Monday, September 8, 2014

Mendadak Nikah

Seri 1. 
Putriku di lorong waktu

“Kenapa mendadak ?”
Pertanyaan disertai kilatan dugaan kurang sedap biasa kita dapati saat seseorang menikah dengan tiba-tiba. Dua puluh tiga tahun yang lalu kami pun mengalaminya. Proses nikahku dengan suami hanya sekitar 2 bulan sejak ia ‘menembakku’ dan kusuruh menghadap bapak, hingga saat ijab qobul. Kilat khusus ya.  

‘Tidak pacaran’ itu prinsip kami.
Kami enggan banyak bicara, biar waktu yang membuktikan bahwa justru kami ingin pernikahan bersih tanpa proses pacaran dan pertunangan. Hehe yantg mengira saya sudah keburu menikah karena ‘kecelakaan’ akan gigit jari lantaran saya tidak segera hamil.


Sejarah berulang nampaknya. Pernikahan gadisku juga sangat tiba-tiba.
Pertengahan bulan Ramadhan, bulan Juli 2014 kemarin kami mendapat inspirasi untuk menikahkan si nomer satu dengan satu alasan saja: menjelang kepergian kami ke belahan bumi lain yang sangat jauh, kami ingin ketentraman.

Ketentraman karena di rumah ada lelaki yang menjaga. Menjaga putri kami, menjaga rumah kami, menjaga ibu kami. Terutama putri kami lantaran ia akan memnuaikan tugas akhir ke Karimunjawa. Abinya tak mungkin menemani secara teknis, jadi harus ada seseorang yang menemani perjalanannya yang tidak sebentar.

“ Kak, bagaimana jika kamu segera menikah? Sepertinya kamu sudah siap”
Sedikit terkejut putriku mendapat todongan kami.
“Kapan Mi? Sebelum Umi Abi pergi atau setelahnya?’
“Sebelum, jadi maksimal tanggal 30 Agustus ...Engkau boleh menawarkan seseorang yang kamu yakini, kalau tidak umi abi juga bisa mencarikan jodoh untukmu”
Usianya hampir 22, tepatnya hanya sekitar 2 pekan lagi, dan kami melihat kesiapannya untuk menikah.

Eh emang apa tanda-tandanya?
Telah beberapa waktu putriku meginginkan anak. Ia pernah meminta ijin untuk mengambil bayi terlantar sebagai anak angkatnya. Melihat beban kuliahnya yang cukup berat, saya bilang nanti saja kalau ia telah lulus baru mengangkat anak  atau menikah dan punya anak sendiri.
“Kalau kamu ingin punya anak, anggap saja Revo itu anakmu...” kataku.

Ketika itu usia Revo baru 3,5 tahun. Sejak itu ia minta dipanggil Mama.Hingga sekarang Revo memanggilnya Mamah.
Putriku ini seringkali menjadi ibu pengganti untuk Revo saat saya harus pergi jauh. Saat saya berhaji tahun 2011, saat saya umrah tahun 2013, atau saat saya mengikuti pelatihan selama sepekan atau mengisi seminar kemanapun yang memakan waktu beberapa hari.
Revo menjadi sangat dekat dengan mamah-nya.

Setelah Revo membesar...dan berkurang imutnya, ia mencari obyek imut yang lain dengan memelihara Sushi, kucing kecil kami sejak setahun yang lalu. Lalu menyusul Max dan Riki. Kami mengijinkan ia memelihara para kucing untuk melatihnya bertanggungjawab.
Begitulah diantara pantauan tanda kesiapan. Yaah memang dari pembicaraan dan pemikirannya ia menjadi nampak lebih dewasa.

Kembali ke penawaran menikah tadi. Dua hari berselang ia berkata;
“Umi, aku setuju untuk menikah segera....”
“Umi carikan atau kamu cari sendiri?”
“Aku coba sendiri saja dulu. Dia sedang komunikasi dengan ibunya karena bapaknya sudah meninggal”
“Ok umi tunggu segera. Jika kamu tidak bisa, ganti Umi yang carikan...” Ia mengangguk saja. Kami memberinya waktu satu pekan saja.
Sepekan kemudian ia menyampaikan hasilnya.

“Orang tuanya keberatan Bi, karena ia belum lulus....”
Bla bla bla ...putriku menceritakan tentang alasan keberatan ibu calon yang diajukannya.

Jadi bagaimana kelanjutannya? Apakah gantian kami yang mencarikan jodoh untuknya?


(Bersambung di sini)

66 comments:

  1. Waduhhh mbak serasa baca pengalaman sendiri hehehe aku menikah umur 21 dan suamiku 22... sama2 Masih kuliah waktu itu :D. Saudara dan teman pada kaget karena prosesnya juga cepat. Jarak jauh lagi... :)
    Menunggu kelanjutan ceritanya mbak...

    ReplyDelete
  2. Kita saksikan setelah pesan-pesan berikut ini. Hehehe
    Bikin penasaran.. Kutunggu cerita selanjutnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. jeng...jeng...tunggu iklannya tayang, bisa ambil minum dan camilan ....

      Delete
  3. jadi inget setahun yang lalu :D
    saat aku mendadak nikah, ortuku juga tergopoh2
    awalnya aku bilang aku nikah umur 30 tahun saja
    eh masih 23 tahun udah minta nikah :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah memang kaget ya oratu jika yang minta anaknya....mendadak. semoga samara deh.

