Monday, August 18, 2014

Diskusi Seru Tema penggemar dan Cemburu

Fans Club bagian ke 2

Pada suatu ketika, terjadi diskusi meriah di wall saya gegara saya menulis status tentang fans dan cemburu lantas ada seorang yang bertanya. Nah sebelum melanjutkan tips yang kemarin, ternyata menarik juga merekam diskusi ini dalam blog. Sekedar gambaran begini lho corak pendapat tentang fans.

Berhubung saya tidak sempat meminta ijin pada masing-masing peserta diskusi untuk memposting versi blog, maka saya samarkan identitas mereka dengan perempuan (Pr)  dan laki-laki (Lk) saja.

Pr 1: “Bu Ida....pengen nanya nih...pak Cah itu publik figur yang bukunya bisa dikata sangat romantis dan memuliakan perempuan....sangat mungkin, terjadi ada yang suka karakter seperti pak Cah....apakah bu Ida pernah memikirkan kemungkinan seperti itu?Hehe..maaf....terus bagaimana mengatasi cemburu ? Bukannya ingin tahu urusan orang...tapi saya ingin belajar bagaimana mengatasi bila hal tersebut terjadi.

Semakin berumur....saya semakin mengerti tentang hubungan suami istri...baik fisik maupun psikis....Perempuan semakin berumur ya semakin tampak tua....sementara para suami itu semakin berumur semakin menarik. Siapapun perempuan yang berstatus istri pasti terusik... Bagaimanakah kita menyikapi buk..harus gimana? Karena keluarga bahagia pun yang saling mencintai bisa saja mengalami itu....maaf ya buk....saya ingin belajar....”


Pr 2: “Heuheu...kalau  pnggemarnya nggak overacting ya tak biarin saja mbak. Heran juga...kok bisa ngefans yo? Dikit-dikit konsul...walau konsulnya ya tentang gangguan sihir gitu...”

Pr 3: “Cinta/suka itu hak asasi manusia (cie elee)...asal "suka" pada pasangan kita masih dalam batas-batas yang wajar. Dan adanya kita, diantara mereka bisa menjadi rem agar tidak "kebablasan". Perkuat komitmen dan "percaya" pada pasangan. Dan cemburulah dalam batas yang wajar.

Biasanya pengemar itu datang dari masa lalu atau rekan kerja. Atau sesorang yang sering kali bertemu. Misal: tetangga hahaha”

Saya: “Tunggu ya, saya akan tulis saja di blog...”

Pr 1: “Makasih buk....akan menjadi tulisan yang digemari kalau sudah jadi.... Betewe....saya tidak terima bila ada penggemar suami apalagi suami bila punya kegemaran......hehe....”

Pr 3: “ Bu Pr 1, aduuh si bu ini segitunya "ga terima"...hahaha
Bukankah suami milik Allah, penggemar dalam batas yg wajar, dan suami kita ga memberi perhatian yang berlebih kepada pengemar...sayah rasa fine2 aja. # piss ya bu just IMHO”

Pr 1: “ Dasarnya seperti itu....ketrampilan pengelolaannnya yang penting...sehingga musibah jadi berkah...begitu Pr 3.....”

Lk1 : ”Boleh dong sekedar mengagumi asal jangan sampai menggemari apalagi ngajak dolan bareng....”

Pr 4: “ Bu Ida, kalau misalnya malah kita yang digemari oleh lawan jenis, gimana menanggapinya. Saya malah jadi trauma takut membuat suami cemburu. Walau kita sudah menjaga jarak, yang bersangkutan pantang mundur....”

Pr5: “ Bu Ida, kisah cemburu biasanya ada karena rivalitas yang jelas mensyaratkan posisi yang sama....misal istri 1 dengan istri yang lainnya. Contohnya kisah-2 dalam episode istri-2 nabi pasca Khadijah....jika kita tidak punya rival, tentu bukan "cemburu" namanya....tapi lebih dekat dengan perasaan "khawatir". Maka bagi yang sudah cemburu versi diatas, pasti akan menumbuhkan rivalitas positif....semisal kok suami lebih seneng masakan istri pertama, maka istri kedua pasti berupaya agar masakannya lebih enak.

Pr 5 : “Sedangkan posisi kedua, ketika sudah ada tanda-2 khawatir, semisal kita tahu ada yg mendekati suami dalam bentuk apapun dan motif apapun, silahkan jujur mengatakannya pada suami...lihat respon suami, apakah ada penghargaan atas kejujuran kita itu.
Tentu suami yang perhatian dan sayangnya tulus akan menanggapi dengan positif. Semisal, dia akan bilang makasih ya Mi, Ummi sangat sayang sama Abi, insyaalloh Abi tdk akan menyakiti hati Ummi....lalu membuat solusi bersama. Tapi jika suami mengelak dan acuh atas kekhawatiran kita, patut diduga there is something wrong...”



