Monday, December 15, 2014

Hilang Saat Umrah




Pengalaman serem ini dialami oleh salah satu teman rombongan hajiku.

Kami berhaji tahun 2011 melalui salah satu travel haji plus. Berhubung dari banyak titik kota di Indonesia, memang kami belum begitu mengenal jamaah satu rombongan. Kami hanya akrab dengan yang berasal dari satu kota saja.

Hari pertama sampai di Mekkah, kami segera menunaikan Umrah wajib. Berasa amat istimewa menginjakkan kaki di Masjidil Haram dalam sekian tahun usiaku. Rupanya sebagian besar jamaah juga baru pertama kali mengunjungi Mekkah dan menunaikan haji. Kecuali para pembimbing tentunya, yang setiap tahun selalu membimbing.

Prosesi Umrah berjalan lancar. Kami telah mengambil miqat saat masih di perjalanan, di atas pesawat. Thowaf, sholat dua rekaat di area multazam, sa’i dan bertahalul.
Lalu kami duduk-duduk beristifahat di area bukit marwa. Melepas lelah, berfoto dan memperhatikan jamaah lain.

Saat akan pulang ke apartemen dan berada dalam bus, terjadi sedikit keributan.
“Bapak X belum ketemu...”
Semua saling krocek untuk mencari tahu. Teman-teman satu daerahnya juga ikut pusing. Pasalnya beredar kabar bapak X ini tidak bisa bahasa Indonesia, tidak bisa bahasa Jawa, apalagi bahasa Arab.
Ia hanya mahir bahasa daerah asalnya....oow!


Setelah menunggu cukup lama diputuskan rombongan lima bus ini pulang duluan. Beberapa pembimbing dan panitia tinggal di masjid untuk melanjutkan pencarian.

Esoknya masih belum ada kabar. Berbagai jalan telah ditempuh oleh fihak KBIH. Sudah pula melapor ke pihak berwenang.

Kami semua setiap usai sholat selalu mendoakan keselamatan bapak X. Berdoa agar segera ditemukan atau menemukan kami. Beberapa kali kami ziyarah lagi ke Masjidil Haram, sambil celingukan mencari di lautan manusia yang memadati halaman masjid...susah banget menemukannya.

Ibarat mencari jarum dalam tumpukan jerami. Kami belum tahu wajah ybs. Hanya memelototi tanda pengenal yang sekiranya mirip dengan yang kami kenakan.

Hari kedua belum ketemu juga.
Hari ketiga juga.

Kami sampai bertangisan sembari mendoakannya. Tidak tahu apakah bapak ini menjadi korban kejahatan atau bagaimana. Kesedihan meliputi seluruh jamaah. Tak ada canda tawa lagi. Mendung seakan memenuhi hati kami semua.
Lewat tengah malam hari keempat, kami terbangun oleh suara gaduh. Lalu raungan tangisan yang menyayat.
Saya terbangun dengan bingung. Apakah saya tengah bermimpi horor? Atau ini semacam godaan setan?

“ Ada apa?’ kami yang terbangun saling bertanya dengan teman sekamar.
Ternyata ada kabar bapak X telah ditemukan. Senang sekali. Tapi ada sedihnya. Bapak X ini seperti tak sadar. Seperti linglung. Ia tak mengenali kami semua, tak mengenali teman sekampungnya dan juga tak mengenali pembimbing.
Kami bergegas ke lantai 1 tempat bapak X dirawat.

Kulihat lelaki paruh baya itu dengan sedih. Keadaannya sungguh memprihatinkan. Ia hanya mengenakan kain ihram bagian bawah. Bagian atas telah hilang entah kamana. Ia meringkuk sambil menangis bak anak kecil.

Saat ada yang mendekati, ia meradang. Bahkan tangan temannya digigitnya. Matanya merah entah karena kurang tidur atau kebanyakan menangis. Nanar menatap kami semua.

Pembimbing terus membaca doa di sebelahnya. Temannya menjaganya. Dan seorang dokter juga mendampingin. Ia diberi air minum yang telah didoakan oleh ustadz. Alhamdulillah ia mau minum walau sedikit. Tapi masih saja menangis.

Kami semua diminta menyingkir untuk membuat suasana yang lebih kondusif.
Sayapun kembali ke kamar bersama teman-teman.

