Wednesday, February 19, 2014

KABAR KEBAIKAN

Teratai, menebar keindahan di Rawa Pening

H-1 Ramadhan, datanglah padaku seorang ibu dan putri kecilnya, membawa sekresek apel.

"Ibu, terimaksih semua nasehatnya, alhamdulillah hubungan saya dengan suami, sekarang lebih baik. Saya sudah menemukan kuncinya, memang saya harus mengalah dan bersabar, dan ternyata semua menjadi berjalan lebih baik...sekali lagi terimakasih ibu..." kulihat senyum manisnya, diantaranya matanya yang berkaca-kaca.


"Saya hanya bicara sedikit saja, ibu yang telah melakukan usahanya, sejak semula saya yakin ibu bisa. Alhamdulillah, semoga semua terus semakin membaik. Ibu teruskan apa yang sudah ibu bina..." itu jawabku.

Aku memandangnya kepergiannya dengan mata berembun.
Kuingat sekitar setengah tahun yang lalu, suaminya yang datang berkonsultasi. Mereka telah pisah ranjang karena istri pulang ke rumah ortunya dalam konflik yang memuncak. Lalu aku minta bertemu dengan istrinya. Suaminya ragu apakah istrinya mau. Aku nasehatkan banyak hal pada suaminya tentang menjadi qowwan yang baik.

Beberapa minggu kemudian mereka datang, sang istri hanya membisu menutup diri. Wajah manisnya dingin tanpa ekspresi.
Apatis. Kurasakan seolah aku gagal menembusnya. Aku hanya bisa doakan mereka, dan berharap sang suami mau melakukan hasil diskusi kami.

Kuasa Allah yang menggerakkan sang istri minta bertemu secara pribadi denganku, empat mata saja. tanpa sepengetahuan suaminya. Dua kali kami bertemu, alhamdulillah.
Seolah ia telah menjadi saudaraku. Bangkit semua potensi positifnya, menekan sifat negatifnya, yang berefek pada hubungan lebih baik dengan suaminya. Kami berbincang, berbisik, tergelak dan menangis bersama. Seperti kakak dan adik saja.

Kini, sekali lagi aku memandangi sekresek buah apel ditanganku.
Rasa bahagia kubiarkan memenuhi rongga dadaku. Bukan karena buah apel itu.  Namun senang menyaksikan kembali utuhnya sebuah keluarga.
Senang melihat kembali kesadaran suami istri untuk meluruskan visi berkeluarga.
Senang mendengar bahwa mereka menyadari dan belajar dari kesalahannya.
Senang menemukan bahwa konflik dan masalah, bukanlah batu sandungan untuk meretakkan, namun sebuah alasan untuk lebih merawat cinta.

Aku masih memandangi apel di tanganku. Apel ini adalah kabar kebaikan.
Aku senang mendengar semua kabar kebaikan. Berapa banyak pasangan bermasalah yang tak pernah datang lagi padaku setelah masalahnya selesai.
Bukan buah tangan yang kuharapkan, namun kabar kebaikan.
Sekedar sms : “Ibu, alhamdulillah kami sudah baikan, akur kembali, bahagia dsb....”
Kabar kebaikan adalah ungkapan  penghargaan pada proses konseling yang telah dilakukan. Apel ini adalah simbol, yang menjadi catatan bagiku bahwa langkah konseling kami sudah sebagaimana yang seharusnya. Dan itu menjadi catatan untuk panduan langkah kasus serupa.

Kabar kebaikan, adalah sungguh berharga bagi konselor sosial seperti kami.
Bagian dari energi untuk terus melakukan upaya merawat keluarga-keluarga, karena selalu ada harapan...kabar kebaikan.

Dan menjadi pelajaran bagi kami, untuk merawat cinta dan jiwa kami.
Senantiasa.

****** 

Ikutilah GA Wonderful Wife, Cek persyaratan  di sini  dan cek update data peserta di sini.  Dead line: 10 Maret 2014

14 comments:

  1. Buat GA ya, moga menang....

    ReplyDelete
  2. hmm, ikut senang baca postingan ini ^^, moga mereka tetap selalu bersama ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin. senang setiap ada keluarga menemukan kebahagiaan.

      Delete
  3. Menabur pahala terus ya Mak Ida dengan membantu mereka yg membutuhkan seperti ini. Barakallah....

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih mak Uniek, mau gabung yuu jadi konselor sosial?

      Delete
  4. Mak Ida membuka konseling? pasti banyak cerita ya dari tiap kasusnya. Sukses Ga-nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Heida, saking banyaknya sampai tdk selalu sempat mendokumentasikan.

      Delete
  5. alhamdulillah, saya yang hanya mendengar cerita saja ikut senang bu mendengar kabar bahagia tersebut.. apalagi ibu sebagai konselornya.. :)

    sukses terus ya bu Ida..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Utari, makasih ya udah berkunjung dan ikutan GA juga

      Delete
  6. Konflik dan masalah bukan penyebab sebuah keretakan..
    Ehmmm
    Jadi ingat bidadari kecil saya, kalo bicara soal ini.. :)

    ReplyDelete
  7. sebagai peningat aku juga nih mbak dalam berumah tangga

    ReplyDelete
    Replies
    1. mama Cal-Vin makasih sudah jalan-jalan ke setiap sudut rumahku...

      Delete