Thursday, March 6, 2014

REVO dan SAYUR MAYUR


Di perjalanan menuju sekolah, Revo cemberut.
" Umi, aku tidak suka sekolah itu karena kalau saat makan siang aku selalu lambat. Aku mesti selesai paling akhir..."
" Revo kan sudah belajar makan sendiri, sudah pintar menyuap sendiri, pasti Revo bisa cepet makannya..."
" Bukan itu miii, tapi aku tidak mau makan sayurnya...tidak semua sayur aku mau..."
" Revo kan sudah tahu, makan sayur itu agar badannya tumbuh sehat, kuat, rambutnya hitam, kulitnya halus, bibirnya merah, matanya jernih, trus tidak sakit-sakitan..."
" Aku tahuuu, tapi ada sayur yang aku tidak kenal dan tidak suka. Salahnya umi sih, sejak aku kecil umi tidak memberi aku sayur-sayuran..."

Menu buatan Umi saat malas
Blarr...!



Sejenak seperti petir menyambar wajahku. Aku kaget dan geli dengan alasannya yang terakhir.
" Iya Po ? coba diingat-ingat, umi kan pernah masak sop. Umi bilang: ayo Po, makan sop. Kamu bilang: nggak mau, aku maunya kuahnya saja. Umi bilang : Nih ada kacang polong, wortel, brokoli, kubis...."
" Tapi aku tidak suka brokoli..."
" Umi juga masak mie, pakai sawi, sledri, loncang, kamu bilang: aku nggak mau sayurnya...aku mau mienya saja...”
Revo nampak diam berfikir.

“ Sejak Revo usia enam bulan, umi masakin sendiri lho, nasi sayur, diblender halus. Lalu saat Revo keluar giginya, umi cincang sayurnya, Revo juga mau. Eh sejak Revo bisa ngomong, Revo menolak sayuran...”
“ Tapi sayuran itu tidak enak, tidak ada rasanya...bikin aku mau muntah...”
“ O ya, besok sayurnya dimasak yang enak ya...sekarang ayo kita lihat, sayur apa yang Revo suka...”
Makan di sekolah
“ Bayam ?”
“ Mau...”
“ Wortel...?”
“ Mau “
“ Kubis ?”
“ nggak mau...”
“ Brokoli ?”
“ Nggak mau...”
“ Apalagi yang Revo mau ? “
“ Aku mau kangkung....sama buncis “
“ Umi minta maaf ya, umi janji tiap hari akan menawari revo sayuran yang enak...”

Itu adalah percakapan kami sepanjang perjalanan menuju sekolah Revo.
Tidak selalu mood pagi hari bagus, aku harus mencari tahu sebabnya dan berusaha memperbaiki dari waktu ke waktu. Setelah Revo masuk kelas, dalam perjalanan pulang aku merenung.

Kadang mau sayur di sekolah
Revo ada benarnya. Akhir-akhir ini aku kurang gigih menyediakan sayur ala anak-anak. Nyaris tiap hari aku masak sayur dan lauk, namun biasanya kesukaanku, kesukaan suamiku, kesukaan ibuku atau kesukaan sulungku.
Adapun karena di nomer  4, 5, 6 tidak terlalu suka sayur, paling seminggu hanya beberapa kali aku menuruti kesukaan mereka. Selebihnya aku mengandalkan nasi lauk. 
Lauk seperti oseng tempe, telur ceplok, telur dadar, ayam pedas, ayam goreng, telur coklat, kentang balado, iga bakar, sapi lada hitam...
Adapun sayur kesukaan mereka seperti pecel, sop, soto, oseng kangkung...tidak sering kumasakkan.
Menu pragmatis seperti aneka makanan beku, kerap menjadi jurus pamungkas. Hiks #malu.

Pernah kutanyakan dalam forum orang tua murid, menu apa yang biasa mereka masak untuk sarapan pagi. Jawabnnya relatif sama dan dapat diduga : aneka varian nugget, sosis, daging instan...hmm.
Ketika kutanya alasan mereka...kira-kira sama juga jawabannya dengan jawabanku dan mungkin jawaban anda : karena praktis dan anak-anak suka.

Ah itu bukanlah alasan yang pantas dibandingkan taruhannya, gaya hidup kurang sehat yang terbentuk, akibat zat kimia pada makanan olahan dan ketergantungan kita pada industrialisasi makanan, eh juga kapitalisasi, konsumerisme.....atau apalah istilahnya bahwa kita ini adalah korban.

Dalam hatiku yang paling dalam, ciee...aku merasa menyesal. 
Menyesal telah lalai berjuang pada sisi memberi asupan makanan terbaik untuk anak-anakku. 
Rupanya aku harus lebih sering memasak untuk mereka, lebih kreatif dalam menu sayur dan mewariskan gaya hidup yang lebih sehat pada anak-anakku.

Bismillah, tak ada kata terlambat, terima kasih Revo, telah memberi kritikan konstruktif, besok Umi akan lebih sering masak sayur untukmu. 
Dan siap bersabar saat membujukmu untuk membuatmu menyukai masakan Umi...!
(Tapi kupikir-pikir saat masakan sayur di sekolah tidak disukainya...permasalah akan berulang juga...hmm.)
Perjuangan lajutkan!




4 comments:

  1. Nice post Mak Idaa... Makasih sharingnya :)
    Jadi ingat sudah semingguan ini masaknya yang instan2, baru tadi masak 'sayur beneran' buat makan malam, hehe

    ReplyDelete
  2. setelah agak gede anak jadi pilih2 makanan ya mak. Thifa juga ga smua sayur dia suka, tapi kalo buah hampir smua suka

    ReplyDelete
    Replies
    1. nanti kalau sudah dewasa kembali mau makan makanan 'normal' mak. si nomer 1,2,3 udah mau makan apa saja yang disajikan

      Delete