Saturday, June 28, 2014

Ujian, Wisuda dan Perpisahan yang Merekatkan



Wisuda lagi. Memang demikian adanya bagiku yang beranak setengah lusin. Tahun ini si no 3, 4,5 masing-masing menamatkan jenjang studinya. Cerita wisuda si nomer 3 pernah saya tulis di sini. Hari ini giliran si no 5 yang duduk di bangku SD menjalani prosesi wisuda.

Abang Wisuda
Kelulusan dan wisuda, menjadi sangat berarti bagi siswa dan orang tua lantaran jungkir balik proses yang dilaluinya. Selama setahun terakhir, siswa klas 6 dipersiapkan untuk mengikuti Uasda dengan pelajaran tambahan setiap hari Sabtu.  Ujian kali ini benar-benar ujian lantaran ini adalah angkatan kelulusan yang pertama. Sekolah belum pernah menyelenggarakan ujian.

Kurikulum sekolah Internasional ini sungguh berbeda dengan kurikulum Dikbud, karena pelajaran sangat disederhanakan. Bisa dibayangkan bagaimana kerjakerasnya menghadapi ujian sekolah dan Uasda yang memakai standar kurikulum Dikbud. Banyak orang tua yang harap-harap cemas dengan hasilnya. Khawatir jeblok.


Menjelang pelaksanaan, sekolah mengadakan doa bersama yang berakhir dengan isak tangis orang-tua anak saat anak-anak meminta maaf dan mohon doa restu pada orang tuanya.

Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan karena menduduki peringkat ke 2 dari 36 sekolah peserta ujian. Selisih dengan peringkat satu hanya 0,02.
Wisuda yang digelar berjalan khidmad dan lagi-lagi diselingi mata yang berkaca-kaca, pelukan dan cipika-cipiki orang tua dan anak saat anak-anak mencari orang tuanya untuk mengungkapkan rasa terimakasih dengan sekuntum bunga.

Cinta ananda

Saya melihat betapa ujian kelulusan ini sesuatu yang justru merekatkan cinta orang tua dan anak. Orang tua menikmati dan membersamai anak yang bersiap menghadapi ujian. Sementara anak diingatkan untuk menghargai jasa orang tua dan guru dalam membesarkan dan mengantar mereka pada ilmu pengetahuan.

Mungkin ini sisi lain dari prosesi kelulusan. Tidak semua sekolah melihat dan memanfaatkan momen ujian dan kelulusan sebagai sarana merekatkan dan penyadaran orang tua anak. Ada mungkin anak-anak yang justru tertekan dan stress dengan tuntutan orang tuanya yang berlebihan.

Satu lagi yang berbeda, saat pengumuman siswa terpilih, sekolah tidak memberi penghargaan berdasarkan rangking nilai Uasda atau nilai akhir sekolah, tetapi penghargaan untuk  7 siswa yang telah mengaplikasikan 7 aspek kecerdasan dengan baik.
Apresiasi multiple intelegent

Dan si no 5, anakku adalah salah satunya. Nilai Uasda tidaklah tertinggi, hafalannya juga bukan yang terbanyak, namun ia dipandang telah mengaplikasikan kecerdasan sosial. Memang si kakak ini anak yang sopan santun dan peduli pada teman-teman dan lingkungan. Itu pula yang saya lihat di rumah.

Semoga Ia dapat semakin mengembangkan semua sisi kecerdasannya dan menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, keluarga, agama bangsa dan negara, amiin.

3 comments: