Thursday, January 23, 2014

Anakku, Prioritasku

Upacara Hari Senin, lupa pakai dasi hiks.
Selama sepekan ini, saya mencoba menjadi murid SD. Beruntungnya, syukur alhamdulillah, SD tempat sekolah anakku tidak keberatan saya duduk manis di kelas selama sepekan. Ya iyalah selama 5 tahun terakhir saya ikut mengawal Komite Sekolah, tentu wajahku sudah tidak asing lagi bagi semua guru. 


Bukan tanpa alasan saya menjadi siswa SD, semua ini tentang bungsuku tercinta Revolusi Qalba Qoumy. Hari pertama masuk sekolah adalah Rabu tanggal 15 Januari 2014, bertepatan dengan keberangkatan kami, saya dan suami, pergi ke Merangin. Itu nama kabupaten di Jambi yang beribu kota di Bangko. 

Ada lembaga yang mengundang kami untuk mengisi seminar, kebetulan didukung oleh Bupati dan jajaran SKPD. Yaah karena sudah dua bulan deal-nya, maka berangkatlah kami, sekalipun ada sedikit rasa yang memberati hatiku. Setelah Bangko, jadwal Kota Jambi, Tangerang Selatan dan Purworejo. 

Di rumah semua sudah kebagian tanggungjawab berkawan dengan Revo. Kakak pertama bertugas membangunkan, menyuapi sarapan, memandikan. Yang antar sekolah ada sopir. Kakak ketiga bertugas menemani main sejak pulang sekolah hingga malam. Kakak ke empat dan kelima adalah teman belajar dan teman tidur. Ibu saya, Eyangnya anak-anak, mengurus makan si kecil.

Sepertinya sudah rapi ya? Prakteknya tidak selancar itu. Pagi saat kami transit di Jakarta, sudah ada kabar kalau kakak pertama gagal membujuk sekolah. Sejak liburan, jadwal hidup Revo sudah berantakan. Ia bisa tidur larut jam 23.30. lantaran siang bepergian dan tertidur di jalan (kan acaranya banyak pergi-pergi). 

Konsekwensinya pagi bangun paling pagi jam 7. Hey-hey yang salah tentu ibunya, ya saya ini. Beberapa hari terakhir saya berusaha memajukan jam tidurnya, paling awal berhasil sekitar jam 22.00 atau 22.30. Itupun setelah Revo minta makan untuk yang kelima kali pada setiap harinya.

Mendengar kabar bolosnya Revo, saya meramalkan bahwa hari berikutnya, Kamis dan Jum’at pastilah tidak jauh beda. Situasinya kakak pertama itu sedang pameran foto, tentu suka pulang malam dan dalam keadaan capek. 

Hari pembukaan yang Rabu pagi itu, bisa dibayangkan ia tak akan telaten membujuk dalam keadaan ia sendiri capek, mengantuk dan buru-buru mau persiapan pembukaan. Singkat cerita, ramalan saya terbukti. Revo bolos 3 hari. Padahal sebelumnya saya sudah SMS gurunya untuk membantu penyesuaian diri pasca liburan. SMS lalu saya ralat dengan pamit.

Senin pagi, hari pertama saya dan Revo masuk sekolah. Ikutan juga upacara. Duuh jadi ingat jaman sekolah dulu ya. Begitulah seharian saya di kelas dan mengikuti semua aktivitas hari itu.

Aneka gaya hormat bendera 

Eh sebenarnya yang ingin saya bagi adalah tentang menjadikan anak sebagai prioritas. Menyaksikan bagaimana dinamika kelas dan anak dalam sepekan, membuat saya punya banyak kesempatan merenung dan membuat coretan. Setiap kali ada peristiwa unik, menjadi ide baru. Diantaranya tentang prioritas. Ada beberapa anak yang menarik perhatian saya karena tingkahnya yang unik. Seorang gadis mungil yang cantik suka mengikuti Revo kemanapun Revo pergi (akhirnya kan jadi mengikuti saya), kudapati berkuku jari sangat panjang. Sepuluh jarinya semua berkuku panjang. Kuperkirakan untuk kuku sepanjang itu mungkin 2 pekan atau lebih ia tidak potong kuku. Duuh kenapa ya gak ada yang perhatian pada jari-jarinya yang putih dan halus.

Kuku jari, sepertinya masalah sepele, tapi jangan disepelekan ya! Pernah ada dua anak saat masih di TK dulu, yang sedang berselisih pendapat dan mereka menggunakan kukunya untuk saling mencakar. Nah salah seorang anak yang kukunya lalai dipotong, membuat teman berselisihnya wajahnya berdarah-darah. Bahkan lalu jadi insiden antar orang tua. Mungkin bukan alasan tepat karena tidak semua anak suka acara cakar-cakaran, tetapi ini menyangkut aspek kebersihan dan kesehatan juga.

Nah kubayangkan bungsuku, seringkali aku menciumi jadi tangannya, memeriksa telapak tangannya bersih atau tidak, menuntun dia saat belajar berwudhu, mengajak salim saat saling meminta maaf, mengulurkan makanan atau memijit-mijit tangannya saat ia mengeluh capek. Yang pasti dua kali sehari menemani mandi dan menggosok gigi. Semua aktivitas yang membuat saya bisa melihat perkembangan panjang kukunya. Apakah beberapa ibu atau ayah begitu sibuknya sehingga selama dua pekan terlambat mengetahui kuku yang telah memanjang itu?

