Hasil keisengan dengan HP |
Agak latah
ya rasanya ikutan bahas boleh tidaknya bawa HP ke sekolah bagi pelajar...
Tapi apa mau
dikata, tak bisa mata ini terpejam sebelum menuang semua yang memenuhi fikiran.
Jadi, boleh
disimak nih...
Seolah semua
baru terbangun, tersentak atau bahkan serasa disambar petir saat heboh kasus
siwa SMP yang mengumbar adegan tak senonoh di dunia maya. Porno aksi yang
menjadi pornografi.
Loh, bukankah
pornografi telah menjajah kita selama ini? Mengapa baru heboh sekarang ?
Kasus ini menjadi
heboh lantaran dilakukan oleh beberapa orang pelajar SMP di Sekolah dan
ternyata pada saat yang lainnya sedang melaksanakan sholat Jumat!
Ya ini juga
hari Jum'at, semoga tidak ada kejadian maksiyat.
Oya, interupsi, sudah pada sholat dhuha apa
belum ? Jangan lupa baca Al-Kahfi...hehey out of topik.
Kembali ke
urusan HP, BB atau smart phone.
Seberapakah
perlunya bagi pelajar?
"Saya
jadi bisa memantau anak saya dimana ia berada kalau ia bawa HP" kata
seorang ibu yang membelikan HP anaknya sejak usia SD.
Kupikir,
anak SD jaman sekarang bisa pergi kemana sajakah ? Anakku pada masa SD
alhamdulillah semuanya bebas Hp. Bukan bebas memakai HP, tapi tidak butuh HP.
Saya tahu persis pada setiap jamnya dimana mereka berada. Memang kami. saya dan
suami, membuat kesepakatan untuk membelikan HP hanya mulai anak usia SMP. Saat
menyerahkanpun dengan pesan sponsor :
" Bapak,
ibu belikan kamu HP, untuk semua kebaikan. Agar kamu mudah berkomunikasi
dengan bapak ibu dan teman-temanmu. Tapi
untuk urusan yang baik. Tak boleh ada konten porno dan semua yang buruk dalam
HP. Juga bukan untuk pacaran atau iseng-isengan....jika ada pelanggaran, HP bisa
diambil lagi oleh bapak ibu"
Hal yang
sama kami sampaikan saat membelikan motor, laptop atau perangkat yang lain.
Alhamdulillah
sejauh ini tidak ada kasus dan semoga selamanya demikian.
Teman yang
lain membelikan HP untuk anaknya saat masih kelas 4 SD, dan kemudian kesulitan
mengendalikan pemakaiannya. Si anak menggunakannya untuk main game
terus-terusan. Ada juga yang sudah mulai melandingkan 'cinta monyet'.
Wow...masih SD geetuu!
Pelajar iseng mengkloning adiknya |
Walaupun
memiliki HP, anak-anak SMP di sekolah anakku tidak diijinkan membawa HP ke
sekolah. Ada razia sewaktu-waktu untuk menertibkan anak yang diam-diam
melanggarnya. Ada saja cara anak-anak itu untuk menyembunyikan HP. Konon
menurut cerita anakku: disimpan di dalam baju, dikaus kaki, hingga di
sembunyikan di lubang angin toilet.
" Kamu
pernah membawa HP ke sekolah ?" tanyaku pada putriku si nomer 4 yang
klas 3 SMP.
" Belum
pernah lah...ngapain juga, kalau aku butuh telpon aku bisa pakai telpon
sekolah. kan boleh cuma bayar Rp.1000,-"
" Lha
itu kadang kamu SMS pakai hp siapa?"
" O itu
punya temanku. ada sih yang suka tetap membawa...tapi belum ketahuan...kadang
aku pinjam hp Ustadzah atau pak satpam"
Mengapa saya
bertanya demikian? Tak lain dan tak
bukan lantaran barusan ada kasus temannya disita HP saat razia dan hanya orang
tuanya yang boleh mengambil kembali HP tersebut dengan menandatangani
pernyataan.
Dari
pencermatan fihak sekolah, ternyata anak-anak yang membawa HP ke sekolah,
biasanya yang sedang jatuh cinta, PDKT atau pacaran. Biasanya jika dengan anak
dari sekolah yang sama, mereka bersepakat untuk sama-sama membawa HP dan tetap
bisa berkomunikasi saat berada di sekolah. O ya, kelas anak laki-laki dan
perempuan dipisah dan mereka berada pada lokal yang berbeda.
Saya
pikir-pikir sendiri sih, lha iya, apa perlunya anak-anak itu membawa HP jika bukan
karena dorongan demikian. Sedangkan mereka terlibat penuh pelajaran dan
kegiatan. Hubungan secara langsungpun mudah dilakukan dan di sekolah juga
disediakan sarana untuk menelepon jika diperlukan. Wartel juga ada dekat dengan
sekolah.
Ternyata
kata anakku yang SMA, yang di sekolahnya boleh membawa HP, yang sangat menarik
adalah konten game. Anak laki-laki sangat peduli dengan game-game terbaru. Kalau
anak perempuan biasanya download lagu-lagu ...Ooh tapi mungkin ada juga
anak-anak yang punya tujuan lain.