Pr 5: “ Tips mengatasi kecemburuan
1. Ingat bahwa hati tdk bs dibagi rata matematis
2. Bukankah berbagi kasih sayang itu indah dan ketika mengambil posisi ini sdh kita takar dgn ukuran manusiawi kt lalu biarlah Alloh menyempurnakannya
3.kadang-2 cemburu memacu adrenalin kita menjadi yg terbaik...
4. Ya tidak usah cemburu kalo statusnya beda....kan kita istrinya, mereka siapa?

Pr6: “ Kalau menurut saya : maaf ya bu sebelumnya... Kita bersikap baik terhadap pengemar tersebut . Justru kita tunjukan kalau ibu istrinya. PD aja bu... dengan sikap kita yang baik terhadap mereka, maka mereka akan menghormati kita. Tunjukan kebersamaan dengan pasangan kita, keharmonisan kita, biar pengemar-penggemar itu mencontoh sikap kita terhadap pasangannya (bagi yang sudah), minimal memberi batasan bagi para pengemar...”

Pr7: “ Bingung bu mau komentar apa....soale gak punya penggemar tapi banyak penggemar. Hehehe.... kalo secara pribadi, walaupun banyak penggemar, dan nantinya makin banyak penggemar, wk wk....maka sejak awal yang saya lakukan adalah wajib mengkondisikan dan mengelola hati dengan baik dan pada jalur yang benar. Jika orang awwam laki-laki bertanya dan pertanyaan masih normal-normal saja, saya biasanya tetap menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Tapi klo pertanyaannya sudah aneh bin ajaib, biasanya dibiarkan saja (ini kalo di dunia maya ^_^) “

ada lagi, saya punya pengalaman pada keluarga yang istrinya pencemburu banget. bertahun-tahun dia cemburu sama suaminya, dan cemburunya sudah tidak normal. Kurang lebih 10 tahun dia menjadi istri pencemburu. idih....amit2 liatnya. hehe.....

Alhamdulillah... pas ada acara parenting, dia langsung bilang sama saya, kalo dia sudah gak cemburuan lagi sama suaminya. Dia bilang, kata trainer, selama kita masih cemburu sama suami, Allah akan beri masalah demi masalah, sampai rasa 'cinta' pada suami yang terlalu berlebihan itu hilang/berkurang.

Sejak itu, dia gak mau lagi 'cemburu', cemburu yg berlebihan “.

Pr 8: “ Sekedar penggemar biasa ya..mungkin ndak apa-apa ya bu? Kalau sampai mengganggu privasi dan keharmonisan rumah tangga nah...itu dia, perlu pasang kuda2, hehehe..”

Lk 2:”   Bapak dan ibu yg punya pasangan beken, harus menerima konsekwensinya. Anggap saja, itu cost punya pasangan beken.

Tentang cemburu, gapapa. Biasa. Cemburu kita tidak pernah buta. Cemburu orang lain yang buta. Cemburu kita tidak buta. Yakini itu!

Tapi, untuk mendapat keseimbangan, anda perlu bertanya pada orang terpercaya, siapa tau tenyata cemburu kita agak buta.”


Tuuh kan seru diskusinya...
Sebenarnya masih panjang lagi, tapi kalau dimuat kan menuhin halaman ini.
Nah saya jawabnya besok ya....#ngeles.

Para pembaca silahkan menambahi di kolom komentar, biar bahan saya tambah banyak.
Maturnuwun.

(Bersambung)

4 comments:

  1. Wah unik ya membaca komen beragam tentang cemburu dan penggemar. Suami saya punya penggemar nggak ya? Hi hi... Tapi jadi pengen berkaca ke diri sendiri, kalau saya apakah punya seseorang yang digemari (maksudnya bukan artis)? Setelah dipikir-pikir si sepertinya tidak ada, penggemar yang aneh juga alhamdulillah tidak ada :D Semisal ada seseorang yang dikagumi, misalnya kagum dengan rekan kerja karena kreativitasnya & membuat kita terpacu untuk mengembangkan diri, IMHO it's OK, tapi kalau lawan jenis apalagi sudah menikah ya ada batasannya, jaga diri jaga hati he he. Kalau ngefans cuma karena fisik si A ganteng si B cantik, wah jangan deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih sharing Heni Puspita...juga kunjungannya.

      Delete
  2. hehehe... iya ya, suami saya punya penggemar gak ya? :D

    ReplyDelete