Saturday, October 5, 2013

KECERDASAN UNTUK MEMILIH BAHAGIA



“ Ibu-ibu, bayangkan saya sedang memegang buah jeruk. Jeruk nipis, bulat kecil hijau....” aku pura-pura memegang buah jeruk nipis imajiner yang mungil. Lalu kudekatkan ke hidungku.
“ Hmm baunya sudah kecut. Sekarang saya ambil pisau, saya iris buah ini...menetes beberapa titik airnya...baunya makin  kecut...” Aku memperagakan acara memotong.

“ Lalu potongan jeruk nipis ini saya ambil, saya mendongak dan saya peras di mulut saya...”
Akupun memperagakan memeras irisan jeruk nipis sambil melek merem.
“ ibu-ibu siapa yang merasa asem dan berliur di mulut...?” hampir semua ibu mengacungkan  tangannya.
“ Ngiluu bu di gigi saya...” kata seorang ibu.


Itulah kekuatan pikiran. Pikiran kita sudah menyimpan memori tentang buah jeruk nipis dan rasa kecut yang amat sangat. Saat saya ajak ibu memikirkannya, maka ada reaksi kimiawi dan fisik dalam diri kita merespon pikiran itu. Demikian ulasku selanjutnya.

Demikian pula yang terjadi saat kita memikirkan tentang rasa bahagia. Mengingat peristiwa menyenangkan akan membuat tubuh memproduksi hormon . Dalam terapi stres, seorang terapis kadang meminta pada klien untuk memikirkan peristiwa menyenangkan dan bahagia yang pernah dialaminya. 

Klien di suruh duduk atau berbaring dengan rileks, memejamkan mata dan memanggil memorinya tentang peristiwa bahagia dalam hidupnya. Saat bisa mengingat dan tersenyum atau tertawa mengenangnya, maka  otaknya akan memproduksi hormon dopamin dan serotonin. Dan kebahagiaannya akan semakin bertambah. Ia akan merasakan tenang dan nyaman, mengusir rasa stresnya.

Demikian pula terjadi hal yang sebaliknya. Saat seseorang mengenang dan mengulang ingatan tentang pengalaman menyedihkan, memilukan, rasa tidak enak. Maka otaknya akan memproduksi hormon stres, yaitu hormon kortisol. Tubuh akan dibanjiri si kortisol ini dan rasa stres akan menggelisahkan jiwa. Stres yang berkepanjangan akan membawa pengaruh organik dan menyebabkan munculnya gejala sakit tertentu.


Maka kitalah yang semestinya menjadi tuan atas tubuh kita sendiri. Kemampuan kita memilih dan mengendalikan fikiran kita, untuk mengingat peristiwa bahagia atau peristiwa yang menyedihkan, akan membawa dampak pada tubuh kita. Kecerdasan untuk bersikap dan memilih berbahagia serta tetap bisa mencari celah kesyukuran saat ditimpa musibah sekalipun, akan  membawa dampak positif pada jiwa kita. Sebaliknya saat kita terbenam dalam jurang kesedihan, dan banyak emosi negatif yang kita biarkan menguasai fikiran, maka juga akan membuat tubuh mudah sakit.

Marilah senantiasa berdoa untuk dimudahkan menjadi insan yang lapang dada, mudah bersyukur dan selalu ingat untuk bersabar. Bermohon diberi kecerdasan memilih bahagia pada situasi apapun untuk kebaikan dunia dan akhirat kita. Para ibu yang memilih bahagia, akan berdampak besar pada rumahtangganya, bukan hanya pada dirinya. Anak-anak dan suami akan merasakan aura bahagia itu dan rumahpun terasa menjadi rumah surga.


Dalam perjalanan pulang, nada SMS di HPku berbunyi. Aku menengok pesan yang masuk, begini :
 “ Umi, alhamdulillah saya mendapat pencerahan. Selama ini ternyata terlalu emosi, menyiksa diri sendiri. Saya merasa sayalah orang terjahat di dunia...sayalah yang meracuni diri saya sendiri. Hampir saja saya tidak lulus ujian. Jazakumullah Umi, doakan semoga kami senantiasa dapat bersyukur dan dapat memetik hikmah dari setiap peristiwa, amin”
Sms itu kuterima dari seorang ibu, yang tadi menghadiri  pengajian.

Semoga aku yang mengatakan, diberi pencerahan juga. Mohon doa pembaca semuanya.

No comments:

Post a Comment