Saturday, January 11, 2014

BADAI PASTI BERLALU


Ini bukan judul lagi, tapi sepenggal episode yang kami petik dari setiap sesi konsultasi.

“Ibu, terimakasih pencerahannya yang luar biasa. 
Jam sembilan malam nanti, sebenarnya adalah batas akhir tenggat dari suami, untuk saya mengambil keputusan." 

Kata seorang peserta yang memaksa menemuiku saat istirahat makan siang, dalam acara pelatihan keluarga nun jauh di seberang pulau. Saya sedang makan di ruang transit hanya berdua dengan seorang panitia.
Saya hanya tersenyum sambil mengangguk-angguk, mencoba memahami penggalan ceritanya.
"Prosesnya sudah lama, tapi dua pekan yang lalu suami saya meminta keputusan saya, apakah mau terus atau bercerai. Dan nanti malam adalah batas akhirnya..."
Saya sekarang terpana, nyaris tersedak. Saya hentikan acara makan.

Betapa tidak, perempuan cantik di hadapanku adalah peserta yang kuminta maju untuk mengungkapkan kebaikan pasangannya dalam sesi interaktif. Mereka adalah pasangan dengan skor tertinggi dalam mengenali kebaikan pasangannya. Luar biasa menurutku. Pasangan yang saling menghargai dalam banyak sisi, namun berfikir juga untuk bercerai.

Perempuan cantik itu melanjutkan beberapa cerita dan aku berusaha merangkaikan puzle seperti orang buta meraba-raba.
".... alhamdulillah ibu, saya bersyukur mengikuti pelatihan ini bersama suami, insya Allah segala sesuatunya menjadi lebih jelas...mungkin ini adalah jawaban atas munajat saya mohon petunjuk selama ini..."

Kulihat senyuman cerah disela tetesan bening di sudut matanya.
“Saya sudah mantap untuk menjawab apa nanti malam...,” katanya diiringi senyuman yang makin lebar.
"Saya akan berusaha merubah diri dan tetap bersama suami...insya Allah...!" Ia berkata dengan mantap.

Aku mengenggam tangannya yang halus, yang juga menggenggam tanganku dengan kencang.
"Ibu, jika ibu telah memutuskan kebaikan, jangan tunda. Jangan tunda hingga nanti malam. Saat ini juga, beritahu suami, secara langsung atau lewat sms. Sampaikan kabar baik ini. Jangan tunda. Setan ada di mana-mana dan membolak-balikkan hati manusia. Jadi, jika ibu sudah putuskan, sampaikan sekarang juga...ok ?!"
Ia mengangguk masih dalam senyum dan linangan air mata.
Kami berpelukan dalam keharuan.
"Semoga menjadi keluarga sakinah selamanya...," bisikku.
Alhamdulillah ya Allah...desisku saat sosok itu berlalu dan aku masih termangu. Bertambah hikmah dari perjalanan dakwah.


Celah sempit dalam kehidupan, akan selalu kita temui.

Hikmah apa yang kudapat dari peristiwa ini?
“Jangan pernah berhenti mencari hidayah. Suami istri tadi, sekalipun diujung perceraian, mereka masih mengikuti pelatihan keluarga. Itu adalah bukti keyakinan keimanan mereka, bahwa Allah Maha segala-galanya. Allah yang Maha mempersatukan hati dan memberi hidayah”

Sering saya sampaikan penghargaan kepada setiap yang datang berkonsultasi, seberat apapun masalah mereka. Pasangan yang bimbang dan bertanya apakah sebaiknya mereka terus atau bercerai saja. Saat kutanyakan berapa perimbangan prosentase antara mau rujuk atau bercerai. Ada yang menjawab 50-50. Ada juga yang sudah 30-70, lebih condong untuk berpisah.

“Ibu/bapak datang kepada kami, artinya ibu/bapak masih ingin mempertahankan pernikahan. Jika tidak pasti jurusannya Pengadilan Agama, bukan datang pada kami...”
Ini adalah kalimat sugesti, doa dan harapan. Sejauh ini alhamdulillah mempan untuk mengajak mereka bersedia naik ke atas melampaui  awan badai. Ya awan badai.

Perumpamaan ini pernah saya sampaikan dalam kesempatan yang lain. Jika anda pernah naik pesawat, terkadang pesawat harus menempuh resiko melewati awan badai kumulonimbus yang bisa saja menyebabkan turbulensi. Di bawah awan hujan angin dan petir. Di dalam awan gelap abu-abu tanpa cahaya dan berguncang-guncang, namun saat berhasil menembus ke atas, matahari cerah bersinar dan pesawat berada di atas hamparan awan putih padat yang luas.

Saat berada dalam persoalan, seolah betul berada dalam gua gelap gulita tanpa pintu keluar. Namun ingatlah suatu masa, mungkin anda pernah mengalaminya, saat-saat di ujung putus asa, kemudian anda tidak menyerah dan berhasil melewatinya. Hanya butuh waktu, kesabaran dan keikhlasan semata.

