Saturday, October 12, 2013

Museum Akmil dan Taman Kyai Langgeng ( Edisi piknik ke Magelang)


Revo dan Abdan dua sahabat menikmati kegembiraan 
Sabtu, 18 Februari 2012 adalah hari yang sudah beberapa pekan ini kami nantikan. Terutama aku dan Revo bungsuku. Kami akan pergi piknik ke taman Kyai Langgeng dan Museum Akmil. Ini adalah piknik pertama Revo bersama teman-teman sekolah, tentu saja ia sangat bersemangat, apalagi bu guru sudah memberikan prolog sejak beberapa minggu sebelumnya.
Berhubung Revo sempat sakit selama 5 hari, aku terlupa untuk mendaftarkan keberangkatan kami, maka pada h-4 aku baru ingat untuk mendaftar. Bu guru sepertinya agak ragu untuk menerima lantaran kami sudah peserta paling akhir yang  mendaftar. Pasalnya apakah ada kursi buat kami atau tidak. Kupikir jika tidak ada kursi, maka aku akan pergi menyetir sendiri hingga Magelang mengikuti rombongan, agar Revo tetap bisa mengikuti acara ini.
Alhamdulillah pada keesokan harinya kami mendapat kepastian yakni mendapat posisi kursi paling belakang. Sungguh adil bu guru membuat urutan kursi sesuai nomer pendaftaran, jadi begitulah kami tetap terangkut, walau di kursi paling belakang.
Duduk di kursi paling belakang- ah sebenarnya tidak paling belakang, lantaran masih ada barisan bu guru yang duduk betul-betul di bangku paling belakang- ternyata menyenangkan.
Pertama karena kursi kami bisa diatur posisi kemiringannya. Hanya kursi deretan kami yang bisa diatur, kursi lain begitu adanya, duduk tegak tidak bisa diatur sedikit rebah. Layaknya di bus eksekutif atau di pesawat, aku bisa mengatur kemiringan sandaran, bahkan tanpa menunggu take off.
Ke dua, dekat dengan toilet, jadi kalau ada panggilan alam, tolet persis ada di belakang kami, tak perlu jauh berjalan.
Ketiga, depan toilet juga ada tempat sampah, jadi aku bisa menjaga untuk selalu membuang sampah pada tempatnya.
Keempat, dekat dengan para ibu guru yang berkumpul di bangku paling belakang. Jika butuh sesuatu gampang untuk meminta informasi atau meminta tolong.
Kelima, otomatis juga dekat dengan perbekalan, sehingga pembagian snack dan nasi dos, mendapat jatah pertama. Dekat pula dengan air minum baik air mineral maupun teh panas.
Keenam, banyak ladang amal sholih. Ada saja anak yang pergi ke toilet’ kadang orang tua masih mengurusi  sesuatu di dalam toilet dan anak butuh bantuan dipegangi. Nah, saya bisa bantu memegangi anaknya...yeee !
Sedikit saja kekurangan, adalah saat bu Yani yang di depan memimpin acara, kadang suara kurang jelas hingga sampai ke belakang. Hal ini tidak terlalu mengganggu. Toh kalau mau tanya bu guru yang lain dekat saja.
Singkatnya, semua kusyukuri dan kunikmati saja, alhamdulillah.
Perjalanan ke Magelang ini, dari awal kuniatkan untuk bersenang-senang bersama Revo, membayar semua waktu libur yang pernah kulewati tanpa dia. Aku berusaha melakukan yang terbaik dalam kebersamaan kami.
kado silang yang akhirnya diambil lagi oleh Revo sendiri...
Malam hari aku mengajaknya packing perbekalan yang akan dibawa. Kami menyiapkan kado silang bersama, aturannya adalah makanan senilai Rp.5000. Aku mencari-cari stok makanan yang kami miliki, alhamdulillah kami punya agar-agar buah senilai Rp. 3000. Roti bakery seharga Rp.3.500. dan kutambahi beberapa jelly kecil kira2 senilai Rp.2000. Kukira sudah layaklah kado silang Revo besok. Kami membungkus dengan kardus snack dan kertas koran.