Menurut saya
sesekali memang perlu diteliti dan dibuat statistik apa saja kegunaan hp bagi
pelajar, utamanya saat jam belajar di sekolah. Penelitian meliputi wawancara,
kuisioner maupun bentuk penyitaan hp untuk diteliti isinya apa saja dan
kesesuaiannya dengan hasil kuisioner.
Siapa yang mau melakukan? Atau siapa yang
harus melakukan?
Paling tidak
dari sana kita tahu, apakah memang diperlukan hp pada jam belajar di sekolah.
no 5 dan 6 dikloning bersamaan |
Terlepas
dari itu, sesungguhnya ada yang lebih penting, yaitu pembinaan karakter itu
sendiri. Karakter untuk menyukai kebaikan dan jalan yang lurus. Karakter untuk
memiliki tanggungjawab dan penyadaran tentang baik buruk, halal haram,
penanaman akhlaq yang baik pada guru, pada orang tua dan pada sesama teman.
Pemahaman
tentang menutup aurat dan menjaga adab pergaulan secara langsung maupun dengan
sarana telekomunikasi dan dumay (dunia maya).... tak bisa dipisahkan dari semua
kasus ini.
Mari menjadi
orang tua dan guru yang peduli pada keselamatan generasi muda dari penjajahan
efek negatif kecanggihan sarana telekomunikasi.
Jadi HP
perlukah untuk pelajar saat jam belajar di sekolah ?
Jawab saja
sendiri ya atau menunggu hasil survey!
Anda juga bisa komen urun rembug di kolom komentar bawah ini.
Mungkin beda ya mak, hp & smartphone. Kalau disekolah anak saya tidak ada telepon siswa krn sekolah negeri gratisan :D , fasilitas terbatas. Hp tanpa kamera boleh dibawa tapi smartphone dilarang, kalau ketahuan bawa smartphone disita & ortu dipanggil. Jadi hp cuma bisa utk sms & telepon saya kalau pulang sekolah awal atau minta jemput dr rumah teman / les. Rumah kami jauh, perlu setengah jam perjalanan ngebut, hp bisa menentramkan mereka krn utk konfirmasi saya sudah sampai mana atau kalau misalnya saya telat menjemput krn suatu hal :)
ReplyDeleteberdasarkan surveiku ke anak2 smp yg aku ajar mak,,hp itu perlu,,tntu untuk beberapa tujuan yg brbeda2 tiap anaknya,,aku jg pernah bermasalah dg larangan mmbawa hp ke sekolah,,kalo sekolah hanya melarang tanpa ngasi solusi sama aja mmberi kesempatan pd anak untuk sembunyi2,,apa itu yg diajarkan di sekolah? karena itu aku jg menulis ini http://www.bundaaisykhanulisblog.wordpress.com/2013/03/11/box-penitipan-hp-solusi-larangan-membawa-hp-ke-sekolah/
ReplyDeletebwt urun rembug mak ida he he
Klo dr kecil anak sudah dikenalkan dg yg namanya halal dan haram, baik dan buruk, kenapa dan mengapanya harus disertakan jg jd tdk cm dilarang atau disuruh aja...jd anak sdh tau apa yg baik dan buruk u mrk...dl anakku sekul di sekul RSBI yg mewajibkan membawa hp u kep internet dll ya digunakanx u itu2 sj ato sms tmn2x seperlunya sj, tp skrg dipondok dilarang bw hp...kr dia mengerti jd tdk masalah baginya..
ReplyDeletemakasih kunjungannya dan komennya mak Lusiana, mak Irowati, mak Tita Kurniawan. betul ya...kasus perkasus memang dan saya sepakat bukan urusan dilarang atau tidak, tapi pada penyadaran menggunakan barang untuk tujuan kebaikan.
ReplyDeleteDulu, saat si sulung kelas 6 pernah diberikan hp jadul bekas abinya, hanya bisa sms dan telepon. Tp lingkungan di rumah kami memang kurang baik. Anakku sering banget di sms sama lawan jenisnya hanya u menanyakan lg apa? Sdh makan belum? dsb... dsb.. Akhirnya sy melarang anak2 pake hp.
ReplyDeleteAnak2 skrg sdh paham sdh tidaks seperti itu lg, tp sy tetap tdk memberikan mrk hp, kecuali kalau memang mampu beli sendiri. Konsekuensinya uminya hrs rela memberi kebebasan memimjamkan hp pada ank2.
Si tengah kelas 5 karena sdh bs membeli hp sendiri dari hasil tulisannya, jadi punya hp. Tp ya begitu... dipake rame2 hehe...
Alhamdulillah dgn cara seperti itu ank2 ga ada yg ribut pengen hp, dan sy bisa memantau pergaulan mrk jg.
waah pengalamannya mirip-mirip mak. Saya hanya membelikan setelah mereka SMp dengan akad digunakan untuk kebaikan. makasih ya sudah mampir.
ReplyDeleteMakasih sharingnya Mak Ida, ini jadi referensi saya kalau anak-anak saya mulai kepengin punya hape sendiri..
ReplyDeletebetul mak Ety. bukan hanya HP, setiap barang yang kita hadiahkan ke anak disertai pesan kebaikan...
Delete