Sunday, November 17, 2013

MADURA...OH MADURA

Pernahkah anda gagal bepergian? 
Sudah jauh hari merencanakan perjalanan, membuat jadwal dan persiapan, kemuduian pada hari H, anda gagal berangkat ?
Ah saya kira semua orang pernah mengalaminya, walaupun mungkin hanya gagal pergi ke warung membeli bakso.

Seperti yang kualamai hari sabtu tanggal 16 November kemarin...
Untuk yang ketiga kalinya aku gagal berangkat ke Madura, pulau terdekat yang justru belum pernah kurambah. Aku pernah ke ujung papua, pernah ke Aceh, tapi madura, hanya melintas saja di atasnya, beberapa kali malah. Keunikan Madura sungguh membuatku ingin menghirup udaranya, meminum airnya, mencicipi makanannya dan bergaul dengan penduduknya. Sering kudengar cerita tentang madura.
Madura biasanya bersinggungan denganku melalui tukang sate, utamanya ibu-ibu tukang sate keliling yang menjadi langganan kami.

Kali pertama memang hanya suamiku yang diundang suatu acara, aku hanya berniat menyertai. Lalu kali kedua kali kami berencana berangkat berdua untuk bedah buku. Namun entah karena apa aku lupa, hanya suamiku yang berangkat.
Tiga bulan yang lalu datang permintaan dari Sumenep, dan kamipun menjadwalkan tanggal 16-17 November untuk berangkat ke Madura. Hingga dua pekan kemarin, semua rencana masih aman terkendali. Namun dua pekan yang lalu, acara di Jogja yang aku menjadi salah satu panitia utama, dimundurkan sepihak oleh team trainer dari Jakarta. Mundurnya ya ke tanggal 16-17 November ini, wujud tanggung jawabku sebagaia panitia, aku membatalkan rencana keberangkatan ke Madura.... jadi kembali hanya suamiku yang beraangkat...

Semalam suamiku BBM: “ Dari bandara Surabaya jam 17.30, tiba di Sumenep jam 22.30 .jadi perjalanan 5 jam dikurangi mampir makan 30 menit. Dari Surabaya menyeberang jembatan Suramadu. Melewati kab Bangkalan, kab Sampang, kab Pamekasan dan baru sampai kab. Sumenep. Jadi Sumenep itu ujungnya Madura yang paling jauh.”
Aku jadi makin mupeng...membayangkan romantisnya malming menyebarangi jembatan Suramadu dan menjelajah melintasi Madura. Hiks.
Aku husnudzon saja kepada Allah bahwa inilah yang terbaik saat ini. Dan berdoa akan ada kesempatan selanajutnya untuk aku bisa mengunjungi Madura. Amin.


Foto blur Suamiku di Suramadu ini semalam dkirim via BB
Jadi kuikhlaskan saja ya, karena kekcewaan ini tidak lebih menyakitkan dari kegagalanku berngkat ke Amerika 2 tahun yang lalu. Kali ini aku tidak terlalu banyak melakukan persiapan. Lain halnya dengan kegagalanku berangkat ke Amerika padahal telah melakukan seambreg persiapan.
Ada undangan untuk mengisi acara saat komunitas mahasiswa dan masyarakat Indonesia, berkeliling ke 10 negara bagian termasuk ke Canada. Setelah kontak dengan panitia sudah cocok waktunya, maka empat bulan sebelum keberangkatan, kami mengurus visa Amerika. Sudah kami kumpulkan info tentang rumitnya prosedur dan susah ditebaknya keputusan mendapat visa Amerika. Maka kami menyiapkan diri sebaik - baiknya. Bertanya pada beberapa orang yang pernah wawancara apply visa, bahka juga dari beberapa teman yng pernah tinggal di Amerika.

Aku juga kursus bahasa Inggris dengan teman untuk merefres kemampuan konversation.
Begitulah setelah apply online, datanglah surat panggilan wawancara dan kami pergi ke Jakarta dengan penuh harapan. Ternyata ada saja dokumen yang masih harus dilengkapi menjadikan kami bolak – balik termasuk standar foto yang membuat kami harus ke jalan Sabang mengulang foto sebelumnya.
Akhirnya setelah melewati antrian berkali - kali sampai juga kami di depan loket wawancara.
Kami ditanya beberapa hal: alasan pergi, pekerjaan, di sana menemui siapa, alamatnya dsb.
Selesailah prosedur mulai antri di bawah jembatan layang jam 06.00 pagi itu hingga jam 15.00. sampai lapaar rasanya. Sekarang tinggal berdoa.