Revo senang melakukan persiapan ini, entah apakah ia faham apa makna kado silang. Setelah packing, Revo tidur cepat penuh harapan untuk bisa segera bangun pagi esok hari. bu guru sudah berpesan agar tidak terlambat, berkumpul di sekolah jam 06.30.
Namun malam itu, Revo terbangun jam 21.00.
“ Umii...” serunya memelas. Aku yang sedang asyik mengetik di depan komputer terkejut.
Sekujur tubuh revo penuh dengan muntahan. Nasi dan mie menu makan malam, dilengkapi dengan minuman, mengguyur seluruh tubuhnya. Kasihan.
Malam itu juga ia harus mandi. Kulumuri badannya dengan minyak telon sambil mendoakan kesehatannya. Kuminumi obat anti anti muntah dan batuk pilek. Revo melewati semua itu tanpa rewel. Sungguh mengharukan.
“ Ya Allah sembuhkanlah anakku. Izinkanlah besok kami dapat mengikuti piknik sekolah, amin...”
Atas permintaannya, kubacakan buku ensiklopedia, cerita tentang keajaiban onta dan binatang lain, hingga ia tertidur.
Alhamdulillah, selasa pagi jam 05.45, Revo terbangun dan langsung minta mandi. Aku tidak tega memandikannya mengingat semalam ia telah muntah. Kusibin saja dengan handuk hangat dan memakai seragam oranye  untuk rihlah.
Akhirnya, di sinilah, di bangku paling belakang, kami duduk dan bergembira. Makan pagi kusuapi beberapa sendok saja di atas bus. Nasi lauk mie dan nugget ayam. Meskipun sebelum berangkat ia sudah kuberi obat anti muntah, aku tetap tidak berani memberinya makan pagi terlalu banyak, khawatir muntah lagi.
Menyaksikan aneka tingkah polah anak dan orang tua, sungguh menarik. Bus Sargede yang disewa sekolah, kira-kira  kelas AC-ekonomi . Entah dulu waktu masih baru mungkin dianggap kelas bisnis. Kursinya baris 2 di kiri dan baris 3 di kanan. Dari formasi kursi inilah diantara problem yang muncul. Kebanyakan anak dan orang tua yang mengikuti piknik hanya membeli dua kursi. Masing-masing kursi senilai Rp.50.000. Ada juga beberapa keluarga yang membeli 3 kursi. Anak yang berbahagia tentunya, berangkat piknik ditemani oleh ayah ibunya, andai ia telah menyadarinya.
Berhubung kebanyakan hanya ibu dan anak atau ayah dan anak, maka saat pembagian kursi, ada orang tua yang terpisah duduk nya dengan anaknya. Seorang ibu nampaknya tidak rela dengan pembagian ini.
“ Aduh gimana bu guru...kan rencananya piknik bersama anak, kok malah duduknya terpisah...kalau anak SD saja tidak apa-apa...ini kan anak play group..”
Bu guru nampak sangat menyesal dengan hal ini.
“ Maaf ibu, ini terpaksa sekali karena memang kursinya bertiga...jadi terpaksa ada yang duduk terpisah...” kulihat ekspresi bu guru yang berempati.
“ Atau coba kami komunikasikan dengan bus lain yang bu...” janji bu guru.
“ Iya bu Guru, tolong ya...”
Bu guru bergegas mencatat nama dan nomer duduk ibu yang komplain, dan bermusyawarah dengan beberapa guru lain.
“ Alhamdulillah ibu, jika ibu berkenan, ada dua kursi kosong di bus lain...bagaimana ibu”
“Iya tidak apa-apa bu guru, yang penting bisa jejer dengan anak...” jawab orang tua siswi tadi dengan gembira. Ia mencari dukungan kegembiraannya pada kami semua tetangga duduknya.
