Thursday, February 23, 2012

Jabal Magnet


Serial Wisata Haji (8)  
Oleh : Ida Nur Laila

Pertama kali mendengar tentang Jabal Magnet, percaya nggak percaya. Betulkah ada magnet sebesar gunung? Dan inilah kenyataannya.
Rombongan empat bus yang kami naiki, menuju ke lokasi jabal magnet kira-kira 30 km dari kota Madinah.  Sebagian masyarakat Indonesia yang pernah berhaji, berumrah, atau mengunjungi Arab Saudi tentu pernah mendengar dan mendatangi tempat itu.
Dalam perjalanan menuju kawasan Jabal Magnet dari Madinah, rombongan tidak habis-habisnya memuaskan  pandangan ke bagian kiri dan kanan kendaraan yang terlihat sejumlah perkebunan kurma dan hamparan bukit berbatuan. Sepuluh kilometer menjelang Jabal Magnet, rombongan melewati sebuah danau buatan atau bendungan yang cukup besar, tapi saat ini dalam keadaan kering, jadi sama sekali tidak terlihat seperti danau.Konon berguna untuk menampung air di musim hujan.
Ketika sampai di lokasi, rombongan  membuktikan misteri Gunung Magnet , tiba-tiba kendaraan terasa berat dan susah untuk melaju. Seperti ada yang menolak dari depan atau menarik dari belakang. Kami lalu berhenti dan sang pengemudi pun mematikan mobil dan hanya menyalakan lampu sign.
Alhasil, mobil berjalan sendiri ke arah berlawanan (mundur), bahkan sanggup mendaki tanjakan.