Yah masing-masing orang tentu punya alasannya. Nah tanpa banyak cing-cong ia mau kubujuk untuk kupotong kuku jarinya. Saya jadi ingat jaman SD dan SMP, guru suka sidak kuku jari. Siswa yang ketahuan memelihara kuku akan dipukul jarinya dan disuruh memotong saat itu juga...Waah mestinya itu dilakukan juga ya di kelas anak-anak setiap hari jumat. Sekalipun bagian dipukulnya, tidak perlu dilestarikan.

Oya, saya juga mengamati, beberapa anak kehabisan gigi, alias gigis. Gigi susu anak rusak, tentu yang harus instropeksi adalah orang tuanya. Anak hanya belajar dari lingkungan, belajar pola makan yang benar, pola sikat gigi, cara menyikat gigi. Memang tidak mudah, namun percaya tidak percaya, anak seorang teman giginya amat sangat bermasalah, karena masa kecilnya tidak sempat terawat giginya.

Sholat Dhuha adalah acara rutin harian.
Nah itu baru sebagian kecil dari catatan pengamat amatir ini. Terlalu sepele untuk memotret judul anak sebagai prioritas. Tapi sudah kelihatan ya hubungannya, sebenarnya ketika hal-hal kecil diabaikan orang tua, sepertinya harus ditanya ulang deh, apakah memang sudah menjadikan anak sebagai prioritas dalam hidup orang tua...

Eh saya juga sering berada dalam dilema antara job, pekerjaan, bisnis, hobi ngeblog, googling, berdakwah, organisasi dan anak. Setidaknya kali ini saya menyadari, bahwa saya rela cuti sebulan demi anak-anak. Dua pekan karena anak libur sekolah dan saya ingin menemani mereka, sepekan karena kemarin banyak pergi keluar Jawa dan sepekan ini menjadi murid SD menemani Revo.

Lain kali saya bagi ya, kisah unik tentang TOTO-chan ala kelas Revo. Judulnya: Si Anak Jendela. Belum saya selesaikan cerita lengkapnya, setidaknya saya sudah menulis judulnya.

Eh yang baca tulisan ini, ayo sekalian ikutan GA Resensi buku Wonderful Husband. Hadiahnya menarik lho dan jangan khawatir DL akan saya perpanjang deh. Buka ya link berikut:



14 comments:

  1. Terimakasih sudah mengingatkan saya Mak Ida, anak memang harus menjadi prioritas bagi saya melebihi aktifitas blogging dan menulis.

    ReplyDelete
  2. sama-sama Mak Ety, ayo lihatin kuku dan giginya...hihihi...

    ReplyDelete
  3. hihi,anak2 memang lucu ya mbk..boro2 anak,kadang untuk masalah potong kuku suami suka lupa...harus diingetin juga hehehe..

    ReplyDelete
  4. Setuju sekali ibu, sesibuk apapun kegiatan kita, anak memang harus menjadi prioritas. PR banget bagi saya saat ini bagaimana mengajarkan gosok gigi pada anak saya umur 1 tahun. Terima kasih sudah mengingatkan ibu2 melalui tulisan ini.. :)

    ReplyDelete
  5. Waah ada rutinitas solat dhuha yaa... keren sekolahnya.
    Senangnya bisa anter anak ke sekolah, hiks, aku kerja jd nggak bisa nemenin. :)

    ReplyDelete
  6. Oya, aku dukung diaku mau maju ke 10 besar srikandi blogger. ayo semangaattt

    ReplyDelete
  7. Makasih mak Nurul Noe, aku padamu juga....hihi peluuk. Mak Hanna, Mrs amidy makasih ya kunjungannya...mari saling mendoa menjadi ortu yang waspada....haha

    ReplyDelete
  8. Jadi ingat, pernah mengajar anak-anak yang dari keluarga berada, namun seragamnya bolong di bagian celananya, juga ada yang bajunya kusam. Ntahlah mungkin orangtuanya sibuk, saya sebagai ibu baru juga harus banyak belajar semoga mejadi orangtua yang lebih telaten

    ReplyDelete
  9. anak adalah prioritas utama..itu prinsip saya...saking sayang sama anak bnyak kesempatan yg saya sia2kan di luar sana..ya tak apa..krn anak sya lbh penting dan ia jg masih bayi dan sgt butuh saya..kesempatan lain InsyaAllah masih ada suatu saat nti sbg balasan ketulusan sya menjaga,merawat dan mendidiknya..aamiin #curcol :)

    ReplyDelete
  10. makasih kunjungan dan komentarnya ya anotherscribblenote dan Ruziana Ana. Nanti akan ada juga postingan saya berjudul " ma, seragamku kekecilan..."
    Semoga lelahnya para bunda dalam membersamai anak membawa kemanfaatan bagi bunda dan keluarga, amin.

    ReplyDelete
  11. macam2 tingkah anak, pasti yg dilirik orangtuanya dulu yaa :)

    ReplyDelete
  12. betul mak Ranii Saputro.makasih ya telah berkunjung

    ReplyDelete
  13. Ternyata anak saya ga sendiri ya bu.. Susah bobo awal n bangun pagi. Hasilnya stiap pagi harus kreatif membangkitkan moodnya buat sekolah.. Makasih share-nya bu:)

    ReplyDelete
  14. iya cerita anak biasanya mirip saja...hehe makasih sudah berkunjung

    ReplyDelete