaan nafas.

Saya justru belajar dari kanak-kanak seperti Revo untuk menikmati hidup. Betapa mudahnya bagi anak-anak untuk menemukan kegembiraan dengan situasi yang ada di sekitarnya.. Saat ia menemukan gulungan kasur, ia senang sekali. Dia masuk ke.dalam gulungan itu dan bertingkah lucu. Mencoba berjalan, berguling dan bangkit lagi.
Sambil tertawa-tawa.

Demikian pula saat ia menemukan kursi lipat. Dengan segera menjadi egrang untuk kakinya yang mungil.
Kadang dalam perjalanan panjang di dalam mobil ia tidak menemukan mainan, maka ia gunakan dua tangannya untuk bermain perang. Tangan kanan bermusuhan dengan tangan kiri dalam pertempuran yang seru dengan sound track irama mulutnya.

Seseorang terkadang membuat standar bahagianya sendiri. Saat tidak terpenuhi, ia memutuskan untuk tidak bahagia. Yah, bukankah bahagia adalah pilihan?


Ada perempuan dengan usia hampir kepala lima, belum dikarunia jodoh. Ia menjalaninya dengan ceria saja. Orang-orang di sekitarnya ada yang memandang dengan kasihan, ada yang mencibir, dan ada yang heran. Namun ia tak mempedulikannya dan memilih bahagia.

Sementara ada orang dengan kondisi ekonomi berkecukupan, namun merasa tak pernah bahagia. Ia mencari kecukupan psikologis dengan standar yang tinggi. Karena sibuk dengan angan-angan, ia lalai mensyukuri yang ada dalam genggaman.

Setiap kita, bisa menemukan bahagia, jika tak mudah sakit hati. Jika sanggup memaafkan orang lain dan memaafkan diri sendiri.

Setiap kita, bisa bahagia, jika pintar bersyukur dan menikmati setiap situasi. Menetapkan mimpi yang tinggi, tapi sanggup menghargai pencapaian sederhana dalam prosesnya.

Setiap kita bisa bahagia, jika mampu tersenyum dari dalam hati, dengan kelapangan dada, dalam situasi apapun.

Kebahagiaan, tak harus dicari. Hanya perlu merelakan, taqdir yang berjalan. Memejam mata dan memutuskan, sebuah pilihan. Melerai semua syarat dan berkuat hati.

Yakinilah, kebahagiaan adalah sejarahmu sendiri, ia hanya perlu keputusan pribadi dan kepasrahan pada Ilahi.

5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. setuju, kebahagiaan tidak perlu dicari, tumbuhkanlah syukur dalam hati maka bahagia akan datang menghampiri. trims share nya bund :')

    ReplyDelete