Wednesday, September 10, 2014

Satu Kegagalan dan Banyak Keberkahan pada Hijab day


Seri 1 di sini, seri 2 di sini.
Yang ini seri 3.

Taqdir apakah yang menunggu kami?

Sejak semula kami ceritakan bahwa alasan utama waktu pernikahan yang mendesak adalah rencana kepergian kami. Yah sejak beberapa bulan yang lalu kami telah menerima permintaan untuk roadshow ke beberapa kota di Amerika dan Canada. Suamiku yang belum lama kehilangan paspor telah mengurus visa Amerika. Visa Amerika milikku masih berlaku. Kami dalam proses pengurusan visa Canada. Visa Amerika berlaku untuk 5 tahun, adapun visa Canada hanya 3 bulan.

Pada pertengahan Agustus, karena satu dan lain hal, suamiku ternyata kesulitan mendapat ijin keluar negeri dengan durasi 1,5 hingga 2 bulan.

Jreng...jreng...jreng...

Saya berkomunikasi dengan panitia di Amrik tentang problem ini dan menyampaikan bahwa saya siap pergi sendirian. 
Siap siap galau...hhmmm pergi jauh sendirian...
Tiga tahun yang lalu saya sudah gagal berangkat gegara terlambat keluar visa Amrik seperti pernah kuceritakan di sini.

Panitia menyampaikan bahwa mereka akan rapat dulu dengan berita mendadak ini. Beberapa hari saya menunggu keputusan mereka. Visa Canada hanya bisa diurus jika ada tiket pp.

Akhirnya keputusan datang. Panitia mencancel kegiatan untuk kami dan menunda untuk lain waktu dimana kami bisa berangkat berdua. Untuk kali ini mereka akan mencari ganti pembicara.

Hmm kalau alasan utama gagal, apakah putriku tidak jadi menikah?


Jadi sajalah. Surat menyurat telah diproses. Kirim dokumen sana-sini akhirnya pada tanggal 20 Agustus kami terima berkas dari Bukittinggi. Proses pindah penduduk harus mencari jalan kilat khusus agar waktu pernikahan bisa ditentukan segera.
Sebenarnya dengan gagalnya kami pergi ke Amrik, waktunya menjadi lebih fleksibel. Tidak harus mengejar sebelum September.

Namun ada kendala lain.
Calon besan akan ke Jogja pada tgl 30 Agustus lantaran mengantarkan salah satu anaknya yang diterima sebagai mahasiswa baru dan akan menjalani ospek tanggal 1 September.

Mereka hanya bisa berada di Jogja hingga tanggal 5 September. Naah...
Bagaikan bermain puzzle. Kami harus merangkai tanggal dengan sangat ketat. Bolak-balik ke Kelurahan dsb untuk mengawal proses sebaik mungkin.

Tanggal berapa yang kami pilih?
“Asal jangan tanggal 11 September...” kataku. Itu hari rekayasa penghancuran WTC. Enggak enak banget.

Suamiku searching mencari tanggal bagus. Bukan perkara primbon, tetapi tanggal monumental yang mendunia. Ketemulah Hijab Day tanggal 4 September.
Mantap kami memilihnya. Selain makna mendalam dari peringatan hari hijab sedunia, juga dekat kan antara hijab dan ijab hihihi....yang belum tahu hijab day boleh tengok di sini.

Tapi bisakah surat menyurat siap pada tanggal tersebut?

Kami harus telepon sana-sini untuk memastikan proses administrasi terus bergulir. Alhamdulillah tanggal 26 semua persyaratan beres dan siap diajukan ke KUA. Karena kurang dari 10 hari, maka masih harus meminta pengantar ke kantor Kecamatan. Yang penting sudah punya tanggal.

Mendaftar di KUA 

O ya saat pertengahan bulan kami berada di HSS, kami sudah menelepon Eyang Putri dan keluarga besar tentang rencana ini. Adapun tanggal belum kami pastikan. Sekarang kami segera bisa sampaikan kepada yang berkepentingan tentang siapa calon menantu dan kapan tanggalnya.

