Saturday, June 28, 2014

Memupuk Kecerdasan Naturalis


Revo dan Arjuna

Tulisan ini bermula saat saya melihat Revo bermain dengan Arjuna setelah acara foto bersama..
Mereka baru saja berkenalan, namun Revo telah jatuh hati untuk mengajak berteman. Arjuna masih sangat muda, 2,5 tahun usianya. Revo hampir 7 tahun, namun tinggi badan mereka hampir serupa.

Mungkin juga karena melihat keasyikan Arjuna bermain di 'rumahnya' membuat Revo tertarik untuk tinggal dan bergabung. Dan lihatlah Revo berayun di ayunan Arjuna. Lalu mereka bermain petak umpet. Saya agak telat untuk merekam aktivitas mereka.
" Ciluk ....baaa!"


Kalau tidak khawatir ketinggalan rombongan yang sudah melanjutkan berkelana di baby zoo Taman Safari, barangkali kami akan menghabiskan lebih banyak waktu lagi. Begitulah Revo yang senang berteman, bahkan dengan orang utan.

Sampai ketemu lagi Arjuna!

Mesra

Mau lihat video Revo berayun bersama orang utan. Lihat disini ya. Klik.

*****
Saat anak memiliki kecerdasan naturalis

Salah satu aspek kecerdasan yang kadang kurang mendapat perhatian adalah kecerdasan naturalis. Sepertinya Revo memiliki ini. Diantara cirinya adalah anak-anak ini memiliki perhatian yang besar pada alam semesta.
Pada berbagai binatang, tanaman, benda langit, perubahan cuaca dsb.

Berikut saya kutipkan dari sini.

Ciri – Ciri Anak Yang Memiliki Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturalis Memiliki ciri antara lain:

1)   Suka dan akrab pada berbagai hewan peliharaan
2)   Sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka
3)   Suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang
4)   Menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam
5)   Suka membawa pulang serangga, daun, bunga atau benda alam  lainnya
6)   Berprestasi dalam  mata pelajaran IPA, Biologi, dan lingkungan hidup.

Untuk anak yang lebih besar biasanya suka mendaki gunung, camping atau melakukan perjalanan ke daerah pelosok yang belum ia kenal.

Sejak kecil saya telah melihat hal ini ada pada Revo. Ia sangat menyukai binatang. Mudah berteman dan bermain dengan binatang apapun. Kami memanjakannya dengan memelihara berbagai binatang yang disukai Revo. mulai dari ayam, ikan, burung, kucing, monyet, kelinci , kelomang, bahkan ubur-ubur. Persahabatan yang paling erat adalah antara Revo dan burung jalak Riau yang dipanggilnya bul-bul.

Setelah bul-bul tiada, cinta Revo tercurah pada para kucing.
Karena rumah kami di pinggir sawah, maka Revo akrab dengan berbagai binatang liar seperti tonggeret, kumbang, belalang, kupu-kupu, kadal, cicak, katak dan kucing liar.
Sesekali kepik dan 'bapak pocung' datang mengunjungi. Pernah juga bunglon dan iguana mampir. 

Kemarin mampir juga seekor burung hantu jenis Tito Alba yang sangat cantik. Sepertinya ia sedang kelelahan dan tidak fit jadi menurut saja saat ditangkap. Hanya saja karena tidak sanggup merawat, saya titipkan pada seorang sahabat pencinta burung. Beliau berjanji untuk memulihkan si Tito sebelum melepaskannya kembali ke alam liar.

Para binatang itu menjadi sarana pembelajaran untuk Revo mengenal lebih banyak ciptaan Allah. Revo juga belajar bertanggung jawab dan berakhlaq mulia pada binatang.
Ketertarikannya pada binatang membuat Revo juga suka membaca banyak hal yang terkait dengan binatang. Suka berbagai buku cerita dengan tokoh binatang.

Minat pada alam ini terus kami pupuk dengan mengajaknya menjelajah alam, menikmati pantai, kebun, sawah dan gunung. Kegembiraannya saat bergelung dalam pelukan alam seolah tak tergantikan bahkan dengan game yang disukainya yang justru kadang membuatnya cepat marah- marah.

Menikmati alam menuntaskan keingintahuan dan emosi positifnya. Namun game terkadang memanggil emosi negatifnya.

Sepertinya kami harus lebih banyak meluangkan waktu untuk menemaninya bersama alam.

Strategi mengembangkan cerdas naturalis saya kutip dari tulisan bunda Muktia Farid di sini

·                     Beri kesempatan pada anak untuk mengetahui kemampuan pada dirinya.
·                     Mengunjungi pecinta alam, ahli zoologi, pengawas hutan dll untuk menceritakan pengalamannya.
·                     Karya wisata alam, misalnya berjalan-jalan di alam terbuka, mengamati berbagai jenis binatang di pantai, lalu didiskusikan bersama.
·                     Menceritakan apa yang dilihat ketika memandang ke luar jendela.
·                     Memelihara hewan atau membawa hewan ke kelas dan anak-anak diminta untuk mengamatinya.
·                     Ekostudi, misalnya berhitung tentang spesies hewan apa saja yang hampir punah, meramalkan yang akan terjadi jika di bumi tidak ada pohon, dll.
·                     Bermain peran sebagai tanaman atau binatang yang diperlakukan semena-mena.
·                     Menanam pohon di halaman rumah dan mencatat perkembangannya, atau membuat kebun/taman sebagai proyek bersama.
·                     Memahamkan tentang pentingnya menghemat air dan membuang sampah pada tempatnya.
·                     Membuat herbarium sederhana.
·                     Menonton film dokumenter tentang bencana alam, lalu didiskusikan bersama.
·                     Simulasi sederhana tentang erosi akibat hutan yang gundul.

Bagaimana dengan anak anda?


No comments:

Post a Comment