      Delete
  4. wah ikut deg2an .. ditunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  5. Waah, sama maaak... Saya juga menikah setelah dua bulan suami saya nembak n saya tantang untung menemui orang tua saya langsung. Btw ditunggu cerita berikutnya...penasaram

    ReplyDelete
  6. penasaran... lanjutannya ditunggu, mbak :)

    ReplyDelete
  7. Duduk manis sambil nyeduh kopi n bawa camilan..nunggu kelanjutan cerita mak ida :)

    ReplyDelete
  8. ditunggu kelanjutannya.... *ceritanya....pendek amat..... Dibanyakin lagi yah.... He2 jadi bisa ngurangi penasaran... :)

    ReplyDelete
  9. Wah g nyangka mak Ida dh mantu ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. makanya kemarin nggak mau jejer mak fenny entar dikira ibunya...hihi

      Delete
  10. jadi nikah dengan calon dari siapa nih ? :) penasaran

    ReplyDelete
  11. Barokalloh Mak Ida, semoga pernikahan ananda bisa samara ya. Orangtua panutan nih Mak Ida, dua jempol pokoknya..

    ReplyDelete
  12. Menikah dengan proses kilat, ini juga yg saya pilih. Sjk SMA sdh terbersih keinginan kalau mnikah gak usah pacaran, cr hubungan serius dgn laki-laki yg siap utk serius. HAnya saja, umur saya sdh bukan umur anak kuliahan lagi saat menikah. Salut utk Kak Azka dan semoga semakin banyak generasi muda yg berprinsip menikah dengan cara ta'aruf.

    ReplyDelete
  13. tadi baca via hp aja, kisah yang seru. ditunggu lanjutannya :)

    ReplyDelete
  14. Khasnya mak ida nih bikin cerita bersambung dan emang selalu bikin penasaran hihi, nunggu lanjutannya maaak

    ReplyDelete
  15. penasaran.....
    serasa menunggu kelanjutan sinetron striping
    hehehe . . .
    ^_^

    ReplyDelete
  16. Mak Ida, selalu deh bikin pembaca penasaran dengan postingan2 bersambung :)

    ReplyDelete
  17. Saya dulu proses menikahnya lama krn banyak sebab, berjauhan, ibu mertua meninggal dsb. Setelah melihat banyak sekali tidak ada jaminan apapun dalam berumah tangga kecuali ridho Allah, saya memang sudah niat anak2 tidak boleh spt saya. Kalau sudah ada calon segera saja menikah dg pertimbangan kehormatan seorang muslimah. Soal kesiapan materi dll nomer sekian, insya Allah saling support. Pengin lihat mantunya mak Ida :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. kapan-kapan ya mak Lusi...bisa diorder motret kok...hihi modus. Btw doanya mak.

      Delete
  18. Putrinya cantik, Mak :)
    Jadi...sama siapa nikahnya? *ikutan nangkring*

    ReplyDelete
  19. kalau baru kenal langsung ngajak nikah apa ga takut sifatnya tiba tiba berubah gt mak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ikuti serialnya dulu ya....nanti ada jawabnya kok.

      Delete
  20. Jd inget dikenalkan jg dgn suamiku oleh klrg. 5 bulan pendekatan...beda kota, beda usia yg lumayan jauh 12 thn. Menikah saat usia 19 thn.. satu thn setelah lulus SMA. Kalo mak ida meminta putrinya menikah cepat krn akan bepergian ke tmpt yg jauh. Kalau org tuaku krn mrk akan bercerai....

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak, aku jadi merinding...semoga bahagia mak Irma...

      Delete
  21. nggelar tikar, siapin camilan, nunggu episode berikutnya :)

    ReplyDelete
  22. Mak Ida sukses bikin para emak kepo dag dig dug hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi biar semua pada merasakan apa yang aku rasakan

      Delete
  23. Hyaaaaaa...bersambung, Mak Ida bisa ajah. Ya sudah, aku duduk manis menanti di bawah pohon deh Mak :D

    ReplyDelete
  24. Aku juga dulu nikah mendadak, bukan karena kecelakaan juga karena memang tidak boleh pacaran saja sama mamah dan bapak. Akhirnya usia 21 tahun saya sudah menikah, dan tetangga juga sangka saya kecelakaan, namun mereka malu hati akhirnya, saya melahirkan pada usia 22 tahun lebih, jadi sekarnag usia 28 tahun anak sudah 6 tahun 3 bulan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah, masyarakat memang perlu dididik dengan teladan ya mak. barakallah semoga sama

      Delete
  25. aku gak penasaran kok Mak...pasti sama laki - laki terbaik..yang disiapkan Allah untuk si Sulung. :)

    ReplyDelete
  26. waah....penasaran nih mak...ditunggu episode berikutnya...*kemarin dah tinggalin koment kok gak masuk...hiks

    ReplyDelete
  27. Saya berkomentar dengan tidak urut hihihi,, karena hari kemaren full saya baca rangkaiannya dan belum berkomentar, nah setelah mendapat cerita akhir. Aw..aw..aw.. Amazing momentlah. kalau saya yang diposisi putri sulung mak ida gimana yah,, hehehe. Aduh emak, saya udah disurh nikah, nahloh sama siapa yah,, ^_^ dengan waktu yang meppet. Jadi dag dig dug ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi gpp mak, makasih sudah mampir...saya menyuruh menikah juga karena sudah ada tanda-tanda kesiapan mak.

      Delete
  28. wah, kalo saya justru saya yang minta nikah karena udah dikhitbah, orang tua yang kaget, hihihi xp

    ReplyDelete