Esoknya cerita menjadi lebih lengkap.
Alkisah bapak ini telah berangkat berhaji dengan menjual warisan tanpa ijin ibunya dan saudara-saudaranya. Entah ada cerita apa sehingga terjadi hal demikian. Maka tadi malam ustadz pembimbing meminta untuk menelepon ibunya, memohonkan maaf dan ridho untuk bapak X.

Alhamdulillah setelah bapak  X menelepon ibunya meminta maaf dan saling bertangisan, ia menjadi sadar. Ia tak tak lagi menangis dan mulai bisa berkomunikasi. Ia bisa menceritakan sedikit demi sedikit apa yang ia alami.

Saat melakukan umrah, ia terpisah dari rombongan. Ia tak tahu persisnya kapan. Namun ia terus berputar-putar di masjid dan akhirnya kelelahan. Ia berdiam saja dan entah bagaimana barang-barangnya hilang. Tas paspor beserta semua isinya. Juga pakaian ihramnya bagian atas.

Apakah ia makan atau tidak selama berharihari itu tak diketahui juga. Yang jelas ia bisa minum air zam-zam. Setelahnya ia tak ingat apa-apa dan ditemukan oleh para pencari tengah meringkuk di halaman masjid dalam keadaan kehilangan akal.

Terjawab sudah.
Kami semua bersyukur atas pulihnya bapak X dan juga mengambil banyak pelajaran. Memang seharusnya berhaji berbekal harta yang baik. Harta yang halal dan dengan keridhoan orang tua. Cukuplah apa yang dialami bapak X menjadi pelajaran bagi kita semua.

Hingga beberapa hari bapak X masih sedikit bicara dan menarik diri. Kami semua bersama-sama berusaha memaklumi dan membantu dengan doa.

Alhamdulillah saat prosesi haji dimulai, ia telah jauh lebih baik. Telah pulih kesehatan fisiknya dan semoga juga kesehatan jiwanya. Ustadz pembimbing selalu menggandengnya.
Khawatir berulang peristiwa hilangnya.

Anda jangan sampai hilang juga ya.

Btw cerita serem tentang gagal berangkat haji dan umrah ada di sini.

14 comments:

  1. Subhanallah Ya Allah semoga hamba engkau sampaikand alam Mihrab yg dekat denganmu di masjdiil haram inid engan harta yg baik darimu Ya Allah aamiin...

    ReplyDelete
  2. banyak pelajaran yg bisa diambil. TFS bu ida

    ReplyDelete
  3. Hmmm memang banyak yang melakukan apapun demi status haji, padahal prosesnya sangat penting ya mak, termasuk bagaimana mengumpulkan biaya hajinya. Thanks kisahnya :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih kunjungannya mak Lusi. bener banget semua prosesnya harus baik

      Delete
  4. Mak Ida memang begitu banyak cerita tentang berhaji ini, salah satunya cerita di atas...iya memang benar dalam berhajipun segala yang berkaitan haruslah sesuai aturanNya..proses pengumpulan uangnyam sikap dan tingkah laku kita dalam kesehariannya...makasih Mak sharingnya,,,tentu ini sangat bermanfaat bagi kita semua untuk selalu mengoreksi diri sendiri..dalam hal apapun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih mak Lies. semoga mak Lies segera dapat berhaji dan berumrah amiin

      Delete
  5. terkait warisan mak..hmm..memang cukup pelik. apalagi kalau ada yg "curang". Tetapi si curang pasti dapat balasannya ya seperti di cerita mak Ida di atas:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener pak. semua kecurangan akan mendapat balasan. hihi apalagi saat beribadah ya. sukses buat mak erlina.

      Delete
  6. Katanya, kalo berhaji, semua perbuatan jahat / dosa yang belum termaafkan akan "diperlihatkan" oleh Allah di sana. Wallahu'alam

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mak. masalahnya ada yang merasa dan ada yang tidak. makasih kunjungannya mak uwie.

      Delete
  7. Mbak Ida Jazakillah share tulisan ttg haji yang diatas ....tiada habisnya cerita haji. Pesan seorang teman kepada saya agar banyak melakukan istighfar dan sabar saat disana. Dan hendaknya sebelum berangkat minta maaf pada ortu,saudara,tetangga dan kerabat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak. makasih tambahan nasehatnya. makasih juga sudah mampir

      Delete