“ Sukses perjuangannya ibu...” kataku pada ibu tadi ketika ia berpamitan pindah bus.
Mengenal pahlawan
Subhanallah, satu masalah selesai dengan baik. Semua lega dan senang.
Namun terakhir, naiklah seorang ibu dengan putri mungilnya. Ia melihat kursi jatahnya telah ditempati orang. Bu guru mengecek . Ternyata beberapa nomer kursi telah saling salah menempati. Itu juga bagian dari kenyatan barisan kursi 3 tadi.
Melihat ekspresi bu guru yang kebingungan, tidak enak untuk menyuruh pindah beberapa orang untuk saling bertukar tempat duduk, ibu yang datang belakangan ini sungguh bijaksana.
“ Sudahlah bu, kami duduk di belakang saja, tidak apa-apa...memang salah kami juga terlambat karena ban motor kami tadi bocor...”
Kami semua menghargai kebijaksanaannya. Bahkan ketika betul ada kursi kosong di depan, anaknya sudah tidak mau pindah ke depan. Sudah nyaman di belakang. Padahal ia harus duduk di pangkuan ibunya.
Namun akibat lain, ibu guru jadi tergusur dan tidak mendapat kursi. Entah mengapa walaupun di depan ada beberapa kursi kosong,  hitungannya jadi ada 4 kursi terpisah yang kosong, tidak ada ibu guru yang pindah duduk untuk menempati posisi itu. Sepertinya para ibu guru ini nyaman duduk berdesakan sambil bersenda gurau disela-sela melakukan tugasnya. Ada yang duduk di tangga dekat pintu...hehe seperti kenek ya.
Bus kami adalah bus ke 3 dari 4 bus rombongan piknik sekolah. Karena semua penumpang telah lengkap, kami segera berangkat , tepat pada pukul 7.15. Setelah menanti selama 45 menit untuk saling menunggu dan mengatur posisi. Bu Guru segera memimpin doa perjalanan dan beberapa hafalan surat pendek . Kami juga bernyanyi-nyanyi dengan lagu anak-anak kami.
Ketika bus mulai berjalan, ternyata  banyak anak-anak yang akhirnya pindah tempat duduk mendekati teman-temannya. Mereka bergerombol dan bermain bersama sambil berbagai bekal makanan. Beberapa orang tua juga berpindah duduk dan mengobrol dengan teman yang diinginkan.
Jadi urusan rempong tempat duduk ternyata hanya di awal...kwek !
Bus kami adalah bus pertama yang berangkat, beberapa bus lain menyusul di belakang lantaran menunggu penumpangnya lengkap. Namun ternyata memang ada beberapa orang tua dan anak yang batal berangkat. Aku sendiri tidak tahu alasannya,  karena mereka berada pada bus lain.
Beberapa orang yang busnya agak terlambat bersungut-sungut . Hal yang wajar sebenarnya dalam setiap acara pergi berombongan.
Aku sendiri sudah berniat untuk bersenang-senang, jadi tak ada yang akan merusak kegembiraanku. Rugilah aku sudah meliburkan semua aktivitasku demi acara piknik ini, jika aku kesal hati lantaran perbuatan orang lain.
Jika pergi bersama, semestinya kita memang berusaha untuk berdisiplin diri dengan aturan yang telah dibuat. Disisi lain, membuka ruang toleransi untuk keadaan yang tidak terduga yang mungkin terjadi, termasuk urusan keterlambatan. Mestinya tidak mungkin ada orang yang berniat terlambat. Hanya saja, tidak ada yang sepenuhnya bisa memegang kendali atas setiap waktu dan peristiwa. Misal dalam perjalanan berangkat, ban kendaraannya bocor. Pastilah harus mencari tukang tambal ban atau bengkel. Sepagi itu belum tentu bengkel terdekat telah buka. Jika menambal paling tidak butuh waktu 30 menit, itupun peralatan harus sudah siap. Jika belum tentu lebih lama lagi. Jika harus ganti ban, belum tentu bengkel memiliki ban yang sesuai dengan ukuran roda kendaraan kita. Jika motor dititipkan, pastilah butuh waktu untuk memanggil taksi, atau mencari becak, atau menunggu bus kota...