Hanya sepekan sebelum hari H, kami membentuk kepanitiaan, mencari baju pengantin, mengurus dekorasi, katering, menyiapkan rumah....
Tanggal 30 Agustus saat kami berangkat ke Kalimantan Utara untuk acara Seminar, semua prosedur sudah siap. Bahkan putri kami telah mencari rumah kontrakan.

Jika Allah berkehendak, maka segala sesuatu mungkin saja terjadi. Tak mungkin kami merancang acara besar dengan persiapan yang pendek, maka hanya akad nikah sederhana di halaman belakang yang dihadiri sekitar 100 orang pada tanggal 4 September 2014. Kegembiraan akad di halaman belakang bisa dilihat di sini.

Pengajian tasyakuran kami laksanakan pada tanggal 7 September dengan mengundang tetangga sekitar rumah. Sekitar 500 orang. Pengajian yang menarik bertema keluarga sakinah dengan pembicara ust Prof. Dr Yunahar Ilyas Lc, kami ringkaskan di sini.

O ya, untuk khotbah nikah ini sengaja kami memohon waktu ustadz Yunahar yang sangat padat ini. Mengapa memilih beliau, karena beliau adalah guru kami sejak kami masih mahasiswa. Beliau juga yang memberi nama pada putri pertama kami, sebuah nama yang indah: Azka Amalina yang bermakna cita-cita kami yang paling suci. Beliau juga berasal dari Bukittinggi, tempat asal calon menantu kami. Pas banget.

Teman-teman belum kami undang. Kami belum bisa menyiapkan untuk ribuan teman yang tersebar di berbagai tempat. Biarlah suatu ketika, jika putriku telah lulus dan Allah mengijinkan kami akan laksanakan walimatul 'Ursy.

Beberapa teman yang ‘marah’ lantaran tidak kami undang, kami persilahkan hadir pada pengajian tasyakuran.
Beberapa yang tak dapat menahan diri untuk turut bergembira, nekat datang saja berombong-rombong.

Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Sekalipun gagal ke Amrik, kami tidak kecewa. Kami justru berkesempatan mantu dengan proses yang kilat khusus.

Beberapa insiden sempat terjadi yang membaut sport jantung seperti jas calon pengantin laki-laki yang raib dari persewaan. Sudah kami sewa, eh pada H-1 saat akan diambil, ternyata telah diambil orang lain. Kami harus hunting hingga malam hari untuk mendapat jas yang tepat baik warna maupun ukurannya.

Rapat panitia

Mantu adalah pengalaman pertama yang luar biasa bagi kami. Renik-renik prosesnya cukup rumit. Namun jika dijalani dengan lapang dada, insya Allah semua akan dimudahkan. O ya kami juga melakukan dua kali kuliah pranikah untuk dua calon mempelai.

Bagaimanapun kami adalah penggiat keluarga samara. Betapa ironi jika putri kami sendiri tidak kami siapkan dengan sebaik-baiknya. Selama ini kami sudah sering mengajaknya mengikuti seminar dan ceramah kami, namun arahan yang lebih khusus tetap saja dibutuhkan.

Bahkan kami masih menjadwal kuliah samara pasca nikah selama beberapa kali pertemuan. Kami juga membuat komitmen agar mereka terus mengaji dan membina diri dengan berbagai sarana untuk menjadi keluarga samara.

Bukankah kita tak bisa menduga, apa yang sebenarnya akan terjadi. Kita hanya bisa menyiapkan diri, untuk menerima kejadian apa saja dengan lapang dada.

Saat kami menyiapkan diri menjadi kakek dan nenek, putri kami menukas:
“Aku belum mau punya anak, sampai lulus kuliah dulu...!”
Waah....


Tentang suasana akad di taman belakang baca di sini.