Seminggu kemudian visa suamiku keluar. Adapun visaku, bolak - balik kami menelepon, bahkan hingga dimarahi petugas. Akhirnya aku harus wawancara ulang sendiri.
Tetap saja visa belum keluar. Sepuluh minggu kemudian, sampai pada hari keberanagkatan. Terpaksa suamiku berangkat sendiri. Aku sedih tapi tak bisa berbuat apa- apa.
Dua pekan setelah suamiku berangkat, ada panggilan untuk mengambil visa. Visaku keluar!
Kabar gembira ini kusampaikan pada suamiku yang sudah  setengah jalan di kota terakhir dan jadwal akan ke Canada. Panitia Amerika bersedia untuk memberangkatkan jika memang aku mau menyusul.
Namun apalah artinya bagi emak ndeso ini. Saya tidak berani berangkat sendiri ke Amrik. Kalau hanya ke Singapura, Malaysia atau Thailand...insya Allah saya berani. Berhaji saja saya berangkat sendiri...eh rombongan ya. Tapi ke Amerika...waduuh berbekal bahasa tarsanku...?

Aku tidak jadi berangkat karena tidak berani.....menyedihkan ya?! Apalagi persiapan telah kulakukan jauh hari sebelumnya. Bahkan aku sudah mengajukan cuti dari tempat kerjaku!
Begitulah, manusia boleh berencana, tapi Yang di atas yang menentukan taqdirnya. Beruntungnya aku masih memegang visa Amerika yang berlaku untuk 5 tahun. Akhir tahun kemarin juga ada tawaran lagi untuk bulan Februari 2013 aku berangkat lagi. Panitia membantuku mengurus visa Canada. Alhamdulillah lancar dan mudah.

Nmun ternyata situasi sedang tidak memungkinkan dan mereka merubah semua rencana. Bulan Januari aku mendapat pembatalan untuk waktu yang belum ditentukan. Mau apalagi...aku pasrah.
Jika kupikir-pikir, hal itu biasa saja. Suamiku 3 kali gagal diundang ke Inggris. Ramadan kemarin gagal juga ke Ustralia. Beliau juga biasa saja...bahkan jadi merasa punya kesempatan menyelesaikan drfat buku yang mangkrak.

Semua ada hikmahnya. Ini juga bukan apa-apa dibanding pengalaman beberapa teman yang gagal berangkat haji, padahal sudah terbayar lunas, hingga pada hari H tetap tidak bisa meninggalkan Indonesia. Sedihnya bertumpuk-tumpuk.
Jadi jika gagal pergi ke suatu tempat...ya biasa sajalah.
Kutulis ini untuk melerai jiwaku sendiri dan membiasakan dengan perubahan rencana.

Ini foto suamiku di CEKO
(nggak nyambung sama cerita di atas...)

7 comments:

  1. Setuju, mbak. Walau sebagus apa pun rencana yang kita susun, kehendak Allah yang paling menentukan :)
    Saya juga ingin ke madura nih:)

    ReplyDelete
  2. senangnya pagi-pagi dikunjungi mak Indahjuli...jadi tambah semangat.

    ReplyDelete
  3. wah mak aku mudik kemarin nggak sempat ke suramadu...hiks..penasaran banget padahal..:)

    ReplyDelete
  4. duh, aku malah bolak balik madura tapi belom pernah foto di suramadu hiksss

    ReplyDelete
  5. mama kinan dan nathalia cornelis makasih udah nengokin postingan. semoga kita bisa sampai suramadu dan mengabadikan kenangan ya...amin

    ReplyDelete
  6. Ah setuju mbak, menulis memang bisa menenangkan jiwa :)

    ReplyDelete
  7. yah, selain pengingat dan penyemangat diri sendiri, juga bisa jadi inspirasi. Tiada daya dan upaya hanya karena kekuatan ALLAH :)

    ReplyDelete