Jadi, kita tidak bisa mengendalikan semua situasi. Maka membuka ruang toleransi atas keterlambatan dan semua hal yang tidak disuga, akan terasa lapang di dada, insya Allah.
Hanya sekitar 1 jam perjalanan, sampailah kami di Museum Akmil. Di sinilah dulu presiden SBY semasa muda menempuh pendidikan. Foto beliau ketika lulus, sekarang dipasang pada posisi yang istimewa. Hal ini lantaran SBY adalah alumnus Akmil yang mencapai posisi presiden. Semua foto alumnus yang mencapai bintang juga dipasang dalam deretan khusus.
Diantara yang menarik dari museum itu adalah simbol harimau yang dipajang dibeberapa ruang. Harimau besar dan gagah yang diawetkan dengan kulit aslinya, dipagang dalam kotak kaca, nampak gagah dan garang. Mungkin itu bagian dari simbol penting yang memiliki filosofi khusus di sana. Tentu saja pajangan ini menjadi hal yang menarik perhatian pengunjung bukan saja anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Kami disambut dalam sebuah ruangan presentasi yang diseting untuk menampilkan film dokumenter tentang AKMIL dan sejarahnya.
Sayang seribu sayang, tak lama setelah kami memasuki ruangan, bahkan acara belum dimulai...lampu mati, eh mati listrik...
Jadinya, bu guru dan bapak petugas Museum berceramah memakai pengeras suara...mmm suara menjadi cemprang tidak menarik. Anak-anak gelisah karena materi sejarah akmil dan rupa-rupa tentang museum tidak mampu menarik konsentrasi mereka. Ruangan yang diseting ber-Ac, betapa gerahnya tanpa listrik...menambah gerah dan gelisah. Maka begitu sesi ini berakhir...lega rasanya bisa segera mengelilingi museum.
Namun sebelum berkeliling, saya bagi sedikit penjelasan sejarah tentang Museum ini.
Museum Taruna Abdul Jalil merupakan salah satu fasilitas pendidikan Akademi Militer yang secara visual menyediakan beragam koleksi yang mempunyai peranan cukup penting dalam proses pendidikan perwira dan taruna.
Revo kagum dengan aneka persenjataan 
Museum ini memiliki luas 980 m2, berjarak sekitar satu kilometer ke arah Selatan dari pusat Kota Magelang. Museum ini memiliki keunikan khas koleksi senjata, peralatan pendidikan militer sejak AMN. Museum ini diresmikan pertama pada tanggal 04 Oktober 1964 oleh Brigadir Jenderal TNI Soerono Reksodimejo, kemudian dengan perkembangan jumlah koleksi yang bertambah banyak maka memerlukan ruangan yang lebih luas sehingga diresmikan gedung baru dengan nama "Museum Taruna" oleh Gubernur AMN Mayor Jenderal TNI Achmad Tahir pada tanggal 05 Oktober 1968. Kemudian pada tanggal 10 November 1975 diresmikan lagi oleh Mayor Jenderal Wijogo Atmodarminto dengan nama "Museum Taruna Abdul Jalil". Abdul Jalil merupakan seorang taruna Akademi Militer Yogyakarta yang gugur pada tanggal 22 Februari 1949 demi mempertahankan kemerdekaan RI di pelataran Sambiloto, Kalasan, Yogyakarta. (penjelasan ini saya ambil dari http://www.magelangkota.go.id/info-kota/pariwisata/wisata-pendidikan/museum-taruna-abdul-jalil soalnya penjelasan dari bapak guide tidak terdengar dengan jelas lantaran ketiadaan sound yang memadai...kan listriknya masih mati.)