43 comments:

  1. memori indah :)

    Mampir juga ya ke: http://www.bennyrhamdani.com/2014/09/yamaha-r15-dan-yamaha-r25-motor-sport.html

    ReplyDelete
  2. Indahnya... Sudah lega ya Mak sekarang semua sudah beres. Alhamdulillah. Ikut bahagia dan mendoakan semoga samara ya, Mak Ida untuk putri dan menantunya. AMiinnn :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin makasih mak ges...moga mak ges sekeluarga juga bahagia. peluuk buat ubii

      Delete
  3. uwa,seru......kayak lihat film mak hehehe...lanjuttt

    ReplyDelete
  4. hihiii barakalloh ya Mak Ida, semoga bisa mengawal keluarga baru putri tercinta

    ReplyDelete
  5. Seruuuu ya Mak mantu dadakan ...... Saya juga lagi siap2 nich ........ Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. mak ferdi siap-siap apa nih...Ivo masih kecil hehe masih suka mogok sekolah...seperti Revo.

      Delete
  6. subhanallah ..keren banget mak... kereennn!!! semoga jadi keluarga samara yah ..amiinn :)

    ReplyDelete
  7. Setiap cerit amak ida, selalu memberi makna dan pelajaran. Ahh, nggak bosen2 dengan rangkaian cerita yang saya harus menunggu kelanjutannya. Berasa seperti yang menjalani,,hahaha (lebay bingits). Harus sabar nih untuk segera menimang cucu ^_^ ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya makasih ya...sudah berkunjung mak. kapan-kapan bisa kopdaran nih di jogja.

      Delete
    2. pengeeennnn banget mak, katanya 3 bulan lagi ada. Semoga saya tidak melewatkan, dan kangen bertemu langsung ama blogger jogja ^_^

      Delete
  8. Super kilat ya Mak, Alhamdulillah semua lancar :)

    ReplyDelete
  9. gak bisa comment, yg jelas terharuu. DImana orang2 banyak yg heboh dan butuh waktu lama utk memantapkan menikah, tapi proses pernikahan Kakak Azka memberikan sebuah tauladan bahwa urusan menikah sebenarnya tidak rumit.

    ReplyDelete
  10. Wah tenyata cerita dari mertua juga seru ya bu ida hehe, gak hanya para calon dan anak-anaknya yg ikutan seru ternyata orang tuanya juga hehe mantap nih ceritanya emngalir saya sampe ending ngikutinnnya ikutan mau bilang waaaahhh hehe smga segera lulus kuliahnya hehe biar segera momong cucu bu ida ^-^

    ReplyDelete
  11. aaahh... mengikuti perjalanannya, walaupun super kilat, tapi indah pada akhirnya ya mba..

    ReplyDelete
  12. Menikahkan anak pertama kali biasanya mmng heboh ya Mak. Dulu ortu jg gt pas nikahan kakak. Pas giliran sy yg nikah, udh lebih nyantai.
    Selamat menempuh hidup baru untuk putrinya ya Mak Ida, semoga samara. Aamiin.

    ReplyDelete
  13. nah endingnya jadi penasaran, jadi belum bakal punya cucu dong? xixiix...barokallah ya Mak, keren abiz deh

    ReplyDelete
  14. berarti belum segera jadi nenek mak.....

    ReplyDelete
  15. Alhamdulillah ikutan seneng campur haru mak. Sama seperti kisah saya. Nikah ekspress. Dua-duanya mempelai ada di Kaltim. Saya di Samarinda, suami di Balikpapan. Yg mempersiapkan pernikahan kami di jogja hanya papa dan adik2 saja. Smoga mjd kelg sakinah, mawadah dan warahmah. Dikumpulkan baik dinuia dan di taman surga-Nya kelak. Aamiin*

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiin...barakallahu lakum juga, semoga samara selamanya. amiiin

      Delete
  16. Nyimak mak..buat bekal anak2 ku nanti..:)

    ReplyDelete
  17. Subhanalloh,moment pribadi pun bs dijadikan cerita semenarik ini..
    Semoga saya pun di segerakan untuk menikah..
    Kunjungi juga ya http://ketikapandacerita.blogspot.com/2014/09/white-love.html?showComment=1410411299756&m=1
    Hrs bnyk belajar baru2 aktif di blog
    ^^.

    ReplyDelete
  18. wah apa rasanya mak punya mantu...:)

    ReplyDelete
  19. Seru banget ikutin alur cerita bunda.

    www.aloha-bebe.com

    ReplyDelete
  20. seru ya mak dpt mantu pertama,klo saya msh lamaaaa bgt dpt mantu'y,heeee....

    ReplyDelete