"Inilah kekuatan medan magnet yang ada di gunung ini, sanggup menggerakkan mobil," kata pembimbing. Pembimbing menunjuk lokasi pegunungan yang diduga mengandung magnet.
Daya dorong dan daya tarik magnet, membuat kendaraan yang tadinya melaju dengan kecepatan 120 kilo meter per jam, ketika memasuki kawasan ini, kecepatannya perlahan-lahan turun ke 5 kilo meter per jam. Sehingga, gigi perseneling terpaksa diubah ke posisi dua. Sebaliknya, jika meninggalkan kawasan ini, mobil tanpa diinjak gas pun, dengan presnel kosong, bisa melaju dengan kecepatan hingga 120 km per jam.
Saat perjalanan pulang dan supir bus kami mempraktekkan hal itu, kami berteriak-teriak ketakutan ketika laju bus sangat kencang. Khawatir terjadi sesuatu lantaran banyak juga kendaraan lain yang mencoba menguji keajaiban medan magnet.
“ Sudah pak supir ...direm saja” teriak ibu-ibu.
“ Biar saja pak...coba maksimal sampai berapa kecepatannya...!” seru bapak-bapak.
“Reemm..reemmm..”jerit ibu-ibu tidak mau kalah.
Supir berpihak pada ibu-ibu, jadi saat kecepatan mencapai 100km perjam, supir menginjang rem. Aku tersenyum saja melihat tingkah lucu para jamaah. Namun dalam hati berdebar-debar juga.
Inilah fenomena Magnetic Hill, atau warga setempat menyebutnya Manthiqa Baidha, yang berarti perkampungan putih.  Banyak yang menamainya Jabal Magnet. Jabal Magnet menyimpan misteri dan decak kagum bagi siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini. Memang terjadi perdebatan apakah ini benar-benar fenomena alam ataukah sekedar ilusi keterbatasan indera manusia. Namun jika pernah mengunjungi dan membuktikan sendiri, tentu anda akan sulit menolak fenomena ini.
“ Apakah tiang listrik itu melengkung juga karena pengaruh medan magnet...?” ucap seorang teman.
“Bisa jadi ya...” balas yang lain. Namun kami sejatinya tidak tahu masalah ini.
Jabal Magnet yang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah awalnya ditemukan oleh orang suku Baduy. Saat musim haji, banyak jamaah yang menyambanginya. Pemerintah Arab Saudi lalu membangun jalan menuju lokasi tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak ditumbuhi pohon kurma itu, juga dilengkapi sarana wisata lainnya. Ada tenda-tenda untuk pengunjung, ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu. Cerita yang berkembang konon kabarnya, pemerintah Saudi pernah berencana membangun bandara di kawasan ini. Namun karena diketahui adanya fenomena jabal Magnet, maka niat itu diurungkan. Wallahu a’lam.
Secara geologis, fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan dengan logika. Karena, Kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua yang sudah berumur 700-an juta tahun.
Kawasan itu berupa endapan lava "alkali basaltik" (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang berusia muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan bumi dari kedalaman 40-an kilo meter melalui zona rekahan sepanjang 600 kilo meter yang dikenal sebagai "Makkah-Madinah-Nufud volcanic line".
Banyak gunung berapi terbentuk di sepanjang zona rekahan itu. Seperti Harrah Rahat, Harrah Ithnayn, Harrah Uwayrid dan Harrah Khaybar. Tidak seperti di Indonesia yang gunung-gunungnya berbentuk kerucut, sehingga memberi pemandangan eksotis, gunung-gunung di Arab berbentuk melebar dengan puncak rendah. Kompleks semacam ini cocok disebut volcanic field atau harrah dalam bahasa Arab.
Harrah Rahat adalah bentukan paling menarik. Dengan panjang 310 km membentang dari utara Madinah hingga ke dekat Jeddah dan mengandung sedikitnya 2.000 km kubik endapan lava yang membentuk 2.000 lebih kerucut kecil (scoria) dan 200-an kawah maar. Selama 4.500 tahun terakhir, Harrah Rahat telah meletus sebanyak 13 kali dengan periode antar letusan rata-rata 346 tahun.
Letusan besar terakhir terjadi pada 26 Juni 1256, yang memuntahkan 500 juta meter kubik lava lewat 6 kerucut kecilnya selama 52 hari kemudian.
Saat singgah di pemberhentian sekitar jabal magnet, para jamaah turun dari bus dan berfoto. Kami juga menyempatkan membeli es karim...plesetan ice cream. Nimatnya melahap Ice Cream dalam terik padang pasir...jauh lebih nikmat daripada saat di tanah air.
“ Kita semua jadi anak kecil lagi deh...” seloroh seorang jamaah sambil mengacungkan cup ice cream.
“ Kalau di tanah air...malu deh makan ice cream...”
Kami tertawa bersama.
Nampak beberapa mobil berhenti dan menikmati wisata ini. Ada juga yang sepertinya mendirikan tenda. Juga ada bus rombongan wisata dari travel lain.
“ Kalau dipikir-pikir...tempat wisata macam apa ini ya. Panas terik, tak pepohonan dan sama sekali tidak nyaman. Dimana pula toiletnya...tapi kok kita rela dan senang datang ke sini...” kata seorang jamaah.
“Negara lain mengeluarkan banyak dana untuk mempromosikan wisatanya...dan Saudi malah membatasi kuota kunjungan di musim haji...”
“Benar-benar negri yang berkah...subhanallah”
Kami senang mengunjungi jabal magnet dan mengagumi ciptaan Allah. Serta dapat membawa pulang oleh-oleh cerita ke tanah air.
Hanya sampai disini kisah wisata hajiku. Tidak banyak memang, namun semoga bermanfaat pada para pembaca.
Tulisan ini kuperkaya dari berbagai sumber.

10 comments:

  1. Wahhhh keren banget .. sampe ketawa2 baca tulisannya bu' ... Salam kenal y :D

    ReplyDelete
  2. subhanallah... ya Allahs emoga saya bisa nyampe jabal magnet kayak mbak ida aamiin aamiin Ya Rabb aamiin ^-^ Allahuakbar... mantap abnget mbak Ida saya bakal stay dah di bloga dem ini mantap abiss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga tercapai amiin...alhamdulillah dapat pengunjung tetap. selamat menikmati tulisan ibuk2 ini mas.

      Delete
  3. waah ..waah..terkesima, cuma denger cerita cerita aja..
    mudah2an bisa kesana bisa merasakan keajaiban Jabal Magnet ..
    Amin

    ReplyDelete
    Replies
    1. kudoakan mak Nchie yang ayu ini segera berziyarah ke tanah suci...moga-moga ada lomba blog yang hadiahnya umrah gitu kali....

      Delete
  4. Subhanallah, titip do'a deh bu. Semoga saya dan keluarga bisa segera kesana dan merasakan sendiri sensasinya. Aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin semoga bisa berhaji di waktu muda ya bunda Hanny

      Delete
  5. Semoga bisa ikut menjejakkan kaki disana dan melihat secara langsung. Aminnn

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin...semoga disegerakan keinginan suci dari saudaraku ini

      Delete