Museum Abdul Jalil memiliki tujuh ruangan, yaitu :
Ruang Auditorium
Ruang pra-AMN (Akademi Militer Nasional)
Ruang AMN
Ruang Akabri
Ruang Akmil
Ruang koleksi senjata
Ruang Bhakti Taruna
Diantara semua ruangan, Revo paling suka dengan ruangan senjata. Di ruangan ini kita tidak boleh membuat dokumentasi berupa foto atau video. Di ruangan yang lain diijinkan untuk berfoto. Terdapat aneka contoh senjata yang pernah digunakan, dari pestol barretta yang mungil sampai meriam anti tank atau anti pesawat. Revo anakku sibuk menikmati  almari pajangan yang berisi aneka senjata menarik ini.
Setelah puas berkeliling kami berkumpul di halaman. Ada beberapa tank dan helikopter yang dipajang. Para pengunjung senang berfoto dengan aneka properti museum yang tidak akan ditemui di sembarang tempat ini.
Kami juga sempat membeli souvenir berupa baju bermotif angkatan Darat. Ada kaus berlogo batalyon infanteri, pemburu, sniper, koppasus dan sebagainya. Revo kubelikan kaus setelah seharga Rp.40.000. Kausnya tipis bak saringan tahu, namun warnanya menarik dan cukup nyaman dipakai. Beberapa siswa kemudian mengganti seragam oranye dengan baju angkatan darat ini.
Di halaman ada pohon yang menarik perhatianku. Pohon buah kepel yang tengah berbuah lebat. Luar biasa buah kepel ini, karena pernah menjadi buah kegemaran para putri raja. Sekarang dijadikan flora identitas DIY...lho.Pasti deh banyak yang belum tahu...kwek kwek !

Ini sedikit info tentang buah kepel versi mbah google. Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.
Buahnya yang matang dimakan dalam keadaan segar. Disebutkan bahwa dagingnya yang berwarna jingga dan mengandung sari buah itu memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh (seperti air seni, keringat, dan napas). Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara) pada wanita. Jadi, kepel ini oleh para wanita bangsawan digunakan sebagai parfum dan alat KB; di Jawa, penggunaannya secara tradisional terbatas di Kesultanan Yogyakarta. 
"Ini buah kepel..." kata bu Nuzul
Kayunya cocok untuk perkakas rumah tangga; batangnya yang lurus setelah direndam beberapa bulan dalam air, digunakan untuk bahan bangunan rumah dan diberitakan tahan lebih dari 50 tahun.
Kepel merupakan tanaman hias pohon yang indah, daunnya yang muncul secara serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah keunguan sebelum berubah lagi menjadi hijau cemerlang. Perawakan pohonnya berbentuk silindris atau piramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara sistematik, dan sifatnya yang kauliflor (cauliflory) menambah keindahannya.
Buah kepel dianggap matang bila digores kulitnya terlihat bagian bawahnya berwarna kuning atau coklat muda (jika berwarna hijau, buah masih belum matang). Untuk menjaga kualitas, buah kepel dibungkus 1-2 bulan sebelum dipanen, menggunakan anyaman bambu atau daun kelapa atau kantung plastik. Buah dikemas dalam keranjang atau karung dan hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, buah kepel dapat bertahan disimpan 2-3 minggu pada suhu ruang.
Filosofi dan Manfaat Kepel : Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang terkepal.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae. Filum: Magnoliophyta. Kelas: Magnoliopsida. Ordo: Fabales. Famili: Annonaceae. Genus: Stelechocarpus. Spesies: Stelechocarpus burahol.
Mmm, sudah cukup ya penjelasan ilmiah mbah Google tentang buah kepel. Saya berfoto dengan tanaman langka ini dan meminta 2 butir buah kepada penjaga museum.
“Masih mentah bu...belum enak dimakan” komentarnya.
