Suatu
hari di sudut kota Jogjakarta, kami duduk melingkar, hanya enam orang. Hujan
lebat dan petir menyambar di luar sana disertai angin kencang.
Dalam
pengajian dengan tema menejemen waktu sore itu, setelah saya usai mengulas materi, seorang peserta bertanya:
" Mengapa bu Ida mau meluangkan waktu untuk mengisi pengajian kita...padahal secara materi tidak mendapat apa-apa, padahal waktu bu Ida sangat berharga dan begitu padatnya...?"
" Ketika hari hujan, bu Ida tetap datang walaupun kami sering membolos..." sahut peserta yang lain.
" Mengapa bu Ida mau meluangkan waktu untuk mengisi pengajian kita...padahal secara materi tidak mendapat apa-apa, padahal waktu bu Ida sangat berharga dan begitu padatnya...?"
" Ketika hari hujan, bu Ida tetap datang walaupun kami sering membolos..." sahut peserta yang lain.
Kupandangi
para peserta dengan senyuman. Kulihat wajah-wajah menanti penuh ingin tahu. Saya
pun bertutur :
" Tak ada yang memotivasi saya kecuali perintah dakwah, untuk menyampaikan walaupun satu ayat yang saya miliki.
Saya tidak pernah merasa rugi menebar kebaikan, karena kebaikan akan selalu menarik kebaikan yang lain dan begitu seterusnya hingga dunia ini berlimpah kebaikan.
Saya tidak merasa rugi meluangkan waktu untuk hadir, walaupun tidak ada yang datang kecuali tuan rumah. Allah tidak akan mengurangi pahala saya...
Saya tidak akan menyesali setiap kebaikan yang saya lakukan.
Saya sudah rasakan bahwa ketika kita tidak menghitung berapa harta yang kita infaqkan, waktu, tenaga, fikiran...maka Allah yang tidak lalai menghitung dan membalasnya. Berlipat-lipat bahkan.
Saya sudah rasakan bagaimana Allah membuka pintu rizki dengan apapun kebaikan yang kita lakukan..."
" Tak ada yang memotivasi saya kecuali perintah dakwah, untuk menyampaikan walaupun satu ayat yang saya miliki.
Saya tidak pernah merasa rugi menebar kebaikan, karena kebaikan akan selalu menarik kebaikan yang lain dan begitu seterusnya hingga dunia ini berlimpah kebaikan.
Saya tidak merasa rugi meluangkan waktu untuk hadir, walaupun tidak ada yang datang kecuali tuan rumah. Allah tidak akan mengurangi pahala saya...
Saya tidak akan menyesali setiap kebaikan yang saya lakukan.
Saya sudah rasakan bahwa ketika kita tidak menghitung berapa harta yang kita infaqkan, waktu, tenaga, fikiran...maka Allah yang tidak lalai menghitung dan membalasnya. Berlipat-lipat bahkan.
Saya sudah rasakan bagaimana Allah membuka pintu rizki dengan apapun kebaikan yang kita lakukan..."
Dan masih ada lagi penjelasan saya.
"Ketika saya sudah membuat komitmen, maka saya akan selalu berusaha hadir, seperti apapun halangan yang akan saya atasi. Walaupun kadang terasa penat, terasa pusing...namun saya akan tetap datang. Dakwah adalah jiwa saya. Jika saya tidak hadir dalam majelis, hati saya tersiksa, badan saya makin sakit...Dakwahlah yang menyehatkan jiwa raga saya."
"Ketika saya sudah membuat komitmen, maka saya akan selalu berusaha hadir, seperti apapun halangan yang akan saya atasi. Walaupun kadang terasa penat, terasa pusing...namun saya akan tetap datang. Dakwah adalah jiwa saya. Jika saya tidak hadir dalam majelis, hati saya tersiksa, badan saya makin sakit...Dakwahlah yang menyehatkan jiwa raga saya."
Lima orang yang hadir sore itu, bersimbah air
mata. Kami berpelukan dan saling mendoakan
kebaikan. Hujan masih mengguyur mengiringi kepulangan diujung petang.
Sesampai di rumah, kudengar nada SMS hpku
berbunyi.
" Terimakasih keteladanannya bu, semoga saya bisa mengikutinya. Maafkan saya, selama ini menjadi murid yang paling jelek...paling sering terlambat. Kedepan insya Allah lebih baik lagi." ini sms peserta salah seorang peserta pengajian tadi.
" Terimakasih keteladanannya bu, semoga saya bisa mengikutinya. Maafkan saya, selama ini menjadi murid yang paling jelek...paling sering terlambat. Kedepan insya Allah lebih baik lagi." ini sms peserta salah seorang peserta pengajian tadi.
Air matakupun tak dapat kutahan. Ya Allah,
semoga diskusi tadi membawa kesadaran kami semua menjadi lebih baik...
Saya memang belum menjadi baik sepenuhnya,
namun saya hanya selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam batas kemampuan
saya.
Semoga Allah menyempurnakannya.
senengnya bisa bermanfaat untuk kepentingan umat..
ReplyDelete*nyeresep* :D
fastabiqul khairat mbak sari Widiarti. cari sangu akhirat. makasih sudah berkunjung
ReplyDeleteKisah ini sangat menginspirasi :)
ReplyDeleteamin. makasih sudah berkunjung Ri-Uz Athamir
ReplyDeletepostingannya mak jleb buat saya :)
ReplyDeletesenang dikunjungi mak Myra...maksudnya memenag begitu mak jleb jleb jleb...
ReplyDeletekarena kebaikan akan selalu menarik kebaikan yang lain dan begitu seterusnya hingga dunia ini berlimpah kebaikan. Mak jleb banget buat saya. Semoga kita semua selalu menebarkan kebaikan ya...
ReplyDeleteAmin mak Santi Dewi.,..semoga kita bisa ya...
ReplyDelete