Seorang teman pernah membeli mobil setelah menabung sekian lama. Ia belajar menyetir selama beberapa pekan, namun berakhir pada kesimpulan bahwa ia merasa tak berbakat menyetir. Setelah beberapa bulan memiliki mobil itu, ia bahkan ingin menjual mobilnya karena merasa tak ada gunanya. Entah bagaimana prosesnya kesadarannya, tiba-tiba semangatnya bangkit lagi, ia belajar dan memaksa diri.

Alhamdulillah sekarang telah mahir. Mungkin ia akan tertawa saat mengenang betapa stressnya dulu saat menyetir. Dan sekarang ia menyetir santai sambil menyuap anaknya, mendengarkan lagu atau berdendang sendiri. Pengalaman itu kadang ia ceritakan untuk memotivasi orang yang hampir putus asa dalam belajar menyetir, seperti pernah ia ceritakan padaku.

Nasehat dari kisah diatas adalah: Galilah pengalaman berat saat berada dalam persoalan, pengalaman anda sendiri atau pengalaman orang lain. Di sana anda akan melihat cercah cahaya. Harapan itu selalu ada untuk mereka yang menginginkan kebaikan. Dan ingatlah bahwa doa adalah senjata orang mukmin yang bisa diluncurkan kapan saja tanpa ada habisnya. Hanya butuh kemauan dan keyakinan.

Kita juga bisa belajar dari cuaca.  Hari mendung dan hujan lebat, tidak selamanya. Cepat atau lambat esok matahari akan bersinar cerah menyapa gembira alam yang membeku. Allah mempergilirkan malam siang untuk kita mengambil pelajaran. Setelah gelap, pasti ada terang.

Hidup senyatanya hanya bergerak dari satu persoalan kepada persoalan yang lain. Karena itulah hakikat kehidupan. Berumah tangga, ada yang bilang sulit, namun apakah pilihan menjadi janda akan lebih mudah? Tidak juga. Sulit atau mudah, tergantung kemampuan kita memiliki supremasi atas setiap masalah. Kemampuan yang kita mohonkan dari Sang pemberi kekuatan dan cinta.

Jangan menyerah ya.
(Untuk seorang sahabat, yang semoga nyambung dengan artikel ini)
 

O,ya, anda boleh membagi pengalaman saat berjuang keluar dari permasalahan. Semoga menginspirasi pembaca lain.

Kisah lain ada di http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/12/suka-duka-jadi-konselor.html


Yang pada ke sini jangan lupa ikutan GA-ku ya. Pesyaratannya mudah kok. Lihat saja di: http://ida-nurlaila.blogspot.com/2013/12/give-away-resensi-buku-wonderful-husband.html

9 comments:

  1. Dalam pernikahan sangat dibutuhkan saling menguatkan ya mak...16th sy menikah yg namanya cobaan silih berganti ( ada diblog sy )...pd saat itu ada seorang kerabat berkata "klo aku jd kamu aku sdh minta cerai, gak kuat hidup spt itu"...Dlm hati sy cuma berpikir apakah klo sy cerai semua mslh akan selesai, bgm anak sy bl membutuhkan bpknya, bgm tanggung jwb sy kpd kluarga atas pilihan sy...sy kuatkan hati ini u bersma2 mengatasi mslh bkn lari dr masalah...alhamdulillah sp skrg rumah tangga kami baik2 sj dan suamipun tak prnh tau bahwa ada kerabat kami menyarankan spt itu..

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah bunda Irowati, semoga lulus ujian dunia akhirat. senang telah dikunjungi dan berbagi.Semoga keluarga yang yang dapat mengambil pelajaran, amin

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah pernikahan kami tahun Ini memasuki tahun ke 10.. usia yang cukup untuk saling mengenal satu sama lain.. indah rasanya bila kebahagiaan menyapa.. namun sebaliknya kala badai menerpa tak jarang menguras air mata.. alhamdulilahnya badainya jarang menyapa sih he he he..

    Membaca tulisan di atas semakin menguatkan hati kalo memang kitalah yg lebih berperan dalam membentuk keluarga yg kita idamkan.. kebaikan harus cepat dilakukan..jangan biarkan setan yg menang..

    Makasih ya Mba Ida atas pencerahannya... ;)

    ReplyDelete
  4. bagus banget mbak ida, buat yg lagi suntuk atau nyaris give up

    ReplyDelete
  5. Kapan ke solo Mbak..pengin ikut pelatihannya

    ReplyDelete
  6. postingan yang menyejukkan, bunda.. terimakasih udah berbagi :-)

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah kunjungannya. Terimakasih yang sudah meninggalkan jejak, ofi tusiana, Muktia farid, Ety Handayaningsing, Ghina fahra. lihat jadwal kami di postingan sebelumnya ya....

    ReplyDelete
  8. Selalu menyenangkan bisa membaca tulisan2 yang positif. Trims

    ReplyDelete
  9. makasih kunjungan dan komentrnya Kiran Yatmorejo

    ReplyDelete