“Tidak apa pak, untuk kenang-kenangan “ kataku senang karena diijinkan memetik.
Beberapa guru yang lain juga meminta dan memetik sedikit.Memetiknya sedikit saja. Kami khawatir jika kebanyakan akan mengurangi keindahan pohon yang berbuah lebat ini.
Sekarang menuju Taman Kyai Langgeng.....
Sangat singkat perjalanan menuju Taman ini, kami segera bersiap turun.
Sudah cukup lama aku tidak mengunjungi Taman Kyai Langgeng. Mungkin ada sekitar 10 tahun...jadi aku sudah lupa seperti apa keadaannya kini. Atau mungkin juga sudah banyak hal yang berubah.
Kami turun di terminal bus Wisata lalu berjalan kaki menuju taman. Melalui pintu gerbang utama, rombongan dihitung jumlahnya, lalu resmilah kami memasuki area taman. Ibu-ibu guru mengajak kami menempati lokasi di sebuah pendapa yang sebenarnya cukup luas. Namun lantaran jumlah kami banyak, maka pendapa itu jadi terasa sempit. Kami istirahat sejenak dan makan bekal nasi dos yang dibagikan oleh para ibu guru sejak kami masih dalam bus.
Setelah itu ada acara seremonial sambutan komite, sambutan Kepala  Sekolah  dan penampilan anak-anak. Istirahat sejenak lalu game ortu dan game anak terpisah.
Revo sangat berminat bercanda dengan burung-burung 
Luar biasa ternyata para ibu guru bukan saja pintar memikat hati anak, tapi juga kami para orang tua yang tadinya enggan untuk berpartisipasi. Akupun yang tadinya hanya ingin melihat-lihat, terbawa suasana permainan, persaingan dan kegembiraan.
Canda tawa dan wajah berlumuran bedak semakin seru dengan sorakan hukuman dan hadiah. Hukumannya sederhana, namun membuat kami tertawa karena bagi yang kalah akan mendapatkan bedak bayi dipipinya.
Tak terasa kami menjadi anak-anak lagi yang larut dalam kegembiraan alami tanpa kepura-puraan. Terimakasih ibu Nuzul dan semua ibu guru.
 Acara bebas kami isi dengan makan sholat dan berjalan berkeliling melihat seisi taman, menjajal aneka mainan dan mencicip makanan.
O ya saya cerita sedikit seluk beluk taman ini. Kyai Langgeng adalah sebuah nama yang diambil dari nama salah seorang pejuang di bawah pimpinan Pangeran Diponegoro, satu di antara pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang dengan gagah berani merebut kemerdekaan melawan penjajah Belanda selama perang Diponegoro (1825 - 1830). Dasar dijadikannya sebuah Taman dengan menggunakan nama Kyai Langgeng karena almarhum dimakamkan di kawasan ini. Makam tersebut masih ada dan terawat hingga saat ini.
Taman Kyai Langgeng dengan luas 27,5 hektare memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek penelitian antara lain ada Cempaka Ganda (Mycelia campaca), Dewa Daru (Eugenia Sp), Apel Beludru (Diospiros Rabbola), Nagasari (Mesua Ferrea), Matoa (Pometia Pinata Ireigfost), Ruser (Arthocarpus Sp), Lobi-Lobi (Flacouritia Inermis Roxb) dan masih banyak lagi.
Foto bareng Upin Ipin
Taman satwa pun tersaji, ada buaya, owa, itik, burung, berbagai jenis ikan dan sebagainya. Rencananya, pada tahun 2012 ini akan dibangun taman reptil yang menampilkan sekitar 70 koleksi reptil eksotis kepada pengunjung Taman Kyai Langgeng.
Fasilitas-fasiltias penunjang yang dimiliki Taman Kyai Langgeng adalah sebuah kolam renang yang dipisah menjadi dua dengan pembatas terapung. Masing-masing untuk anak-anak dengan kedalaman 1 meter dan untuk orang dewasa sedalam 2 meter. Kolam renang ini dilengkapi dengan menara peluncur bergelombang dan tentunya tempat bilas serta ganti.

Di samping itu, pesona lain yang tesedia adalah koleksi patung-patung dinosaurus, gelanggang pemancingan, taman lalu lintas, rumah aquarium, rumah apung, panggung terbuka, arena untuk bermain gokart, sungai untuk arung jeram, bianglala, becak mini, kereta air, jet coaster, kereta mini, komidi putar, anjungan dirgantara, flying fox dll.
Yang ingin berkunjung catat ya alamat Taman Kyai Langgeng
Jl. Cempaka No. 6, Kota Magelang.
Telp. (0293) 364142
Informasi seluk beluk di atas saya nukil dari http://www.magelangkota.go.id/info-kota/pariwisata/taman-kyai-langgeng
Kembali ke urusan acara senang-senang bebas.....
Revo suka jetcoaster
Hujan gerimis mengiringi acara ini, tapi tidak terlalu mengganggu.
Revo mengajak naik bianglala sangkar burung, melihat taman dari ketinggian. Setelah itu kami naik jetcoaster. Ini adalah pertama kali seumur hidupku. Hanya beberapa menit yang memacu adreanalin...luar biasa.
Puas dan lelah bermain, kami beranjak menuju  tempat binatang. Ada beberapa burung dan monyet. Kami berfoto dan menonton ulah simpanse yang jenaka. Kami berjalan berkeliling dan mengambil gambar di beberapa tempat. Ada tanaman yang penuh ulat bulu. Ada burung merpati dengan bentuk rumahnya yang menarik , yang meninggalkan banyak kotoran. Revo juga suka mengejar-ngejar burung yang bermain di rerumputan.
Langit mendung dan gerimis menjelang, kami segera bergegas menuju bus.
Melewati deretan kios cinderamata, yang menjual aneka makanan dan souvenir produk local.
Main boneka burung 
Sambil menunggu teman-teman berkumpul, kami menyempatkan minum wedang ronde. Revo membeli mainan gelembung busa dan ayam-ayaman yang lucu. Ayam-ayam dari kain ini hanya seharga Rp.5000 rupiah.
Sepanjang jalan pulang Revo bergembira dengan mainannya. Luar biasa ya, bahkan kegembiraan pun hanya bernilai Rp. 5000, pikirku.
Bu guru menawarkan teh panas untuk menghangatkan badan setelah lelah seharian. Hhmmm nikmat rasanya... sruputt.
Kami sempat mampir di toko oleh-oleh. Mungkin ini toko langganannya Bus Sargede. Kebanyakan penumpang turun dan membeli oleh-oleh. Akupun ikut turun bermaksud membeli tape ketan untuk suamiku. Sayangnya tidak ada tape yang pas matangnya. Yang ada semua sudah terlalu matang. Akhirnya aku hanya membeli jenang, gethuk dan intip goreng. Untuk suamiku, aku membeli manggis di kios sebelahnya. Maggisnya ranum-ranum, sepertinya bagus.
Selanjutnya revo tertidur pulas dalam perjalanan pulang.....Akhirnya sampai juga kami di Jogja. Alhamdulillah, sungguh perjalanan yang menyenangkan dan penuh makna. Revo sehat dan baik-baik saja. Bahkan bergembira menikmati setiap prosesnya. Suamiku telah menanti kedatangan kami ditempat bus bongkar penumpang. Lengkap sudah kesempurnaan perjalanan ini.
Lebih-lebih lagi ternyata akhirnya ada CD dokumentasi yang dibagikan.
Terimaksih Salman al Farisi, terimakasih bu guru, terimakasih pak supir dan semuanya, atas kegembiraan kecil ini. Kenangan tak terlupakan yang tak mungkin pula terulang lagi.


No comments:

Post a Comment